webnovel

The Return of Baphomet

Horror
Completed · 104.3K Views
  • 277 Chs
    Content
  • ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

(Sebuah karya hasil pemikiran edan lengkap dengan bumbu sastra, menunggu dinikmati oleh para pemikir di luar sana) Bayangkan, kau terlibat dalam sebuah perangkap ilusi yang dikendalikan oleh sesosok makhluk dari masa lalu. Dia memintamu untuk melakukan prosesi ritual kuno yang tak pernah dilakukan siapapun. "Ini demi kebaikan umat manusia," ujarnya. Sebagai imbalan, kau akan mendapat segala hal luar biasa yang bahkan tidak mampu kau pikirkan. Namun, masalahnya dia sudah memberimu anugerah itu sebelum kau berkata ya. Kau juga telah merasakan kenikmatan yang didapat dari anugerah tersebut. Alhasil, kau terikat dengan sosok ini sebelum kau menyadarinya. Kini, dia meminta bagiannya. Lakukan apa yang dikehendaki, atau keselamatan seluruh umat manusia dipertaruhkan. Itulah yang terjadi pada dua remaja malang ini. Mereka belum sempat melihat dunia sebagaimana mestinya, tetapi keadaan membuat mereka terjebak dalam kegelapan. Setelah ini berakhir, entah keduanya akan selamat atau tidak. Yang jelas, walau keberuntungan berpihak pada mereka, kehidupan takkan pernah sama lagi. Selamanya.

Tags
7 tags
Chapter 1Ruang Hampa

Tempat itu terlihat seperti kegelapan murni. Sejauh mata memandang, segalanya tampak suram dan kosong. Namun, anehnya kaki ini masih berpijak di bumi atau semacamnya. Kurasakan sesuatu masih menarikku ke bawah hingga tubuh dapat melangkah walau hanya sekejap. Detik itu masih kuanggap diriku hanya seorang saja, sampai suatu ketika telinga menangkap bisikan halus dari udara. Suara itu terdengar sangat pelan, aku hampir mengira itu hanya ilusi akibat dari reaksi kimia di otak. Tapi, tak lama kemudian segalanya menjadi sedikit tercerahkan.

Agak jauh dari tempatku berdiri, sebuah sorot cahaya kemerahan mengenai dua sosok berjubah hitam. Mereka duduk bersilah saling berhadapan satu sama lain, terpisahkan sebuah buku bersampul kulit biri-biri. Jari-jari itu, aku belum pernah melihat simpul jari serumit itu. Kebanyakan okultis bersemedi di tempat yang menyatu dengan alam, lain halnya dengan para inisiat atau pengikut sekolah rahasia. Namun, kulihat tak satupun dari mereka memiliki tanda-tanda semacam itu. Perasaan haus akan kebenaran membawa langkahku untuk mendekati mereka.

Lalu, sebuah sigil menghalangi niatanku. Rasanya seperti sebuah dinding pembatas yang menghalangimu mendekati kedua sosok ini. Baiklah, kurasa diri ini hanya bisa melangkah sampai di sini. Pandanganku langsung teralihkan oleh sigil cantik nan elok yang memukau mata siapapun yang melihatnya. Tepat di depan tempatku berdiri, garis lengkung sempurna dibuat membentuk lingkaran. Terlihat pula huruf-huruf Enochian, aksara para makhluk surgawi, tersusun rapi dengan ketepatan luar biasa mengikuti lengkungan garis terluar. "Sallendha," begitulah kedengarannya jika itu diucapkan.

Lalu, terlukis pula lingkaran kedua dengan kelengkungan yang sama tepatnya. Terlihat tiga buah simbol aneh di tengah. Seperti gabungan huruf "X" dan "V," angka "2" terbalik, serta kerangka layang-layang dengan bangun segitiga yang belum selesai dibuat. Ya, kau harus melihatnya sendiri jika imajinasimu tak cukup liar untuk memikirkannya. Yang jelas, posisi ketiganya jelas sangatlah estetik dan entah kenapa kedua mataku tak mampu berpaling darinya. Seolah-olah sigil ini dibuat oleh tangan malaikat.

Hampir terlupakan dalam pikiran, dua sosok berjubah itu masih dalam posisi yang sama. Lebih tepatnya, mereka duduk di atas simbol aneh itu. Sigil ini mungkin berdiameter tiga kali tinggi pria dewasa, cukup besar untuk sebuah prosesi spiritual. Kini, sudah jelas bisikan halus yang kudengar sedari awal berasal dari mereka berdua. Setelah menyimak lebih seksama, kusadari jika mereka hanya mengulang mantera yang sama terus menerus. Kata mereka, "Sala Orzae Koz Na."

Tak lama berselang, sebuah spekulasi melintas di benakku. "Mereka memanggil sesuatu."

Angin berhembus membawa kehangatan, cahaya kemerahan berubah menjadi putih bersinar di tengah kegelapan. Dari sana pula muncul sesosok lain dengan sepasang sayap, itu membentang luas hingga bayangannya menaungi kami semua. Sosok ini tentu sangatlah berbeda dari dua yang lain, pemikiranku tak sampai untuk menggambarkan dirinya. Lagipula, cahaya itu membutakan pandangan sepenuhnya. Tapi, aku masih bisa merasakan kehangatan yang dibawa olehnya. Sampai suatu ketika tempatku berpijak tiba-tiba saja dilanda goncangan, saat itu pula udara berhenti bergerak, meninggalkan suatu perasaan gusar yang sungguh menyiksa.

Kini, kehangatan telah tiada bersamaan dengan perginya angin menuju antah-berantah. Masih dibutakan oleh kilau sinar, tanganku berusaha meraba bumi dan mengambil jarak dari mereka semua. Seiring berjalannya waktu, kesejukan udara berganti dengan hawa panas yang hampir membakar kulit. Setelah dirasa cukup jauh, kubuka kembali mataku perlahan dan mendapati sang sosok bersayap tengah berjalan mengitari dua sosok berjubah, mengikuti garis yang telah terlukiskan pada sigil aneh itu. Lalu, beberapa saat kemudian bisa kucium aroma sesuatu yang sedang terbakar.

"Cahaya putih tak selalu pertanda baik," gumamku pelan.

Benar saja, sesaat kemudian kudengar pekikan keras nan memilukan berasal dari dalam lingkaran itu. Aku berani bertaruh jika jiwa keduanya sedang sangat tersiksa. Namun, hanya orang idiot yang memanggil sesuatu dan malah akan menjadi penyebab kejatuhannya. Jadi, mengapa mereka memanggil si sosok bersayap itu?

"AYAH!"

Aku bisa mengenali suara itu di mana pun dan sekarang ragaku hancur ketika mendengarnya.

"Kaukah itu, Nak? Tapi bagaimana ...." Pekikan kesakitan itu kian memekakkan telinga. Penderitaan yang mereka rasakan, seperti memngingatkanku akan satu hal. Sigil menawan, buku sampul kulit biri-biri, simbol aneh, dan mantera itu, semuanya merujuk pada sebuah ritual. Tak seorang pun berani melakukannya karena memiliki resiko yang terlalu besar. Bahkan jika seluruh umat manusia menanggung beban yang sama, itu tidaklah cukup. Bisa dibilang seandainya ritual berjalan ke arah yang salah, alam semesta pun tak siap menerima itu. "Tidak!"

Diri ini berusaha bangkit dan berlari sekuat tenaga menuju lingkaran itu. Bisa ditebak apa yang terjadi selanjutnya, dinding pembatas itu takkan pernah bisa ditembus oleh seorang manusia biasa. Yang bisa kulakukan hanyalah berlutut dengan kepala tertunduk. Ya, kulitku terasa makin terbakar api kebangkitan si sosok bersayap. Namun, rasa sakitnya tak sebanding jika disandingkan dengan suara pekikan mereka berdua. Mengetahui jika salah satunya merupakan darah dagingku sendiri, rasanya seperti nurani tersayat habis.

"Tapi, anakku tidak akan melakukan hal semacam ini." Keyakinan yang sama pun muncul setelah sekian lama. Dengan kebulatan tekad, kutegakkan wajahku dan melawan. "Dia mengetahui tempatnya dalam lingkaran kehidupan! Kau hampir saja membodohiku, Raja Kegelapan! Penyamaranmu telah sia-sia. Bahkan sekuat apapun kau mencoba berpura-pura menjadi salah satu penghuni surga, kita semua tahu kau bukanlah salah satunya dan tidak akan pernah!"

Kupikir tubuhku tiba-tiba saja terlempar sejauh beberapa meter setelah kuselesaikan hujatanku barusan. Kini kondisi fisikku benar-benar melemah karena telah memaksakan diri mendekati cahaya itu. Aku pun terkapar tak berdaya. Untuk sejenak segala harapan perlahan mulai sirna. Sesuatu telah diambil dari jiwaku, sesuatu yang sangat ... sangat berharga. Apa boleh dikata, aku hanyalah manusia fana. Tapi, aku tahu dia akan menanggapi perkataanku.

Dia sangat murka. "Inisiat Rendahan! Tidak ada yang bisa lolos dariku sejak bermulanya waktu, jika aku menginginkan anakmu tiada maka itulah yang akan terjadi!"

Menantang musuh terbesar langit semenjak masa penciptaan, itu terdengar sangat nekat. Bahkan bala tentara Tuhan berpikir dua kali untuk menghadapinya, apalagi hanya seorang saja. Namun, tentu saja setiap yang hidup pasti akan menemui ajal. Tugasku hanyalah mengingatkannya akan hal itu.

Dengan sisa tenaga yang kumiliki, kukatakan padanya sesuatu yang mungkin belum pernah dia dengar sebelumnya. "Ketahuilah jika kau tetap seorang makhluk. Dia yang memiliki segala kekuatan telah memberi anugerah yang hanya dimiliki oleh kaumku. Kami mungkin pendosa munafik, tapi itulah yang membuat kami terangkat. Karena aku keras kepala, maka walau terasa mustahil, kau takkan bisa menyentuh putraku ...."

Api putih menyorotkan sinar tajamnya hingga mampu menjangkau batas-batas ruang hampa. Lalu suasana berubah drastis, kembali dalam kegelapan murni nan abadi. Dalam sekejap segalanya ... hangus terbakar.

You May Also Like

(In)Sanity

*(R-18)!!! Yuna Akari, Sejak kecil sudah sendiri. Dia selalu sendiri dan tidak pernah ada seorang pun yang ingin bersamanya. Dia selalu di nilai aneh dan sangat Misterius dengan perban yang membalut beberapa bagian tubuhnya. Dia di jauhi, Tidak dicintai, dan tidak di pedulikan. Kedua Orang tuanya mencampakkannya. Orang-orang menjauhinya. Membuatnya selalu..Menyendiri. Yuna Akari memiliki masalah Mental yang sudah ada di dalam dirinya semenjak kecil, Yaitu merasakan rasa bosan yang amat cepat. JikaYuna tidak melaksanakan Hobinya setiap waktu yang sudah ia tentukan, Maka Yuna akan..Menjadi…GILA! Dan jika ada yang berani untuk menyakitinya, Yuna juga akan menjadi…GILA! Dari kecil ia sudah memiliki hati yang Kosong, Hampa, yang tidak dapat di isi oleh siapa pun. Lalu, Dia bertemu dengan seorang Malaikat. Seseorang yang dapat mengisi hatinya yang kosong dan hampa. Seseorang yang dapat menenangkan dirinya dari masalah Mentalnya. Tapi jalan untuk mendapatkannya tidak lah mudah. Selalu saja ada seseorang yang ikut campur dengan Malaikatnya. Selalu saja ada orang yang mendekati Malaikatnya. Selalu saja ada orang yang menghalangi jalannya untuk mendapatkan Malaikatnya. Dan orang-orang itu membuat Yuna Akari iritasi. Yuna akan melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan Malaikatnya. Yuna akan melakukan berbagai macam cara untuk menghentikan orang-orang yang mencoba untuk mendekati Malaikatnya. Itupun jika dia harus.. MENYAKITI MEREKA SEMUA! Itupun jika Yuna harus… MEMBUNUH MEREKA SEMUA! ..Mereka tidak punya pilihan lain. ..Malaikatnya Harus menjadi miliknya. ..Menjadi milik Yuna Akari.

FHNorai · Horror
Not enough ratings
41 Chs

INDIGO

[REAL STORY] [KISAH NYATA] 1. Jikalau kamu merasa tidak memiliki kepercayaan akan hal diluar akal manusia maka jangan baca buku ini. 2. Karena buku ini berisi tentang ceritaku, yang tidak masuk akal. 3.Tapi Jika kamu merasa ingin tahu maka bacalah. 4. Aku tidak akan melarangmu untuk berkomentar atau tidak. Itu hak asasi kamu. 5. Pesanku untukmu. Mereka yang tidak terlihat, tidak seperti yang kalian bayangkan. 6. Takutlah pada dirimu sendiri. =============== Hmmm bisa di bilang aku sama seperti yang dimaksud. Aku bisa melihat mereka, aku bisa berkomunikasi dengan mereka, aku bisa melihat masa depan seseorang, aku bisa melihat masalalunya dan apa perasaannya sekarang. Dan aku bisa melihat kejujuran sesorang. Mungkin jikalau kalian merasa enak menjadi diriku. Kalian salah. #Indigo #Indrake6 #horor #Real #Ceritanyata #Supranatural -------------------------------- Ejh (Nama Samaran) adalah Anak normal pada umumnya, tetapi sebuah kejadian yang sangat tidak dia inginkan menghampiri kehidupannya. Setelah dia tahu bahwa dia adalah keturunan dari INDIGO, dia menjadi resah dan tidak bisa menerimanya, berbagai cara dia lakukan agar dia bisa menjadi normal kembali. Dan melihat mereka yang tak kasat mata sudah menjadi makanan sehari-hari untuknya. Berbagai macam kendala dia dapatkan mulai dari gangguan dari makhluk yang tidak terlihat hingga Mati Suri pun pernah dia alami. Cuma satu kuncinya, bersyukur dan menerima sebuah karunia yang sudah dia dapatkan adalah kunci untuk mengontrol semuanya. (REAL STORY) --------------------------------- Di Dalam kisah ini semua yang terjadi adalah nyata (Tergantung Dari Kepercayaan Si Pembaca, Percaya Atau Tidak Itu Masalah Si Pembaca) dan ada memang beberapa kejadian yang di lebih minimalisir di ceritakan karena kejadiannya yang memang terlalu tidak masuk akal. Semua tokoh dan nama adalah asli, terkecuali beberapa nama yang disamarkan karena permintaan dari pihaknya sendiri. Dan nama tempat yang ada adalah asli terkecuali beberapa tempat yang memang tidak bisa di sebutkan namanya. Semua Kejadian berdasarkan Pengalaman Si Penulis. Kisahnya yang di mulai dari SMP sampai Sekarang Ini. --------------------------------- Copyright 2019 : 1996Tama

1996Tama · Horror
4.9
246 Chs
Table of Contents
Volume 1 :Kebangkitan Kegelapan
Volume 2 :Bulan Purnama Merah
Volume 3 :Invasi Kegelapan