Lagi-lagi hal ini memancing tawa dari mulut Hyker. Bukan jenis tawa yang aneh-aneh, lebih pada tawa bahagia sebab keinginannya selama tiga tahun ini untuk bisa bersenang-senang dengan gadis tersebut akhirnya terwujud, dan mungkin—bila kehidupan itu sendiri berpihak pada mereka—mereka akan memiliki kesempatan yang lebih lagi, membina rumah tangga misalnya.
"Tapi aku serius," ujar Hyker sembari menghentikan lengkah tepat di hadapan pintu. Pintu itu berdesis dan bergerak membuka. Hyker memandang Angela dari ujung bahunya. "Ann… apa kau tidak berniat untuk—"
"Hey," ucap Angela, lantas menjuntaikan kedua kakinya ke lantai. "Seberapa kuatnya keinginan aku atau kamu untuk memenuhi semua mimpi, ini tidak akan berarti jika kematian menunggu di ujung perjalanan ini nanti, Hyker."
"Aku tahu itu. Dan aku akan memastikan kita harus selamat," Hyker lalu melangkah keluar kamar. "Kuharap kau bisa membantuku dengan ini semua," Hyker menyempatkan diri memandang ke arah Angela. "Doa."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com