Orang-orang mungkin mengolok-oloknya sebagai seorang pengecut yang berwajah arogan, tetapi lebih khusus lagi rasa malunya yang tak tertahankan, yang membuatnya tampak seperti anak kucing yang ketakutan.
Namun, di masa lalu, Ai Zhizhu telah memakinya karena membawa adiknya kawin lari bersamanya. Dan yang membekas dalam ingatannya sampai detik ini adalah bagaimana Ai Zhizhu memandangnya saat itu, yang seolah-olah menggambarkan sebuah penghinaan dan kemurkaan yang menyatu menjadi kebencian yang tak akan pernah pudar di matanya.
Itu adalah sesuatu yang tak akan terlupakan.
Hari itu, pria itu memukulinya hingga babak belur.
Seseorang yang suka bertarung seperti Chu Weixu bahkan tampak tak berdaya seolah-olah tubuhnya lumpuh dan hanya memperlihatkan daging dan darah. Jika bukan karena Chu Xinian yang mencoba menghentikan Ai Zhizhu dengan susah payah dan Ai Zhiyi yang menangis memohon di kakinya, pria marah itu tidak akan berhenti dan terus memukulinya sampai mati dengan brutal!
Support your favorite authors and translators in webnovel.com