Ruangan perawatan VIP itu tampak sangat nyaman, tapi jujur saja, Marshal sama sekali tidak merasa nyaman. Ia ingin kabur dari sana untuk menghindari Ika. Akan tetapi, tak ada yang bisa ia lakukan selain menghadapi Ika seorang diri.
Seandainya Milly ada di sini, ia tidak akan merasa secanggung ini. Sang perawat baru saja keluar dari ruangan. Kini, Marshal hanya berdua saja dengan Ika.
Nyalinya sungguh ciut. Ia menyibukkan diri dengan mengganti-ganti saluran TV. Lalu ia duduk di sofa, menjauh dari pandangan Ika.
Sepertinya Ika menoleh ke samping mencari-cari Marshal. Ia terdengar seperti yang mengerang sambil gelisah. Marshal jadi panik. Ia sudah menelepon orang tua Ika untuk datang ke rumah sakit. Setidaknya butuh waktu paling cepat dua jam hingga mereka tiba di rumah sakit.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com