Kini giliran Martin yang mendesah. Rasanya ia seperti yang diserang oleh alat kejut jantung selama berkali-kali. Jepitan Lupita di dalam tubuhnya terasa seperti yang mengulum erat senjatanya.
Di dalam sana terasa hangat dan licin. Senjatanya keluar masuk dengan riang gembira tanpa ada kesulitan.
"Aku tak tahan lagi, Lupi. Aku bisa … meledak."
"Jangan dulu!" teriak Lupita histeris.
Ia segera mencabut dirinya dari Martin. Ia memberi Martin waktu sebentar untuk beristirahat. Keperkasaannya terasa geli bagaikan diterjang ombak yang sangat besar. Martin terombang-ambing di dalamnya, pasrah mengikuti arus air.
Lupita kemudian berdiri di depan cermin. Martin mengikutinya dan berdiri di belakangnya. Lupita memajukan tubuhnya ke depan sambil berpegangan pada tembok di kiri kanan cermin.
Martin bisa melihat payudara Lupita yang menggantung tertarik gravitasi bumi. Ia memasuki Lupita dari belakang. Ia sempat mengalami kesulitan karena ia tidak tahu harus masuk ke sebelah mana.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com