Dalam angin dingin yang membekukan, salju tebal beterbangan, Dika berangsur-angsur tersesat, dan hanya mengenali jalanan berdasarkan lokasi antara buku kuno dan pelat batu giok di peta keempat.
Tenggorokannya mulai sakit, saraf pendengarannya seperti terbakar, dan asap biru bisa keluar dari satu mulut. Sepanjang jalan, Dika tidak tahu berapa banyak bola es dan salju yang dia telan, tapi dia tidak bisa memadamkan rasa panas di tenggorokannya. Sebenarnya, itu bukanlah api, karena dia tidak bisa merasakan tanda-tanda fluktuasi energi api.
Dia tahu di mana masalahnya, tetapi dia tidak tahu di mana hal-hal akan menjadi lebih buruk. Setelah urutan segel dibalik, dia kembali ke tubuhnya, dan perasaan lapar dan ngantuk yang telah lama hilang hampir membuatnya tidak dapat beradaptasi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com