webnovel

Di Suatu Instansi | "Satu Kilogram"

Benar sekali, penampakannya jelas. Memang sudah kukira dari pertama, di sana adalah sarang. Sedangkan kepalanya adalah sangkar. Induknya pun sudah pasti ada di sana.

Mengatur jalannya hari dengan beberapa upaya. Sayangnya, ku lihat seperti tak punya kaki. Hanya modal liur bekas mimpi semalam, bicaranya. Berat pembicaraannya lebih dari satu kilogram. Sementara, realita sebagai isapan jempol belaka.

Next chapter