"Kamu masih mengingatnya dengan jelas?" Hati Wen Qiao terenyuh.
Fu Nanli menggenggam tangan gadis itu, "Hanya itu yang kuingat dengan jelas, tidak dengan kenangan yang lainnya, karena satu-satunya kenangan yang kuingat adalah saat papaku meninggal."
Wen Qiao merasa betapa ajaibnya kehidupan ini, bisa jadi pada saat dia lahir, Fu Nanli sedang duduk di pesawat yang melewati rumah sakit, tempat dia dilahirkan.
Selama sedetik dia bisa merasakan perjalanan hidup dari Fu Nanli, sedetik kemudian, dia seketika tertidur di pundak pria itu.
Sejujurnya selama dua hari ini dia tidak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkan tentang Klub AF. Sekarang ketika dia bersandar di pundak Fu Nanli, dia merasa tak bisa menahan rasa kantuknya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com