Tidak pernah ada dalam kamus hidupku akan mati di tangan pria yang kucintai, karena itu aku tak akan tinggal diam. Aku juga sudah memutuskan untuk membalas budi kebaikan Mahesa dan ibunya yang telah menolongku dan begitu baik padaku. Inilah saatnya aku untuk membalas semua kebaikan mereka.
Aku berhenti berlari, lalu memejamkan mata untuk memfokuskan pikiran agar ayat hina yang akan kugunakan sebentar lagi bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
"Giania, kenapa berhenti?!"
Suara teriakan Mahesa yang tampak panik karena melihatku berhenti berlari tertangkap jelas indera pendengaranku.
"Cepat pergi ke kereta, siapkan kudanya untuk berlari, aku akan segera menyusulmu sebentar lagi. Ada yang harus kulakukan jika tidak ingin kita mati di sini!"
Setelah mengatakan itu kembali kufokuskan pikiran dan tanpa ragu lagi kulafalkan ayat hina yang ada di pikiranku karena tak ada waktu lagi bagiku untuk ragu. Daun-daun yang dilepaskan Zero semakin mendekat ke arah kami.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com