webnovel

5

Archer, Mors, Juga Dion tengah tertidur dengan kondisi mabuk di hotel yang baunya sudah bercampur bir,alkohol,dll.

Suara hp archer mengusik tidur lelapnya. Ia meraih hp diatas meja itu tanpa mau mengangkat badannya yang tergeletak di atas karpet.

"Hm?"

"Apa ini waktu yang tepat buat kamu tidur?"

"Ck.. Brisik!"

"Bangun, Temui mr. luiza kakek savana luiza..Ga ada penolakan.. Sekarang siap-siap.."

"Siapa lo si ngatur-ngatur gue.. Dah lah.."Ucap Archer menutup telfonnya sepihak.

Ia kembali tidur di sofa. Mors yang sempat terbangun tadi karena suara archer menelfon. Bukannya kembali tidur malah membangunkan archer.

"Apa si?"Ucap archer malas

"Dia perjalanan kesini.."Ucap mors berjalan ke kamar mandi

"Ck..Siapa?"Ucap archer mengacak rambutnya kesal.

"Kakek gue.."Sahut Dion yang memegang laptopnya meskipun ia masih dalam pengaruh alkohol. Ia sudah tahu.. Kakek nya itu sangat melindungi savana maka dari itu saat malam sebelumnya ia memasang gps untuk mobil milik kakeknya dan ia salurkan ke laptopnya.

"Argh.. Ngapain si dia kesini.."

"Pasti buat ngomong sama lo lah.. Makasih kali.."Ucap mors dari kamar mandi.

"Ngga.. Itu bukan tipe dia.. Kayaknya dia mau manfaatin lo deh, rhes.. Buat njaga savine.."Ucap dion menatap archer.

"Dasar.. Udah tua juga banyak tingkah banget.. Woi, yon! Gapapa kan kalo gue bunuh kakek tua itu.."

"Baru aja gue mau ngomong.."Ucap Dion tanpa basa basi.

Archer bingung menatap Dion.

"Boleh ga gue minta bantuan lo buat bunuh pak tua sialan itu?"

"(Smirk)Hh.. Kalo temen gue udah minta.. Gue ga bisa nolak donk..Jadi? Lo ada rencana super kilat sebelum dia kesini?"Ucap archer.

"Karena gue udah yakin sama skill lo sama mors.. Gue bakalan nglakuin hal lebih gila.. Arahin dia ke ruang rapat hotel ini.. Gue bakalan nyiapin video plus perekam suara dari cctv buat di pengadilan nantinya..trs.. Buat penyerangan gue pengin kalian bawa pistol eagle milik kalian tapi kalian bawa 2 jenis peluru. Yang satu emang peluru eagle yang satu peluru Glock mayor 22.."

"Pelurunya tentara?"Ucap archer dengan satu alis naik.

"Iya bener.. Gue yakin banget dia bawa pasukan polisi tentara nya.. Ada 3 tentara berpangkat yang ngikut.. Gue tau karena dari kemaren mereka ngikut pak tua mulu.. Komandan Aaron Aldric, Sersan Dary Arsenio, Sersan Reymond Fidelyo.. Mereka make pistol yang sama yaitu Glock Mayor 22.. Sedangkan yang lain Cuma make glock biasa.. Mereka selalu nyerang awal jadi usahain buat ga kena sama mereka dan bunuh semua polisi dan tentara selain 3 orang tadi make peluru glock mayor.."

"Buat mbalikin fakta, Oke! Not bad.. Lo masih keinget rencana kemaren yah.."Ucap Mors

"Iya.. Rencana itu keren banget.. Kalian bisa nyalahin 3 tentara tadi dengan bukti peluru yang ada dibadan mereka.. Dan bilang kalo kalian ga sempet nembak bales mereka karena jumlah mereka yang nembak kalian banyak banget.. Oh iya.. Gimana cara mbuktiin kalo kalian ketembak yah?"

"Kalo itu sih kita tinggal saling nembak aja.."Ucap mors keluar dari kamar mandi.

"Ha?"Ucap Dion kaget

"Tenang, Yon! Mors punya kelebihan yang ga bisa ngerasain sakit apapun.. Ada kesalahan dibagian saraf otaknya yang buat dia sama sekali ga ngerasain sakit.. Dan Gue punya daya tahan tubuh yang lebih kuat dari manusia normalnya.. Jadi ditembak itu ga akan bikin kita mati.. Paling cuma operasi buat ngeluarin pelurunya.."Ucap archer.

"Tujuan bawa peluru asli eagle nya?"Ucap Mors

"Kalian harus nembak pake peluru glock yang kesisa.. Terus kalian pura pura tumbang.. Ganti pelurunya pas itu.. Buat mbuktiin kalo kalian sama sekali ga ada kesempatan buat nembak bales.. Peluru di pistol kalian bakalan terbukti ga kebuang sama sekali.. Dan buat mbunuh kakek tua itu.. Kalian cukup bikin 3 tentara itu ngarahin pelurunya ke kakek tua itu.."

"Dengan sembunyi dibalik kakek tua itu kan?"Ucap archer sudah bersiap.

"That's right.."Ucap Dion.

"Oke.. Kita pake rencana itu.."Ucap Mors.

Ketiganya langsung bersiap.

~skip~

Sebuah Mobil Alphine datang ke hotel Heaven III. Semua pegawai yang melihat mobil itu langsung berdiri dari tempat kerjanya menatap terkejut orang yang keluar dari mobil itu.

Keluarga Luiza.

Yaa walaupun sudah bukan lagi keluarga pemerintahan. Tetap saja mereka keturunan terakhir Keluarga kerajaan.

"Tuan.. Ada urusan apa sampai meluangkan waktu anda untuk kemari..."

"Saya ingin bertemu dengan Archer Valantino Orlando.."

Staf disana langsung terdiam begitu mendengar nama itu. Yaa.. Nama itu adalah orang yang berlangganan di hotel itu dan terkenal dingin dan mempunyai tatapan super tajam dan bahkan pernah dikabarkan ia merupakan psychopath terkenal (Memang benar tapi tak ada yang tahu).

"Nona.. Tolong jawab pertanyaan tuan kami.. Dimana kamar berisi tuan muda Archer Valantino Orlando.."

"Ya, Pak tua.. Gue disini.."Ucap Archer muncul dengan pakaian santai. Dengan bajkeren dan celana pencil hitam dan sepatu abuputih.

Mendengar panggilan archer kepada tuan luiza, Semuanya membeku di tempat.

"Jaga omongan mu!"

"Kenapa? (Melirik sinis pada tuan luiza *Harl Luiza).. Yang dipanggil aja ga comment.. Karena apa?"

"Karena emang bener"Ucap mors cuek dengan mata yang dingin menatap para bodyguard dan termasuk Harl sendiri.

"Ouh.. You're so.. Honest!"Ucap archer memuji mors karena tak setengah-tengah jika sudah ada yang mengganggunya.

"Bagaimana jika kita bicara di ruangan yang lebih pantas, Archer.."Ucap harl

"Of course."Ucap archer memasang wajah badboy'nya.

Di sebuah ruang yang biasanya untuk rapat digunakan mereka untuk melakukan pertemuan. Sejujurnya Archer malas dengan ruangan seperti ini. Yaa dia tak menyukai ke-formal-an.

"Jadi.. Kenapa lo kesini—ah bukan.. Kenapa lo nyariin gue? Sampe segitunya.."Ucap archer.

"Archer Valantino Orlando. Umur 18 tahun. Pemimpin Mot. Menjadi psycopath selama kurang lebih 15 tahun. Kekayaan tidak diketahui.—"

"Terus aja ngomong ndiri.. Yang gue tanyain itu ngapain lo mau ketemu gue.. Bukan bacain biodata gue.."Ucap archer menopang dagunya sambil menatap datar.

"Dasar bego!"Umpat mors santai tanpa menatap tuan luiza.

"Oke.. Saya akan langsung to the point ke kamu.."

"Daritadi kek.."

"Jadilah Guard-nya cucu saya.. Savana Yeva Luiza.."

Krik

Krik

Krik

Ledakan tawa terdengar dari arhes. Ia tertawa terpingkal-pingkal. Lalu tak lama ia langsung diam. Ekspresinya berubah dan sekejap mata. Wajah dingin terpasang serta tatapan tajam yang mungkin hanya beberapa orang yang berani menatapnya.

"Ngomong-ngomong lo kan ga tau kekayaan gue ya?.. Nih.. Mungkin bakalan tau sendiri..Kalo udah liat"Ucap archer melempar 5 kartu hitamnya. Ditambah mors melempar 3 kartu hitamnya dan juga melempar catatan pengeluaran yang dilakukan archer dan dirinya.

100 miliyar dalam 1 tahun.

Bisa dibayangkan berapa uang yang hilang selama bertahun-tahun ini?.

Archer dan Mors bukanlah killer sembarangan. Yang hanya gila akan uang dan kekayaan. Mereka sangat amat menyukai pembunuhan.

Tuan luiza memerintahkan seseorang membawakan dompetnya.

Archer hanya memandang rendah tuan luiza.

"Berapapun gue ga bakalan neri—"

"Sekalipun itu kartu hitam 5 dan satu 'kartu identitas'? "Ucap harl sinis.

Archer dan Mors terdiam. Namun tetap dengan wajah dingin mereka.

'Kartu identitas' yang dimaksud adalah kartu dimana kamu bisa masuk kemanapun yang kamu mau. Sekalipun ke istana negara. Bagi para killer pasti adalah harta yang berguna lebih dari apapun. Tapi..

"Harl Luiza.. Sepertinya lo nyari kawan yang salah.. Gue adalah lawan semua orang kecuali dia(menepuk pundak mors).. Dan gue ga mau punya kawan lain. Tapi gue suka cara lo nyewa pembunuh berbahaya kaya gue buat jadi BODYUARD nya Savana. But.. Dengan cara lo kek gitu... Its nothing to me!.. "Ucap archer berdiri diatas meja rapat berjalan mendekati tuan luiza.

"Bagi kami.. Uang itu bukan segalanya.."Ucap mors yang diangguki archer yang mengambil kartunya.

"Jadi kalian tidak menerimanya?"

"Bukannya itu udah jelas yah?"

Tiba tiba sekitar 35 polisi dan 5 tentara masuk kedalam menodongkan senjata.

"Atas pembunuhan 37 orang termasuk salah satunya Tuan Ryan Clint..Kalian Ditangkap"

"Oke oke.. Tapi lo pasti udah tau kalo gw itu ga akan semudah itu ketangkep kan? Mr Luiza? Anda lebih mengerti saya daripada mereka.."Ucap archer mengangkat tangannya mundur ke tempatnya kembali.

"Cara kotor.."Kometar Mors.

"Lebih baik menyerah, Archer.. Waktumu tidak banyak.."Ucap harl.

"Haha.. Oh ya?.. Coba gue wawancara dulu.. Ke lo!(Menunjuk salah satu tentara yanng ia yakini adalah pemimpinnya).. Cara apa yang bakalan gue gunain buat kabur?"

"Kamu gaakan bisa kabur.."Ucapnya tegas.

"Hahahahhaa.. Oke oke... Gue akui keberanian lo.. Wajarlah.. Tentara.. Tapi gue mau nanya.. Apa kata-kata itu slogannya polisi dan tentara di negara ini? Kenapa banyak banget yang bilang kayak gitu ke gue? Tapi faktanya? Yang ngomong kaya gitu berakhir dengan.. Bufff!!!"Ucap archer melebarkan tangannya mengisyaratkan seakan boom.

Archer dan mors bertatapan seakan berbicara melalui telepati. Mereka tersenyum bersamaan. Keduanya berdiri diatas meja menatap kegirangan orang-orang disana. Seakan anak kecil yang bertemu mainan baru.

"Its time to play!"Ucap Archer dan Mors melebarkan matanya.

Mereka mengeluarkan Desert Eagle Mark XIX Pistol. Para polisi dan tentara langsung menembak mereka sebelum mereka lah yang terkena tembakan senjata mematikan itu.

Karena mereka nembak asal-asalan, akhirnya meja dan semua yang ada disana juga ketembak dan hancur. Itu bikin kabut tebel diantara archer dan mors. Namun bayangan archer dan mors masih terlihat. Keduanya berjalan ke balik badan Harl dan harl lah yang tertembak. Selain itu archer dan mors walau hanya menembak beberapa kali mereka selalu tepat sasaran jadi tidak membuang-buang peluru.

Satu persatu dari tentara dan polisi itu terbunuh. Hingga kabut mulai menghilang.

"Waw.. Ternyata masih ada 3.."Ucap archer

Saat keadaan sedang sangatlah membingungkan..

Mors mengarahkan Desert Eagle Mark XIX Pistol pada archer. Archer menatap rendah pemimpin itu. Dan membalik badan ke arah mors.

Dorr!!

Dorr!!

Dorr!!

Dorr!!

Dorr!!

5 peluru itu berhasil masuk bebas kedalam tubuh archer.

Archer tersenyum menatap ketiga tentara yang kebingungan itu. Archer memuntahkan darah yang mulai menggumpal. Dan tumbang. Karena semua mata mengarah ke mors.. Arhes langsung mengganti pelurunya dengan peluru eagle yang masih penuh dan pura-pura pingsan.

Sedangkan Mors..

"Kalian ga mau nembak gue?"

Dorr!

Salah satu sersan dengan beraani menembak Mors.

"Bego!"Ucap Mors menembak dirinya sendiri sebanyak 4 kali. Ia muntah darah lalu tumbang bersama arhes.

"Apa.. Apa yang sebenernya mereka rencanain.."

BRUGG!!!

"ANGKAT TANGAN! Komandan Aaron Aldric, Sersan Dary Arsenio, Sersan Reymond Fidelyo."Teriak seorang tentara masuk ke dalam ruangan.

Mereka adalah tentara yang ditelfon oleh Dion dengan penyamaran suara seakan suara orang lain.

Mors memanfaatkan hal itu untuk mengganti pelurunya. Archer dan mors sempat bertatapan. Mereka tersenyum smirk bersamaan. RENCANA MEREKA BERHASIL LAGI.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Waiting for the next part.

Next chapter