webnovel

Tamu Tidak Diundang

Editor: Wave Literature

"Apa bibi tahu kamu terluka?"

Ibu He Lian adalah pendiri dari perusahaan kosmetik terbesar, perusahaan Yuelan, jadi He Lian adalah nona besar yang sesungguhnya. Tujuannya bergabung dengan Dongchuan Airlines dan menjadi pramugari adalah serta-merta untuk mengejar Fu Nanli.

Sedangkan Fu Nanli selalu bersikap dingin seolah sama sekali tidak menyadari perhatiannya. Selama 3 tahun ini walaupun mereka berada di tim penerbangan yang sama, mereka sangat jarang bicara.

Suara Fu Nanli terdengar dingin seolah dia merasa tidak senang dengan sikap He Lian.

Paman Li dengan cepat berkata, "Nyonya ada di luar negeri, tuan muda mengatakan hanya luka kecil jadi tidak perlu nyonya sampai tahu agar nyonya tidak khawatir."

He Lian menggenggam tangannya dan merasa sedikit canggung karena Fu Nanli sama sekali tidak terlihat ingin bicara lagi dengannya, dan terlihat jelas Fu Nanli ingin mereka semua segera pergi.

Fu Nanli sejak dulu memang selalu bersikap dingin dan membatasi diri, jika bukan karena He Lian merasa khawatir maka dia tidak akan berani bersikap gegabah karena dia takut akan membuat Fu Nanli merasa tidak senang lalu langsung membuatnya dikeluarkan dari tim penerbangan.

Karena itu hubungan mereka berdua selama 3 tahun tidak dingin tapi juga tidak dekat.

Selain itu dia selalu bersikap arogan. Dia merasa di seluruh Dongchuan Airlines dari segi wajah dan latar belakang keluarga, hanya Fu Nanli yang cocok dengannya dan dia selalu bersikap sinis kepada pramugari yang lain.

Dia bahkan memimpikan Fu Nanli akan mengejarnya, tapi saat ini Fu Nanli tiba-tiba memiliki pacar tanpa ada tanda-tanda apapun sebelumnya.

Berita itu seperti sebuah sambaran petir di hari yang cerah, yang membuat He Lian merasa sangat kacau dan tidak tahu harus melakukan apa.

Zhao Yuan sudah bekerja dengan Fu Nanli selama 4 tahun, dia paling memahami Fu Nanli. Saat dia melihat Fu Nanli mulai mengerutkan alisnya, dia langsung tahu bahwa Fu Nanli merasa tidak sabaran. Dia langsung menarik He Lian untuk menjauh dan berkata, "Kapten, istirahatlah. Kami semua menunggu Anda kembali."

Kemudian sekelompok orang itu perlahan keluar dari kamar rawat inap Fu Nanli.

He Lian pergi menuju mesin kopi yang ada di rumah sakit itu dengan wajah pucat.

Dia adalah nona besar yang memiliki pandangan yang tajam seolah memiliki mesin x-ray di dalam matanya. Dalam sekali melihat dia tahu bahwa Wen Qiao tidak menggunakan barang-barang mahal dan jika dia menghitung semua yang digunakan Wen Qiao, dia yakin tidak akan lebih dari 2.000 yuan.

Dia merasa dirinya bukan sedang memandang rendah Wen Qiao, tapi dia merasa bahkan hanya untuk berdiri berdampingan dengan Fu Nanli saja Wen Qiao tidak pantas.

"Kak Yuan, ini tidak benar kan?" He Lian meminum seteguk kopi dan dia masih tidak bisa menerima kenyataan yang ada.

Zhao Yuan mengangkat pundaknya, "Aku tidak mengatakan itu, kamu tidak dengar tadi kapten bilang apa? Dia mengatakan dia baik-baik saja dan dia juga mengatakan dia pergi melihat penampilan pacarnya di sekolah."

"Memang iya?" Dia sejak masuk hanya melihat Fu Nanli dan pikirannya menjadi kosong, jadi dia sama sekali tidak mendengarkan perkataan Fu Nanli.

He Lian membatin, 'Aku sudah memendam perasaan kepada Fu Nanli selama 3 tahun, tapi perempuan itu malah mendapatkan pengakuan darinya, memangnya siapa dirinya?'

Zhao Yuan menepuk pundak He Lian dan berkata, "Ada banyak orang yang mengejarmu, jadi sebenarnya kamu tidak perlu terus bergantung di atas pohon, hm?"

Tangan He Lian yang memegang gelas kertas sedikit gemetar, 'Bagaimana bisa orang-orang itu disandingkan dengan Fu Nanli? Di dunia ini tidak ada orang yang sebanding dengan Fu Nanli!'

Zhao Yuan melihat sorot mata He Lian yang merasa tersinggung dan tidak tahu harus mengatakan apa.

Setelah Wen Qiao meninggalkan rumah sakit, dia naik bus untuk pulang ke rumah. Dia turun di halte bus kemudian dengan membawa tas pipa miliknya pergi ke minimarket tempat ibunya bekerja.

Dia sudah tidak sabar untuk memberitahu berita baik ini kepada ibunya.

Jauh di samping jalan dia melihat ada sebuah mobil mini BMW berwarna perak berhenti di depan pintu minimarket, lalu dia melihat orang yang keluar dari mobil itu adalah Zhong Hui.

Kemudian pintu minimarket yang otomatis itu terbuka dengan sendirinya dan dia berjalan masuk.

Wen Qiao seketika terkejut lalu dia berlari secepat yang dia bisa ke sana.

Next chapter