webnovel

Kak Qiao Yang Dewasa

Editor: Wave Literature

"Musim panas tahun lalu, saat sedang turun hujan, aku berjalan di trotoar sedangkan kamu naik mobil, kamu melewati kubangan air dan airnya menciprat ke tubuhku, aku menghampirimu untuk mengomel dan itu pertama kalinya kita bertemu."

Wen Qiao menyilangkan kedua jarinya, hingga pada kalimat terakhir dia melihat ke bawah, 'Maafkan aku, kemampuan imajinasiku sangat terbatas. Semoga Pangeran besar Fu tidak akan bersikap dingin setelah mendengar ceritaku.'

Fu Nanli tertawa kecil kemudian mencubit pipinya dan berkata, "Baiklah, ayo keluar."

Wen Qiao menahan tangan Fu Nanli yang besar dan berkata, "Sebelumnya kita selalu pacaran secara diam-diam, sekarang mereka semua tahu dan sepertinya semua orang tidak percaya bahwa kita benar-benar pacaran. Mereka pasti akan menentang kita bersama, jadi…"

"Jadi apa?"

"Jadi aku harap kamu hanya mempercayaiku, ya?" Wen Qiao dengan panik melihat ke arah Fu Nanli. Tubuh Fu Nanli mendekat ke arahnya kemudian dia menempelkan lengannya di dinding di samping Wen Qiao dan membuat piyama bagian atasnya sedikit terbuka, aroma tubuhnya langsung tercium oleh hidung Wen Qiao. Tersembunyi sebuah keagresifan di sorot mata Fu Nanli dan itu membuat Wen Qiao berusaha untuk tidak menatap Fu Nanli secara langsung.

Fu Nanli memegang tangan Wen Qiao, kemudian berbalik badan dan berkata lagi dengan suara yang pelan tapi jelas dan sangat indah untuk didengar, "Iya, aku hanya percaya kepadamu."

Wen Qiao menghela nafas lega tapi di saat yang sama dia juga merasa sedikit bersalah karena bagaimanapun juga dia sudah membohongi Fu Nanli.

Dia masih berusaha keras untuk mencari cara lain agar bisa bertahan hidup, saat dia bisa menemukannya maka dia berencana untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Fu Nanli lalu meninggalkannya. Dia hanya berharap sebelum semua ini berubah menjadi buruk, dia sudah bisa menemukan cara lain.

Setelah keluar dari kamar mandi, Zheng Peidong sedang menandatangani sebuah kertas tes, kemudian 2 pegawai lainnya juga menandatanganinya.

Xu Shen berkata, "Yang tersisa saat ini hanyalah laporan kesehatan dari rumah sakit saat kapten keluar dari rumah sakit. Saat semuanya sudah beres maka aku akan mengirimkannya ke kantor Otoritas Penerbangan."

Zheng Peidong kemudian berkata, "Maaf sudah mengganggu, terima kasih atas kerja samanya Kapten Fu."

Fu Nanli menganggukkan kepalanya kemudian orang-orang itu keluar.

Xu Shen dan Zhao Yuan masih berdiri di samping ranjang, kemudian Fu Nanli dengan sorot mata dingin bertanya, "Ada hal lain lagi?"

Terlihat jelas maksud Fu Nanli ingin mengusir tamunya.

Mereka berdua tidak memiliki pilihan lain, "Tidak ada, tidak ada, kami permisi."

Mereka berdua dengan panik keluar dari kamar rawat inap setelah itu menghela nafas lega, Xu Shen menolehkan kepalanya, "Perempuan itu terlihat masih kecil."

Zhao Yuan kemudian berkata, "Tapi dia benar-benar sangat cantik, dia lebih cantik daripada perempuan tercantik di Dongchun Airlines."

"Hm, tidak berdandan saja sudah sangat cantik, jika berdandan maka pasti akan menjadi semakin cantik."

Di dalam kamar rawat inap, Fu Nanli merasa sedikit kedinginan karena baru saja terguyur air dingin dan saat ini suhu ruangannya rendah. Wen Qiao dengan baik hati menuangkan air hangat untuknya, "Bagaimana jika kamu istirahat?"

Fu Nanli menjawab santai, "Hm."

"Kalau begitu aku akan mengatakannya sekarang, nanti setelah kamu tidur aku akan pergi. Besok aku belum tentu bisa datang kemari karena aku harus mengisi formulir ujian masuk perguruan tinggi."

Fu Nanli menjawab dengan suara yang mempesona, "Iya, aku mengerti."

Di kehidupannya sebelumnya, Wen Qiao tidak mengikuti ujian masuk perguruan tinggi karena terhasut oleh Xu Lu hingga berpikir harga diri adalah hal yang paling besar, dan harus bergantung kepada diri sendiri bukan dari keluarga.

Saat sekarang setelah memikirkannya lagi, dia merasa dirinya saat itu benar-benar sangat bodoh.

Saat dia tiba di pintu rumahnya, kebetulan Wen Chi dan Wen Mo baru pulang dari sekolah.

Tahun ini, kedua adik kembarnya itu berumur 15 tahun, kelas 2 SMP. Walaupun baru berumur 15 tahun tapi tinggi mereka sudah mencapai 180 cm dan mereka berdua memiliki wajah yang sangat tampan.

Wen Mo terlihat seperti anak laki-laki yang bersih dan sorot matanya terlihat lembut.

Sedangkan Wen Chi memiliki rambut berwarna abu-abu tua kebiruan dan terlihat berantakan, penampilannya itu menarik perhatian Wen Qiao.

Walaupun Wen Mo mengalami autisme, tapi dia adalah anak yang pintar dan setiap tahunnya selalu mendapatkan juara pertama.

Sedangkan Wen Chi adalah laki-laki paling terkenal di sekolah, dia berada di urutan terakhir dalam hal pelajaran dan setiap hari saat pulang dia akan membawa luka hasil bertengkar. Hari ini dia pulang sambil memakan es krim dan membawa tas sekolahnya. Sedangkan di belakangnya ada beberapa anak laki-laki dengan warna rambut yang berwarna-warni berkata kepadanya, "Kak Chi, cepat, nanti kalau terlambat tidak akan ada kesempatan."

Wen Chi melepaskan kancing pakaiannya sambil masuk ke dalam kamarnya seraya berkata, "Aku akan mengganti pakaianku lalu kita pergi."

Itu karena mereka yang menggunakan seragam SMP tidak bisa masuk ke dalam warnet.

Setelah mengganti kaos, Wen Chi berlari keluar sedangkan Wen Qiao mengangkat sebuah tongkat kayu, bersandar di pintu dan dengan santai berkata, "Berhenti."

Next chapter