webnovel

Kurva 14 - Keinginan Terakhir

28 Juni 2025, Jam 4 Sore. Waktu Tokyo.

Jepang sudah diujung maut, ternyata jejak Bom terdeteksi. Aku bangun dari ruang kontrol namun tidak menemukan dimana Haruka. Aku melihat keluar terjadi kehancuran dimana-mana yang jauh lebih parah dari sebelum aku pergi ke masa lalu.

Sebentar, kenapa aku bisa pergi ke masa lalu? Aku harus cari Tsukasa-senpai dan Yurika!

"Akihito-kun..."

Terdengar suara lirih.

"Tsukasa-senpai! Apa yang terjadi?"

"Maaf jika aku belum cerita, aku memutuskan untuk menghubungkan otakmu dan seluruh tubuhmu untuk melakukan Wide Awakening. Kami ingin mencoba semua proses Wide Awakening, dan akhirnya Akihito-kun kembali. Wide Awakening ini sudah dilengkapi Absolute Adjustment, saat ini kamu sudah punya bulu biru dan telur yang sudah diprint lewat printer 3D. Haruka ada di ruang kontrol sebelah, tolong bangunkan dia. Aku tidak bisa apa-apa lagi. Yurika sudah mati terkena tembakan dari Helel. Helel kesini kemarin dan mencoba menghancurkan Laboratorium tapi entah kenapa Lab ini khususnya ruang kontrol tidak dapat dihancurkan. Maafkan aku..."

Tiba-tiba Denyut Jantung Tsukasa-senpai menghilang.

"Tsukasa-senpai!!!"

Aku harus menemui Haruka! Aku berlari sebisaku menuju ruang kontrol sebelah.

"Haruka!"

"Akihito!"

"Ayo kita akhiri semua ini! Dua protokol sudah dimasukkan Tsukasa-senpai."

"Berarti tinggal buku catatanku dan juga catatanmu serta bulu burung waktu. Oh iya Telur ini mau dikemanakan?"

"Aku akan bawa ke inkubator agar dia menetas."

Aku meletakkan telur tersebut ke inkubator. Kemudian meletakkan buku catatanku dan catatan Haruka ke dalam book set Komputer Kontrol.

Haruka meletakkan Bulu itu ke scan set Komputer Kontrol.

Encryption 100%

Hebat, langsung berhasil.

"Akihito-kun, sambungkan ke radio elektromagnetik!"

"Oke."

Aku mengatur sambungan ke radio elektromagnetik agar dapat menjangkau satelit dan antena yang ada di seluruh jepang yang masih aktif.

"Baik kita akhiri semua ini, Haruka!"

"Ayo tekan tombolnya."

Aku menekan tombol start!

"Sayang..."

Aku mendengar suara yang sangat familiar bagiku.

"Akihito-kun, kenapa berhenti? Ayo scan bulu ini!"

"Haruka... Suara ini?"

Mana?!

"Aku kembali, maaf telah menunggumu selama lebih dari 3 tahun..."

"Akihito-kun?!"

Aku terdiam, aku melihat wujud Mana, kembali, tepat seperti waktu itu...

"Akihito-kun?!"

Haruka berusaha mengingatkan aku tapi entah kenapa aku hanya bisa terus mendengar perkataan Mana-chan. Jelas, Mana-chan adalah istriku. Betapa kagetnya aku dia bisa kembali.

"Kamu bukannya, mati kecelakaan?"

"Betul. Tapi aku kembali, menunggumu selama 3 tahun untuk bertemu denganmu disini setelah semuanya hancur."

"Maksudmu?"

Aku tak bisa berdaya apa-apa...

Aku terus mendekatinya, hingga...

Aku melihat... Mana Tendou ini...

Mana Tendou ini memiliki rambut kuning, tidak seperti rambut Mana seperti biasa. Matanya merah.

"Akulah yang merencanakan semua ini dari awal, Helel itu adalah aku. Aku memakai alias Helel Nogawa sebagai perantara aku untuk mengetahui kondisi kamu saat ini."

"Tidak mungkin."

"Aku membuat semua konspirasi illuminati dan semuanya ini demi menimbulkan riuh gaduh seluruh dunia sehingga akan saling menghancurkan. Karena aku sangat menyayangimu, aku ingin menghancurkan dunia ini sehingga kita berdua menjadi adam dan eve yang baru."

"Kau bukan Mana!"

"Aku adalah Mana. Mana yang sudah mengalami berbagai kepahitan hidup setelah 3 tahun yang lalu, aku menunggu saat ini. Selama 3 tahun aku mengawasimu. Aku mengubah identitasku dan gaya rambutku hanya untuk mengaburkan kabar agar Mana Tendou dianggap mati. Aku bilang ke Tsukasa, jangan umbar ini rahasia tapi bodohnya dia, dia umbar rahasia ke tim. jadi aku bunuh mereka semua."

Aku berusaha lari darinya. Dia sudah bukan Mana-chan yang aku kenal.

"Akihito-kun! Menghindar dari dia!" ujar Haruka.

"Kau hanya seorang Lilith, Haruka. Kau bahkan tak tahu bagaimana memperlakukan Akihito-kun dengan baik, ingatkah kamu?!"

"Lilith? Jangan kau putar balik dunia ini dengan semua omong kosong impianmu!"

Mana dan Haruka memang dari dulu selalu berlawanan. Mereka memiliki pandangan yang berbeda mengenai kehidupan. Mana ingin mengejar mimpi sementara Haruka ingin menerima realita.

"Ini memang kesalahanku dari awal. Pada akhirnya semua akan berujung kepada kita berdua, Mana-chan."

"Akihito-kun, maksudmu?"

"Ambil bulu ini, scan di komputer."

"Aku... tidak bisa bergerak..."

Kenapa?! Mana menggunakan sihir untuk membuat Haruka tidak bergerak.

"Aku sudah bilang, aku yang menguasai semua di bumi saat ini, kamu tidak bisa apa-apa, Lilith!"

"Diam kau, Mana-chan!"

Terpaksa...

Maafkan aku Haruka.

"Mana-chan..."

"Ayo ikut aku."

I will make it right.

"Aku bukan merah, bukanlah kuning, aku adalah biru. Berubah!"

"Akihito-kun!" seru Haruka.

Timbul halo diatas kepalaku. Pedang kuning yang aku pegang disebelah kananku. Dan seluruh pakaianku menjadi berwarna biru bersayap biru putih. Seperti malaikat.

"Maafkan aku, Aku sayang kamu, tapi kamu harus aku kalahkan."

Rambutnya berubah menjadi putih, matanya menjadi merah, sekujur tubuhnya membentuk siluet dua phoenix dengan sayap berwarna merah. Inilah bentuk asli Mana Tendou, istriku yang sama sekali aku tidak ketahui.

"Ayo lawan aku."

Tang! Tung!

Bunyi Pedang yang saling berbenturan. Haruka hanya melihat dari jauh.

"Kau tahu Akihito-kun? Akulah yang juga merencanakan agar Shigure membunuh Jenderal Moriyama.

---

Flashback start: Mana's Point of View

26 Juni 2025 Jam 4 Sore waktu New York.

Saat ini aku berada di ruang meeting rahasia Komite 300.

"Mengingat kita sudah di Amerika sekarang, apakah persiapan lainnya sudah selesai?"

"Nona Helel, persiapan sudah siap 85%. Wide Awakening akan diluncurkan dalam waktu beberapa hari lagi." ujar asistenku, Rin.

"Bagus. Kerja bagus. Aku akan minta Jason Rothschild menjaga Bank Federal. Aku malam ini akan menghadap keluarga Rothschild. Aku yakin MANA tidak akan tinggal diam. Mana Tendou bukan orang sembarangan. Akihito pasti sudah menemukan surat dari Mana." lanjutku.

Aku mengambil buku yang berjudul Protokol Zionis. Aku memakai aliasku sebagai Nona Helel, padahal akulah Mana-chan yang memberikan surat ke Akihito-kun.

"Ini adalah panduan kita. Tidak boleh metode Wide Awakening itu melenceng dari sini. Jika melenceng kita akan ancam Akihito-kun."

"Dan aku akan buat dia ternganga dengan pistol yang akan kuletakkan di kepala dia. Bocah itu tidak akan selamat. Bocah lemah itu bukan apa apa tanpa Mana Tendou. Dia hanya semut kecil yang bisa diinjak." lanjutku.

"Tapi yang mulia, Akihito-kun sudah banyak berubah. Dia bukan si bocah dungu yang kalian ketahui. Dibelakangnya ada komputer itu." ujar Rin kembali.

"Apa?? Komputer? Menarik."

Sepertinya Akihito-kun sudah bisa benar benar mengoperasikan laboratorium, ia pasti sudah berhasil regresi dan time leap.

"Nona, kita tak bisa main main dengan Lab. Mereka bukan orang sembarangan." lanjut Rin.

Rin melihat ke arah Shigure yang sedang menopang dagu. Sedang berpikir cara.

"Apa rencanamu, Shigure?" tanya Nami.

"Rapat selanjutnya aku sepertinya punya rencana yang bagus dan relevan." jawab Shigure tenang.

"BAGUS SEKALI." ungkapku.

Jam 8 malam, aku pergi menghadap keluarga Rothschild, aku menghadap dosen pembimbingku sendiri, Rina Ayasaki, istri dari Jason Rothschild.

"Ayasaki-sensei, semua sudah aku lakukan sesuai rencana."

"Mana, ya? Penyamaranmu tampak berhasil. Saat ini Akihito-kun berada di Amerika. Apa rencanamu?" ujar Ayasaki-sensei membelakangi Mana-chan melihat semua gerak-gerik Dewan Keamanan PBB lewat ruang kontrol.

Aku pun menjelaskan rencanaku yang sebenarnya.

"Aku akan membunuh semua anggota Dewan Keamanan PBB kecuali perwakilan dari Jepang. Aku juga akan membunuh semua anima animus serta the beast. Sementara itu, aku akan kerahkan pasukan untuk membumihanguskan Jepang, aku berharap tak ada satupun direksiku yang tersisa."

"Kamu benar benar berkeras untuk menjadi Eve ya?"

"Apapun yang terjadi, berapa banyak dikorbankan, demi Akihito-kun aku akan lakukan."

"Masih keras kepala ya. Lakukan sesukamu."

"Terimakasih, sensei."

Aku pergi meninggalkan ruang kontrol untuk kembali mengadakan rapat.

Jam 10 malam, Ketika semuanya telah berkumpul, aku memulai rapat.

"Semuanya, salam pembebasan dari ketertindasan oleh Goyim!" ujarku.

"Baik. Saya akan mulai. Pertama-tama marilah kita ucapkan puji dan syukur kehadirat Lucifer, sang pembawa Cahaya yang menyinari bumi dan langit, atau Azazil, malaikat abadi yang taat dan menjadi Tuhan Penyejahtera kita. Salam tak lupa kita haturkan kepada Beelzebub, Astaroth, Satanachia, Lucifuge dan junjungan lainnya. Salam hormat kepada saya, Ketua Komite 300, Helel Nogawa demi darah yang disucikan dengan darah Lucifer sang penerang." sambutku.

"Hari ini kita akan bahas finishing plan dan eksekusi hari esok. Shigure? Bisa laporkan?"

"Saya sepertinya punya pikiran yang sama denganmu, Yang mulia. Saya akan manfaatkan Rin untuk mengambil 2 protokol itu." ungkap Shigure.

"Bagaimana bisa kita ambil protokol itu dari Akihito-kun? Sedang disana ada Akihiko?!" tanya Rin.

"Sangat mudah. Mental Akihiko mudah jatuh. Aku bunuh Jenderal Moriyama." ujar Shigure.

Semuanya terdiam.

"Aku akan benar benar membunuh Jenderal Boneka itu." lanjut Shigure.

"Kamu akan tampak membelot jika seperti itu." ujar Rin.

"Tidak, semua sudah sesuai rencana kan, Yang Mulia?"

"Shigure benar, aku akan melakukan hal tersebut. Jangan sampai Akihito-kun terbunuh. Dia adalah aset Illuminati." ungkapku.

Shigure dan Rin mengangguk.

Setelah itu terjadi pertempuran di Ruang DK PBB. Setelah itu aku bergegas menuju Jepang. Aku melakukan bom terhadap beberapa kota di Jepang, aku ingin jangan sampai ada yang tersisa.

Aku pun mendatangi Lab. Sesuai rencana semua sudah mati kecuali Tsukasa dan Yurika, mereka masih bisa kuhubungi ternyata, mereka tidak percaya tapi inilah kenyataannya, aku masih hidup.

Aku turun dari Porscheku. Dan berjalan menuju Laboratorium. Kulihat memang semua yang sudah ku bangun hancur, tapi aku lebih takut kehilangan Akihito-kun.

3 tahun ini aku benar benar butuh perjuangan dan aku merencanakan memang untuk kembali bersamanya lagi. Setelah kecelakaan, Aku ditemukan oleh cowok yang menjadi suamiku setelah Akihito-kun, hidupku tidak bahagia. Aku disiksa, aku dipermainkan dan diperas, dipaksa suntik hormon. Aku sudah bukan Mana yang baik dulu. Aku merasa malu dengan diriku.

Tapi dengan begitu kenapa tidak aku jadi jahat saja sekalian? Oleh karena itu aku menemui Ayasaki-sensei dan dibai'at menjadi Pengikut Illuminati.

Aku tidak mau kehilangan Akihito-kun, aku ingin balas dendam pada dunia yang sudah memperlakukanku juga dengan jahat. Aku akan melenyapkan seluruh manusia di Bumi dan menyisakan aku dan Akihito-kun saja agar bisa menjadi pembuat generasi baru di Bumi. Dengan kekuatan yang diberikan oleh Illuminati, aku sudah dapat sampai pada tahapan ini.

Aku sudah membunuh seluruh manusia yang ada di bumi, tidak peduli siapapun. Ini semua demi kehidupanku dengan Akihito-kun.

"Aku harus naik ke atas, membunuh Tsukasa dan Yurika, lalu bertemu Akihito-kun. Aku harap hanya dia sendiri disana."

Sesampainya aku diatas, aku bertemu dengan Tsukasa dan Yurika.

"Mana-chan?" ujar Tsukasa memastikan

"Dia, Mana-chan? Tapi tidak mungkin, dia sudah mati." ujar Yurika juga

"Aku masih hidup, Bagaimana Akihito-kun?"

"Akihito-kun sedang dalam proses Wide Awakening, ketika tidur aku masukkan dia ke mode itu. Sesuai perintahmu di pesan video yang kamu tinggalkan di ruang kontrol."

"Sesuai rencana."

"Hentikan ulahmu, Mana! Aku tahu kau adalah dalang dibalik semua kekacauan ini." ujar Yurika

Dor!

"Yurika!!"

"Kau pengkhianat, kau membongkar identitasku pada Yurika! Kau harus mati."

Dor!

Aku akan menunggu Akihito-kun diluar.

Flashback end

---

Tang!

Tung!

Aku dan Mana-chan masih bertarung, dengan muka setannya itu dipenuhi oleh obsesi demi obsesi, Aku akan tetap melawannya.

"Menyerahlah Akihito-kun, pada akhirnya semua akan kembali ke kita berdua. Aku jugalah yang membuat Haruka mengalami Wide Awakening tanpa pulang agar dia bisa kubunuh bersamaan dengan hancurnya Laboratorium ini. Aku sudah pasang detonator bom di sekujur Lab. Pada tanggal 28 Juni 2025, Pukul 18:28:25, Seluruh Laboratorium ini akan hancur."

"Aku tidak akan pernah kembali ke masa lalu, jika kamu memang berubah menjadi seperti ini."

Haruka hanya melihat. Ia bingung bagaimana caranya, entah yang dia rasakan kecewa yang membumbung tinggi, juga cemas karena Nyawa Akihito-kun sedang diujung tanduk.

Jika dia tidak bertindak, maka usaha dia selama di dimensi sebelumnya akan sia-sia.

Ia mencekikku

"Ikut denganku! Akulah yang tahu kamu itu siapa, semua tendensimu, semua nafsumu, aku bisa puaskan semua itu! Kamu ikut denganku dan jadilah Adamku." ujar Mana mengerahkan seluruh kekuatannya. Mana-chan menggunakan sihir hipnotis.

"Akihito-kun, jangan dengarkan!"

---

Flashback on: Haruka's Point of View

"Akihito-kun, kamu... Jika ingin pergi maka tolong katakan kepadaku."

"Haruka? Kenapa?"

"Aku ragu dengan pernikahan kita."

"Kenapa ragu?"

"Aku takut kamu tidak jadi menikah dan juga jadian dengan Mana-chan."

"Mana-chan sudah masa lalu buatku."

"Aku harus bilang bahwa aku juga tidak bisa berbuat banyak kecuali kamu yang berjuang. Aku tidak bisa berjuang, aku ini perempuan."

"Kamu punya itu. Kamu punya kekuatan untuk berjuang." ujarku.

Ia pun menutup matanya merenungkan sesuatu.

"Akihito-kun, aku janji aku akan juga ikut berjuang disaat kamu ikut berjuang."

Flashback end

---

Wushhhh

Muncul cahaya kuning abu-abu dari sekujur tubuh Haruka.

Jangan-jangan dia Awakening juga.

Ia memiliki sayap putih abu yang indah.

"Mana-chan aku akan selesaikan ini denganmu!" seru Haruka.

"Haruka?"

Stab.

Haruka memanah tepat di jantung Mana-chan. Kekuatan Mana-chan seketika menyusut dan mulai menghilang.

"Haruka!" seru Mana-chan.

Mana-chan tidak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri.

Aku segera menghampiri Mana-chan, kubaringkan dia.

"Akihito-kun, maafkan aku."

"Aku sudah maafkan kamu. Kenapa kamu harus kembali menjadi jahat? Apakah dengan kondisi kamu yang sekarang aku tidak menerimamu? Aku sudah pernah menerima Manami jadi jangan pernah kamu judge dirimu lagi. Kamu itu orang baik yang jatuh di tempat yang salah."

"Aku malu dengan diriku sendiri. Aku sudah membunuh semua manusia kecuali kamu dan Haruka."

"Sekarang semuanya selesai. Kita sudah baikan kembali, Aku sayang kamu, Mana-chan."

"Aku sayang kamu, Akihito-kun."

Mana tiba-tiba kehilangan detak jantungnya. Ya, dia sudah mati.

Aku memeluk Mana-chan untuk terakhir kalinya lalu membaringkannya lagi. Aku menghampiri Haruka setelah itu.

"Haruka, terimakasih telah banyak menolongku, aku memang payah."

"Kamu sudah berjuang."

Haruka tiba tiba jatuh.

"Haruka?!"

Tidak terdengar denyut apa-apa dari Haruka. Haruka!! Haruka meninggalkanku.

---

28 Juni 2025, Jam 6:13 Sore. Waktu Tokyo.

Aku hanya tinggal sendiri, orang tua dan keluargaku sudah dibunuh oleh Mana-chan.

Semua teknologi sudah musnah kecuali laboratorium ini yang masih beroperasi.

Aku akan lakukan tugas terakhirku.

Aku letakkan di tubuhku perangkat Wide Awakening, lalu aku scan bulu burung biru itu.

COPYING SOUL DATA... 50%

75%

95%

98%

100%

Aku sudah melakukan hal yang benar.

Aku mengambil jasad Mana-chan dan Haruka.

Aku melakukan hal yang sama.

"Please create the name of the world you created."

Aku diminta memberi nama dunia yang ada dalam dimensi komputer ini.

Aku membuat dua dimensi, dimensi alpha dan dimensi beta. Sesuai yang kulihat di lompatan waktu.

Mana-chan aku letakkan di alpha.

Haruka aku letakkan di beta.

Soul Copy Complete.

Data kesadaran masih ada di tubuh setelah yang punya tubuh meninggal dunia.

Sekarang tinggal aku sendiri.

Aku sudah menggandakan kesadaranku di dua dimensi tersebut.

Aku harus tinggalkan laboratorium ini sebelum meledak. 15 menit lagi lab ini meledak.

Aku akan melakukan proses terakhir.

Wide Awakening of Very Human Existence start!

Aku sudah menyambungkan dengan gelombang elektromagnetik yang ada di Laboratorium, entah tersambung atau tidak tapi aku berharap ini akan tersambung.

Now Loading... 50%

Ayo cepat.... waktu tinggal sedikit lagi.

100%

Akhirnya,

"Jika anda ingin melanjutkan proses ini, maka komputer ini setelah selesai melakukan proses WAVE akan menghancurkan dirinya sendiri, apakah anda bersedia?"

Aku pilih Iya.

Lalu muncullah cahaya dari pintu keluar dari Lab.

Muncul juga tulisan

"Exit Light."

Tadinya tidak ada tulisan itu.

Aku melihat diriku di cermin sebelum aku pergi.

"Aku, Akihito Hashimoto, telah menyelesaikan tugasku, sebagai Kepala Laboratorium MANA. Menyelamatkan dunia untuk terakhir kalinya, Menemukan Potensi Diriku yang hilang yaitu Keberanian yang didapat dari Haruka yang membelaku melawan Mana-chan yang Obsesif. Dan menerima diriku seutuhnya termasuk sisi obsesif dan sensual diriku. Saat ini aku akan meninggalkan Laboratorium sebagai tanda bahwa Laboratorium ini selesai beroperasi. Terimakasih atas segalanya."

Cermin itu langsung masuk ke dalam dinding. Aku pun pergi melewati exit light. Lahir sebagai diri yang baru. Aku harus cepat keluar. Untungnya exit light itu menuntunku ke jalan keluar. Aku menuruni tangga karena Lift tidak bisa digunakan lagi. Setelah lama turun, aku berhasil keluar dari Laboratorium.

Aku melihat sosok burung biru, burung waktu didepanku. Ia membuat sebuah portal.

Aku akan kemana?

Aku tentukan pilihanku. Semua sudah selesai. Aku masuk ke portal. Laboratorium pun musnah

DUARR!!!!!

---

18 Juli 2025 Pukul 20:00

Aku membuka mataku dengan pelan. Aku hidup kembali!

"Dokter, saya dimana ini?"

"Anda di rumah sakit, Anda sudah sadar, Hashimoto-san!"

"Iori-san?!" seruku kaget.

Tak lama, pintu kamar interne dibuka lalu Orang tuaku dan Keluargaku datang menghampiriku.

"Ini keajaiban! Syukur pada Tuhan. Anak kita masih selamat!" ujar Ayahku, Hirohito Hashimoto.

"Kenapa kamu menjatuhkan diri dari lantai atas? Jangan lakukan hal itu lagi. Kamu masih punya semangat hidup!" seru Ibuku, Mamaku, Erina Hashimoto.

Kakak-kakakku, Akiko-neechan, Yuuka-neechan, Mayuri-neechan datang dan kaget melihatku sudah sadar. Anehnya tanpa luka. Dokter pun datang beberapa menit kemudian lalu kaget melihat kondisiku.

"Ini keajaiban Tuhan yang telah menyelamatkan keluarga Hashimoto. Jagalah hidupmu baik-baik, Akihito-kun." ujar Dokter yang juga aku kenali.

Iori-san, Partner Tinggal sewaktu aku menjadi pembicara di Kota Kyushu. Ah! Kyushu, tempat kuliah Mana. Aku jadi sedih. Tapi tidak apa-apa. Yang penting aku sudah kembali ke Dunia Nyata.

Tak lama setelah itu, datanglah seseorang... Aku kenal siapa dia. Dia...

"Aki-kun..."

Ayumu?

"Ayumu... Kau?"

"Aku sudah menunggumu dari awal kamu koma, aku kebetulan sedang berbelanja makanan untuk mengisi perutku. Akhirnya kamu sudah sadar... Kamu sudah koma selama 1 bulan kurang lebih."

"1 Bulan, ini gila! Aku benar benar bodoh!"

"Tidak apa-apa. Setidaknya kamu masih hidup sekarang."

"Chieru dimana?"

"Chieru sudah meninggal. Chieru sudah dibawa ke rumah duka. Chieru pingsan menunggumu disini, dengan ekspresi senyum, ia sudah tidak bergerak lagi."

Chieru... maafkan aku...

"Tidak apa-apa, dia sudah bahagia melihatmu sekarang sadar. Perbaiki kondisimu dan kembali ke MANA lagi." Ujar Ayumu.

Baiklah...

THE END

Next chapter