Zero terpaku ketika kami kini berdiri tepat di depan sebuah rumah sederhana terbuat dari kayu dengan halamannya yang kecil. Ada pagar terbuat dari kayu usang yang mengelilingi rumah itu. Ada satu pohon besar tumbuh di samping rumah. Rumah itu bahkan lebih kecil dibandingkan rumah kami di desa yang telah kami tinggalkan.
Walau 17 tahun telah berlalu, tapi masih melekat kuat di ingatanku, memang inilah rumah orang tua Zero. Aku tak mungkin salah mendatangi rumah karena dulu hampir setiap hari aku datang ke sini untuk membujuk orang tua Zero agar menyerahkan bayi mereka padaku.
Tatapan Zero kini terarah pada sosok wanita paruh baya yang sedang berjongkok di pekarangan rumah, sepertinya dia sedang memetik beberapa tanaman yang tumbuh di sana. Meski dari kejauhan, aku masih mengenali wanita paruh baya berparas cantik meskipun penampilannya sederhana tersebut. Tidak salah lagi, dia memang wanita yang telah melahirkan Zero ke dunia, ibu kandung Zero.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com