"Sampai aku yakin, dia terlihat sangat tertarik dengan mu."
Kalimat terakhir yang di ucapkan Dinda malam itu bahkan masih terpatri di ingatan Arka sampai keesokan paginya.
Tak ingin melambung terlalu tinggi, karena pada kenyataannya ia memang sudah menyangka demikian sejak awal. Terlalu terobsesi menyentuhi sekujur tubuhnya, bahkan Ruben yang tak segan mengungkapkan keinginan cabul untuk merenggut kepolosannya untuk pertama kali. Jauh lebih terang-terangan lagi saat pria bertatto itu memperlakukannya dengan sangat istimewa di depan sang adik. Begitu loyal sampai memenuhi lemarinya dengan pakaian branded.
Tapi bukan itu poinnya. Tak lebih dari perasaan biasa saja kala mendapati sebuah rasa tertuju padanya, Arka malah terlalu terpaut dengan kisah yang di ceritakan Dinda, mengenai perjalanan suramnya sewaktu jauh dari batas usia matang.
Dinda yang terlalu drastis berubah emosi, meski tak sertamerta menghilangkan mimik wajahnya yang sudah terlanjur mati.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com