webnovel

13

Archer mengambil ponselnya. Menelfon pada 'rekan' yang menjadi dokter di salah satu rumah sakit untuk datang mengobati azri.

"Jangan gerak! Tulang pergelangan tangan lo patah.."Ucap Archer di sela-sela obrolannya dengan 'rekan'nya itu melihat azri menggeliat kesakitan.

Azri bersih kukuh untuk bangkit sambil mengangkat tangannya perlahan.

KREK!

"Argh!"

Archer menengok azri yang kembali kesakitan. Ia menatapnya sinis. Mengangkat kakinya dan menahan bahu azri untuk bangkit dari posisinya.

"Dibilang jangan gerak!"Ucap Archer mendecak.

Tak lama kemudian..

Azri sudah dibawa ke rumah sakit dengan ditemani yoga juga rekan Archer. Keadaan markas kembali seperti semula. Archer dan Mors kembali ke rumah mereka.

Di rumah sakit..

Azri benar telah diperiksa. Tulang pergelangan tangan dan bagian punggung atasnya juga patah karena dibanting oleh Archer. Namun karena azri memiliki badan yang setara dengan orang normal biasanya (Maksudnya ga sekuat yang lain).. azri harus dirawat berbulan-bulan baru boleh pulang.

Tak lama azri bangun dari biusannya.

"Az! Dah mendingan? Gausah gerak dulu.. baring aja gapapa.."Ucap yoga

"Rumah sakit yah.."Ucap azri langsung menyadari hanya dengan menghirup bau obat di sekitarnya.

Azri terdiam begitu mengingat kembali maksud tujuan azri sampai ditantang oleh Archer seperti ini....

~

"Apa jangan-jangan lo manfaatin mot buat tujuan lain---"Ucap Archer

"Mot bukan tempat berlindung yang tepat,bang.. "Ucap Mors

'Gue... Cuma berlindung ke mot buat nglawan masa lalu gue..'Batin azri.

~

"Ga harus jadi kayak gini buat nglawan masa lalu .. Kalo ada satu masalah masih ada seribu solusi jalan keluarnya.. Ga ada kata 'Cuma ini jalannya'.."

'Bener.. gue yang salah'Batin azri

~

"Gue Cuma punya kelebihan di otak ama fisik.. Ga ada kelebihan di 'pikiran'.."

'Kapten.. Cuma kapten yang punya kelebihan di pikiran.. Dia bisa baca pikiran.. makanya kapten udah tau kalo gue belum bisa ngelawan masa lalu gue..'Batin azri

~

"Oh iya pas akhir.. kapten sempet bilang kek gini 'Learn to fight your problems to decide your future..' tapi gue masih bingung maksudnya gimana" (Pas yoga ngasih tau rencana buat tanding sama Archer. Yoga cerita pas dia ke kamar Archer).

'Bener.. gue... masih kalah dari masalah gue sendiri dan ragu buat nentuin masa depan gue'Batin azri

~

Azri baru menyadarinya.

Ia.. harus bertemu Archer secepatnya untuk memperjelas semua ini.

Satu minggu kemudian..

Archer dan mors tengah berenang di kolam renang rumah mereka. Keduanya beraksi bertanding renang. Walaupun sudah jelas siapa pemenangnya.

"10-0.. Gue menang lagi! YES!"Ucap Archer merayakannya dengan menggoyang-goyangkan kepalanya saat mengguyur badannya dengan air hangat yang disiapkan lewat shower yang ditaruh didekat kursi dekat kolam renang. Untuk membersihkan kotoran di kolam renang yang melekat pada tubuhnya.

"Bukannya udah jelas ya?"Ucap mors cemberut dan bergabung di shower sebelah Archer.

"Hahaha.. kan memperjelas.. lagian lembek bat.. dasar ikan cupang.."Ucap Archer kembali mengumpati mors.

"Ikan piranha.."Gumam mors yang terdengar jelas di telinga Archer.

"What did you say, dude?!"Ucap Archer berniat menceburkan kembali mors ke kolam renang. Namun tidak jadi karena bunyi bell dari luar.

"Lo mesen pizza ga bilang-bilang.."Ucap mors menatap sinis Archer.

"Idih gue yang disalahin.. biasanya aja lo yang ga bilang-bilang.."Ucap Archer mengenakan handuk untuk menutupi tubuhnya dan melepas celananya yang basah menaruhnya di mesin cuci didekat pintu yang menghubungkan rumah dengan kolam renang.

Sengaja ditaruh disitu untuk keadaan seperti ini.

Archer berjalan mendekati pintu melihat lewat layar berisi cctv dan lain-lain yang mengawasi segala tempat di rumahnya.

Terlihat Azri mengenakan pakaian casual menunggu Archer atau mors membukakan pintu.

'Pas banget'Batin Archer

10 menit kemudian..

Archer dan azri sudah berada di ruang tamu dengan keheningan luar biasa.

"Mau ngapain?"

"Gue.. udah paham maksud lo pas itu—"

"to the point.. suka banget basa-basi.."

"ee... gue mau ngasih ini.."Ucap azri menyerahkan surat pengunduran diri.

"Mau keluar?"

"I-iya.."

"Gausah ragu... mau keluar?"

"Iya, kapten.."

"Tau kan konsekuensi'nya? Dah siap?"

"T-tapi..bukannya.."

"Lo pikir ga ada konsekuensinya? Gila deh.. enak bener idup lo.."Ucap Archer beranjak dari duduknya pergi kekamarnya mengambil sesuatu.

"Calm down, bang.."Ucap mors lewat dan pergi ke dapur.

Seusainya.. Archer kembali kehadapan azri. Ia menyerahkan Dus yang kelihatannya berisi banyak barang. Azri kebingungan menatap Archer. Archer mengodenya untuk membuka bila penasaran. Azri terdiam.

Terdapat sebuah map berisi surat masuk ke universitas harvard dengan atas nama Azriel Rawness dan dibayar SPP dan biaya lainnya atas nama Archer Valantino Orlando lunas. Selain itu ada beberapa sertifikat seperti tempat tinggal dan Blackcard untuknya, serta sebuah sertifikat cafe kecil yang terletak tak jauh dari harvard maupun tempat tinggal itu.

Didalam kardusnya pun terdapat ponsel,komputer,dan alat yang akan diperlukan disananya.

"Jangan kecewain gue.."Ucap archer

Azri menatap Archer tak percaya. Berapa miliyar yang Archer keluarkan untuk ini semua.Tanpa sadar, Azri meneteskan air matanya.

"Thanks, Ar.."Ucap azri tersenyum tulus.

"Iya, Bang azri..."Ucap Archer ikut tersenyum miring. Bagimanapun sebelum bertemu dengan Mors, Ia dekat dengan Azri dan Yoga. Keduanya lah yang selalu ada untuk archer saat ia berumur 8 tahun.

~

"Bos.. siapa dia?"Tanya Azri

"Kapten kalian"Ucap Zegas cuek

"Kapten??"Ucap Yoga tak percaya

"Ya.. Archer namanya"Ucap Zegas

'Bocah segini jadi kapten MOT?'Batin Yoga

"Lo ngerasa lebih hebat dari gue sampe bilang gue bocah?"Jawab archer kesal. Ia mendekati yoga. Dengan waktu yang sangat cepat yoga sudah berbaring tak berdaya karena dipukuli archer.

"Gue ga sengaja bikin tulang rusuknya patah"

Zegas menunduk memijat kepalanya pusing melihat kelakuan archer. Ia mengode Azri untuk membantu Yoga ke ruang kesehatan.

Di ruang kesehatan..

Azri hampir saja menabrak Archer yang tingginya hanya di pinggangnya. Ia tak tahu archer mengikutinya dari belakang saat ia membawa yoga ke ruang kesehatan.

'Hampir aja ketabrak..'Batin Azri

Archer menatapnya sinis. Ia tak terima dianggap pendek. Namun kali ini archer bodo amat dan malah mendekati Yoga yang terbaring diatas kasur ruang kesehatan. Dengan santainya, Ia memakai sebuah sarung tangan mengambil pisau miliknya.

'Pisau operasi? Darimana—'Batin azri bingung.

Kemudian Archer menyuntikan obat bius. membuka bagian dimana ia mematahkan tulang rusuk Yoga dengan pisau tadi. Melakukan operasi dadakan di ruang kesehatan itu.

Azri yang melihatnya hanya melongo sepanjang operasi berjalan didepan matanya.

Seusainya..

"Darimana lo belajar operasi?"Ucap azri penasaran

"Belajar lah.. Lo udah gede kaya gitu aja ga tau"Ucap archer sewot.

'Gue kan Cuma nanya..Malah kena semprot..'Batin Azri

"Gue denger kali"Sahut archer

Azri menengok pada Archer dengan wajah bingung

"Gue denger yang lo omongin"Ucap archer

"Gue.. ga ngomong apa-apa"Ucap Azri bingung

"Lo bilang 'Gue kan Cuma nanya..Malah kena semprot..' Iya kan?"Ucap Archer

'Gila..'Batin Azri tak percaya

"Lu yang gila"Ucap archer menyauti

'Dia bisa baca pikiran??'Batin Azri kaget dalam diam

"Iya gue bisa!!"Ucap Archer geram

'Sekarang lo bisa denger gue gitu?'Batin Azri

"Iya gue bisa denger jadi stop diem.. brisikk!! Temen lo aja brisik banget.."Ucap Archer kesal

"Ha?"Ucap Azri bingung

'Apa gue udah mati? Masa gue mati ama anak kecil? Gue belum pacaran belom nikah belom punya anak.. masa gue mati.. huweeee(nangis).. bisa bisanya.... Gue mati muda.. gue belum nulis warisann.. huweeee���Batin Yoga yang sampai sekarang membuat Archer kebrisikan.

"Pingsan aja temen lo brisik apalagi pas bangun!!"Ucap Archer memutuskan untuk pergi.

'Dia bahkan bisa denger yoga lagi ngomong dalem ati?!! Dia punya kekuatan?!!'Batin Azri masih tak percaya.

"BUKAN BEGOO! GUE DENGER LO"Teriak Archer dari luar ruang kesehatan.

~

"Cafe nya.. gue kasi kecil biar gede nya sama lo...Gue tunggu ya.."Ucap Archer yang diangguki azri.

Seusainya, azri pulang bersiap karena Archer mendaftarkannya saat lusa akan mulai hari aktifnya, ia harus bersiap. Sedangkan yoga yang sudah diberitahu jauh jauh hari oleh archer hanya tersenyum dengan apa yang didapatkan temannya itu. Ia bersyukur sekarang temannya itu tak perlu susah-susah menjadi sepertinya hanya untuk hidup tenang.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Waiting for the next part.

Next chapter