Semua orang menyebar. Arka yang masih saja menangis kembali ke gendongan sang kekasih.
"Pakailah mobil saya tuan."
"Lalu, anda?"
"Saya masih ada urusan."
Nino yang melirik sedikit jauh pun menggangguk kepala, menankap kunci mobil yang di lemparkan dan bergegas pergi.
Bang Sat yang sengaja menunggu seseorang. "Saya butuh tumpangan."
Yang tanpa persetujuan langsung mendahuli Ardan, membuat pria itu mengulas senyum tipis di wajahnya yang kembali berdenyut nyeri.
Sementara Farhan, Brian, Zaki, dan Fahmi yang tertinggal di belakang. Sedikit pun tak ada niatan untuk mempercepat langkah. Dengan wajah terlamun serta gurat menekuk yang semakin dalam, kompak merutuk sikap saudara kandung Arka yang makin di luar batas norma.
"Sumpah, padahal Melisa udah paket sempurna banget, kan? Tapi kenapa masih pengen ngerenggut segalanya dari Arkanya kita?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com