Namaku Angela, usiaku 15 tahun. Aku berasal dari planet Andor di Galaxy Star dan Starlite adalah galaxy kembar bersebelahan beda 10 juta tahun cahaya. Yang membedakan disini mempunyai matahari tapi kecil. Sehingga planet Andor bersalju dan sangat dingin. Kami hanya mendapat kehangatan 5 bulan dari 24 bulan. rotasi perputaran di planet Andor cenderung lama. Jadi satu hari 48 jam dan satu tahun 24 bulan perhitungan Bumi. Sama seperti yang lain Oksigen menjadi persamaan sebagai bumi ke 2.
Berbeda dengan yang lain, walau ibuku ras manusia tapi sudah bercampur dengan ras lainnya tidak asli lagi, begitu pun ayahku bukan asli lagi dari planet Andor tapi sudah bercampur dengan ras lainnya. Planet kami terbuka bagi siapa saja. Ayahku seorang Raja di kerajaan Andor sedang ibuku Ratu di sini. Kehidupanku walau suasana dingin tetap hangat, karena kota kami selalu menggunakan pelindung. Aku hanya gadis biasa tidak mempunyai kemampuan apapun.Di planet Andor di huni 4 kerajaan besar, termasuk milik ayah. Sebenarnya semua masih bersaudara, sayang mereka sering berperang dan bertikai memperebutkan kekuasaan.
Aku punya kakak laki-laki yang akan meneruskan sebagai pengganti ayahku menjadi calon Raja. Sampai suatu ketika ayah memberitahu bahwa aku akan ikut misi ke planet Bumi tapi aku menolaknya. Untuk apa ? aku lebih suka tinggal disini. Semua yang kuinginkan semua terpenuhi. Banyak yang menjagaku karena aku seorang putri.
-------------
Inilah kegiatanku sehari-hari, aku bangun agak siang dan itu tidak ada melarang. Semua baju harus sudah disiapkan sebelumnya dari warna bentuk gaun, pokoknya semua berdasar keinginanku ! bila salah maka akan dihukum. Aku benci sayuran dan tidak suka yang manis-manis. Itu membuatku terlihat gemuk.
Aku juga jarang bergaul dengan rakyat jelata, lebih memilih bermain di istana. Semua sayang kepadaku dan melindungiku. Aku sebenarnya benci salju tapi apa mau dikata kalau iklim di sini di planet Andor seperti ini.
"Pluk ..." Seseorang melempar ku dengan bola salju ketika aku sedang bermain di taman penuh salju, dan aku tahu itu siapa. Dia Tom putra dari pelayan disini.
"Hei ... anak kurang ajar ! kamu mau ibumu aku pecat !" jeritku ini bukan pertama kalinya dia bertingkah seperti itu.
"Wew ... gitu aja nangis ! dasar cengeng !" ledeknya. Mataku melotot ke arahnya.
"Awas saja kamu ya !" aku pun pergi. "Cih ... untuk apa aku ladeni anak nakal seperti dia !" gerutuku.
"Pluk !" Kembali ada bola salju mengenai bajuku, mukaku memerah karena marah, tanganku terkepal.
"We ... we ... !" Tom mengejekku. Aku membungkuk dan mengambil bola salju dan melemparnya ke arah Tom tapi tak kena.
"Tidak kena ... we ...we !" dia menari sambil mengejek.
"TOM ...!!" tanpa diduga bola salju berterbangan di sekelilingku dan secara bertubi-tubi menghantam tubuh Tom yang kemudian terjerembab jatuh, aku tertegun tak percaya apa yang kulakukan, tanganku hanya menutup mulut.
"Nona !"
"Tom !" hanya itu yang aku dengar ... setelah itu aku pingsan.
----------
Aku terbangun ternyata pagi sudah menjelang, aku duduk mimpikah aku ? tentang kejadian kemarin ?"
"Selamat pagi nona !" Seorang pelayan datang menghampiri dan membuka gorden jendela kamarku sinar matahari hangat menerpa.
"Pagi !" jawabku, aku turun dan menuju kamar mandi, semua sudah dipersiapkan. Selesai mandi, aku memakai bajuku. Dan kemudian turun ke bawah.
"Pagi ayah ... ibu ... kakak !" ku sapa semua yang sudah duduk di meja makan.
"Tumben, bangun pagi !" ujar kakakku Joe, aku tertegun.
"Memang kenapa ? tidak boleh ?" tanyaku, dan meminum teh yang disediakan pelayan.
"Angela ! ayah minta kamu bisa mengontrol kekuatanmu !" tiba-tiba suara berat ayahku berkata.
"Maaf ayah ! Angela tidak tahu punya kekuatan !" Aku menunduk tanda menyesal.
"Ini bukan pertama kalinya adikku sayang ! masa kamu lupa ?" Aku melirik ke arah kakaku.
"Untuk itulah, besok aku akan memberikanmu seorang guru untuk mengajarmu tentang hal itu !" Ayah kembali berkata.
"Iya Ayah !" jawabku.
Sejak saat itu aku dilatih untuk mengontrol emosi dan kekuatanku untuk menggerakan benda apa saja. Yang selama ini sudah membuat orang lain celaka.
------------
"Ayah, aku akan terima misi itu !" jawabku suatu hari.
"Kenapa berubah pikiran Angela ?" tanya Ayahku.
"Aku tahu, disini aku dimanja dan dilindungi ! padahal aku menpunyai kekuatan yang bisa mencelakakan orang lain !" jawabku.
"Kalau begitu, besok kamu pergi dengan kakakmu ke kota Cedar !" aku tertegun, kota itu adalah daerah konflik yang ingin melepaskan diri dari kerajaan Andor.
"Baik ayah !" Jawabku walau tidak mengerti tugas ini apa ?.
Kersokan harinya kami pergi dengan kereta salju ke kota Cedar bersama kakaku, jaraknya tidak jauh dari kota Andor hanya satu hari dengan kereta salju. Tapi tetap berbahaya bagi siapa pun. Tentu saja ada pengawal yang menjaga kami. Dalam perjalanan tak ada pembicaraan yang berarti. Tak lama kami tiba di kota Cedar, kota ini sangat cantik sebenarnya, di kelilingi benteng tinggi dan banyaknya pepohonan.
Kotanya pun kecil tapi menarik walau salju menyelimutinya. Kami tiba di istana Cedar. Baru saja sampai kami di kejutkan bunyi sirine tanda musuh datang.
"Angela kamu disini saja !" jawab kakakku dan menuju benteng kota yang ditutup rapat, para prajurit bersiaga, tiba-tiba ratusan anak panah api terbang masuk ke dalam aku terkejut tanpa sadar ku gerakan tanganku bola-bola salju yang banyak terbang dan menyerang anak panah api. Semua seketika rontok.
"Bagus adikku kamu hebat ! coba lihat kekuatanku !" kak Joe berteriak dia pun melakukan hal yang sama denganku hanya bolanya lebih besar dan berhasil memukul mudur para pemberontak.
"Kak Joe punya juga ?" tanyaku terkejut.
"Tentu saja itu kekuatan kita, bisa menggerakan benda apa saja ! aku kesini membantu untuk mengatasi masalah disini ! ayah juga punya !" jelas kakaku dan itu membuatku tertegun, aku mengira gadis biasa saja, ternyata ...
--------------
Sejak itu aku semakin yakin akan kekuatan diriku yang ternyata lebih kuat dibanding kakak atau ayahku. Aku juga mulai berubah sikap dari sombong dan manja menjadi mandiri. Aku meminta maaf kepada Tom yang dulu pernah ku serang tempo hari, tapi dasar bandel dia tetap mengejekku.
Ayah akhirnya setuju untuk aku ikut misi. Ibuku jarang membicarakan planet asalnya yaitu planet Bumi, yang diingat hanya sedikit memori saja. Aku pun menjadi penasaran. Tanpa diduga aku menemukan sesuatu di perpustakaan kerajaan judul buku itu Earth dan ketika membuka dan kubaca ? aku tertegun dan tak percaya aku melihat siapa penulisnya ternyata itu ibuku sendiri ?
Loh, bukannya ibu tak ingat tentang planet Bumi ? lalu kapan dia menulis buku ini ? tak ada tahun yang tertera di buku ! ada apa ya ? sebenarnya, aku menjadi penasaran sekali ... Apa aku harus bertanya kepada ibuku tentang buku ini ? hmm ... aku akan simpan saja buku ini ...
Bersambung ...