"Tuan."
"Bang Sat, jangan diem aja! Pisahin mereka!"
"Maaf tuan, untuk kali ini saya berpihak pada keputusan tuan Nino."
"Sialan! Lo mau Ardan sampek mampus di sini, eh?"
"Mungkin itu adalah harga yang pantas di berikan."
"Akhhh!"
Sementara Ardan yang terus merintih pun akhirnya di jatuhkan dengan tubuh remuk. Darah segar mengucur dari beberapa titik wajahnya. Kepalanya terasa begitu berat, pandangannya kabur. Namun hal itu menyurutkan niatan Ardan untuk mendongak dan menatap bang Sat.
"Kamu tak mempercayai ku, Gal? Meski kemaren kita menghabiskan waktu bersama?"
Bang Sat yang makin meradang saat Ardan semakin keluar dari topik. "Kita bahkan saling memegang kata kuncinya, apa kamu pikir aku berani bertaruh? Sementara di saat bersamaan, mustahil untuk ku menyakiti seseorang yang begitu ku sayangi."
"Omong kosong!"
Kali ini bang Sat yang turun tangan. Entah karena pengelakan Ardan yang makin memuakkan, atau ucapan pria itu yang tanpa sadar menyakiti hatinya.
Bughh
Support your favorite authors and translators in webnovel.com