"Jadi, kalau sejak awal kau tahu akibat yang akan terjadi jika kau menolak Aaron, apa kau berencana menerima lamaran Aaron dan menikah dengannya?"
Aku tersentak mendengar pertanyaannya yang bernada sangat ketus itu. Ah, benar juga. Sepertinya aku salah bicara barusan, seharusnya aku tidak mengatakan itu karena mungkin ucapanku menyakiti perasaannya.
Dengan tegas kugelengkan kepala. "Tentu saja tidak. Aku tidak pernah berencana menerima lamaran apalagi menikah dengan Aaron. Aku tidak mencintainya karena yang kucintai hanya kau, Zero. Sejak dulu, sekarang dan sampai kapan pun hanya kau yang kucintai."
Wajah Zero yang sempat tegang dan memerah, dalam sekejap berubah menjadi lebih tenang.
"Kupikir kau berencana menerima lamarannya setelah tahu tradisi bodoh itu?"
Aku terkekeh pelan, baru menyadari Zero terlihat ketakutan dan mungkin cemburu lebih tepat untuk menjelaskan alasannya tiba-tiba marah seperti tadi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com