Soora jelas mengetahui hubungan Jungkook dengan Jiun. Tak ada alasan bagaimana Soora tidak mengetahui semuanya, ketika semua staff terus membicarakannya jika telah menyangkut para member Bangtan. Mulai masa dimana Jungkook dikabarkan dekat Jiun, hingga mereka memutuskan untuk menjalin sebuah hubungan yang istimewa. Mungkin beberapa staff akan mengalami pusing bukan kepayang jikalau saja hubungan Jungkook dengan Jiun terungkap di media.
Sedikit terenyuh hatinya ketika mengetahui bahwa Jungkook memutuskan untuk memilih pilihannya yang baru. Sedangkan terkadang tiap harinya Soora berharap akan kembali bersama Jungkook. Tapi harapannya musnah, hatinya benar-benar hancur ketika kabar mulai terkuak, bahwa Jungkook memulai hubungan dengan Jiun.
Soora menyadari bahwa ia tidak pernah sebanding dengan Jiun. Penyanyi muda dengan bakat yang sudah tidak diragukan lagi. Kemampuan beraktingnya juga sudah banyak diakui oleh banyak orang.
Soora berfikir bahwa Jungkook dengan Jiun berdekatan hanya sebatas hubungan sesama artis. Mungkin saja mereka sedang membicarakan karir mereka. Tetapi semua musnah ketika sahabatnya, Haesoo mengatakan hal tentang Jungkook.
"Kalian tahu apa berita apa yang aku bawa hari ini," Haesoo berbisik pelan dan tersenyum kecil kearah Soora dan Sohee yang sedang memakan makan siangnya.
Kali ini Sohee merasakan rasa penasaran akan gosip yang dibawa Haesoo "Mwo?" desak Sohee semangat sambil mengepalkan sebelah tangannya.
"Kalian dengar baik-baik,"
Sebenarnya Soora benar-benar tidak perduli dengan gosip-gosip murahan yang terjadi di agensi ini. Soora masih setia melahap kimchi -nya dengan sumpit aluminiumnya.
"Jungkook berkencan!" ujar Haesoo dengan tiba-tiba. Membuat tak sengaja Soora menjatuhkan sumpitnya, membuat kedua sahabatnya menoleh kearah Soora. Soora melihat balik kearah sahabatnya, membuatnya termenung kaku.
Soora tersenyum canggung, "kau bisa melanjutkan bicaramu." Soora kembali tersenyum kembali dengan batukan kecil yang ia buat.
"Bagaimana kau mengetahuinya?" tanya Sohee dengan raut wajah seriusnya. Sendoknya sedikit ia remas membuat Soora dan Haesoo melirik segan kearah Sohee.
Haesoo berusaha menatap Sohee dengan santai, kemudian kembali berbicara, "Ei! Bagaimana kalian tidak mengetahui hal ini. Semua staff sudah membicarakannya sebelum jam kerja dimulai." Ujar Haesoo sambil mencodongkan tubuhnya kedepan. Ia duduk diseberang meja makan kantin.
Topik ini seperti lebih menarik dibanding makan siang mereka. Nafsu makan Soora seakan-akan langsung lenyap mendengar berita dari Haesoo.
Sohee yang duduk berada disamping kanan Soora, mengetukkan sendok besinya di piring hingga menimbulkan suara bising yang sedikit menganggu.
"Jungkook Oppa, benar-benar bersama Jiun?" tanyanya sambil menatap kearah Haesoo. Terdengar suaranya sedikit lirih ketika ia menanyakan tentang Jungkook.
Haesoo mendecakkan lidahnya beberapa kali menatap Sohee yang terlihat murung. Haesoo menyenderkan tubuhnya di kursi sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Kemudian menggakkan tubuhnya lagi, ia mengambil sumpitnya kembali, "Berita ini sudah tersebar. Tapi tidak untuk diluar, bahaya jika diluar mengetahuinya." Beberapa kali mengayunkan sumpitnya sambil berbicara, "Mungkin para atasan akan kepusingan jika mereka berdua tertangkap dating oleh media."
Soora sesekali menahan rasa perih yang mulai bersarang di hatinya, seakan tidak menerima bahwa berita ini nyata adanya. Mungkin Soora benar-benar sudah hilang dari kehidupan Jungkook. Jungkook benar-benar sudah melupakannya.
Keadaan makan siang mereka berubah hening seketika, ketika mereka hanya menyelami pikiran mereka masing-masing. Haesoo dan Sohee tidak mengetahui hubungan Soora dengan Jungkook. Tidak ada satupun yang mengetahuinya, bahkan kedua sahabatnya. Perkataan Jungkook berhasil membuat Soora menutup mulut rapat-rapat tentang mereka dulu.
"Merahasiakan semuanya mungkin tidak cukup, anggaplah bahwa kita juga saling tidak mengenal sebelumnya."
Memikirkan bagaimana wajah Jungkook sudah membuatnya bergidik ngeri.
"Kau sedih?" tanya Haesoo tiba-tiba membuat Soora langsung tertegun menatap Haesoo yang menatapnya serius. Soora meneggakkan tubuhnya, mulutnya sedikit terbuka, tercetak jelas kedaan berubah menjadi mencekam.
Soora tertawa pelan sambil menggeleng pelan, "Apa maksudmu?" tanya balik Soora gelagapan. Apakah kesedihannya tercetak jelas di wajahnya. Soora benar-benar ingin mengutuk dirinya sendiri, harusnya ia bisa mengontrol semuanya.
"Aish! Jangan berbohong. Aku mengetahui semuanya. Tentang kau dan Jungkook." Haesoo mengibaskan telapak tangannya kearah Soora. Membuat Soora semakin panik. Apakah Haesoo mengetahui semuanya? Apakah Haesoo mengetahui hubungannya bersama Jungkook dulu? Aniya!
"Mengetahui a-apa? Aku dan Jungkook ti-" ucapan Soora terputus ketika Haesoo menyelak pembicaraannya.
"Ara! Ara!" Haesoo menganggukkan kepalanya seakan-akan mengetahui segalanya. Soora benar-benar dibuat bingung oleh Haesoo. Ia sangat takut jika Haesoo mengetahuinya. Tapi bagaimana Haesoo mengetahuinya?. Apa ia pernah salah berbicara tentang Jungkook.
Tapi -.
Bagaimana jika Haesoo membocorkan semuanya kepada para staff lain, hingga Jungkook akan marah padanya.
"Kutanya padamu," kalimatnya menggantung, ia melipatkan kedua tangannya di atas meja putih, kemudian menatap Soora dengan tatapan datar, "Adakah wanita yang menolak pesona seorang Jeon Jungkook?" tanya Haesoo.
Soora mengernyit bingung,"Nde?" apa yang dimaksudkan oleh wanita yang lebih tua darinya ini, ia sama sekali tidak mengerti arah pembicaraan wanita bermarga Kang ini.
"Ya! Kenapa kau bodoh sekali! Tidak ada wanita yang bisa menolak pesona Jungkook, sekalipun dia pria juga. Dengar, Jungkook adalah pria tampan, bagaimana orang-orang sangat mendambakan dirinya untuk menjadi seorang kekasih. Dan aku meyakini bahwa kau termasuk wanita yang terperangkap pesona Jungkook." Jelas Haesoo sambil berdecak.
"Dan aku yakin, kau pasti juga ikut merasa sedih akan berita ini. Aku paham!" lanjutnya.
Mulut Soora perlahan tertutup rapat ketika mengerti apa yang dimaksud Haesoo. Soora hanya menghembuskan nafasnya pelan, tubuhnya sedikit tenang ketika Haesoo tidak membahas hal lain. Bukan tentang dirinya dengan Jungkook.
Soora mengambil segelas air putih yang ia ambil sebelum duduk di meja kantin. Keterkejutannya berhasil membuat tenggorokkannya kering.
Haesoo menghembuskan nafasnya pelan, "Yaa, jika aku boleh jujur, aku juga merasakan hal yang sama seperti kalian," Haesoo mulai menunjukkan sedih di wajahnya yang sedikit berlebihan, "Aku -pun merasa sedih mendengar berita bahwa Jungkook berkencan." Matanya terlihat berlinang. Ia serius?
"Aku tidak salah dengarkan?" Tiba-tiba Sohee membuka suaranya. Sontak membuat Soora dan Haesoo menoleh kearahnya. Dilihat tatapan kosong milik Sohee membuat keduanya menggidikkan bahu.
"Aku tahu kau mendengarnya dengan jelas, Sohee." Ujar Haesoo sambil terus menatap kearah Sohee, tanpa Sohee menatapnya balik. Soora dan Haesoo memang mengetahui bahwa Sohee diam-diam penggemar beratnya Jungkook. Terkadang ia membeli semua barang yang berbau tentang Jungkook.
"Ah! Wae?!" teriak Sohee sambil menggunjangkan tubuhnya, air matanya mulai mengalir. Suara tangisnya terdengar cukup keras, hingga beberapa orang yang berada dikantin menengok kearah mereka. Dengan cepat kedua tangan Soora merangkul bahu Sohee, dan membenamkan wajah Sohee di dadanya, untuk meredakan suara bising Sohee.
Soora dan Haesoo tersenyum canggung saat orang-orang terus memperhatikan mereka, seakan-akan bertanya ada apa. Haesoo bangkit dari tempat duduknya dengan cepat membukukkan tubuhnya ke beberapa arah untuk meminta maaf atas keributan yang mereka buat.
Setelah semua orang kembali sibuk dengan kepentingan mereka sendiri, Haesoo memukul lengan Sohee, lalu kembali menarik kursinya kembali.
"Ada apa dengan dirimu?!" Haesoo masih menatap wajah Sohee yang sudah sangat kacau sehabis menangis. "Kau membuat kami malu setengah mati." Marah Haesoo pada Sohee yang masih tidak terganggu oleh kemarahan Haesoo.
Soora menatap mereka berdua dalam dia, mereka berdua memang sangat sering membuat keributan, hingga membuat kepala Soora hampir pecah. Tapi keributan dan kemarahan mereka tidak sampai berubah menjadi lebih serius.
Pandangan Soora kembali pada Sohee yang masih setia dengan pandangan kosong. Mungkin jika saja Soora tidak bisa mengontrol rasa kecewanya, mungkin wajahnya sekarang sudah tidak berbentuk lagi.
"Kuingat ketika Jungkook oppa memberikanku cokelat panas padaku. Aku ingat bagaimana ia tersenyum padaku," pundaknya naik turun seakan menahan sesak, "aku sangat kecewa padanya." Kemudian Sohee menghambur kepelukan Soora yang menatapnya lirih.
Haesoo menghembuskan nafasnya pelan, ia tidak ingin menyalahkan Sohee jika keadaannya seperti ini. Sohee memang sangat menyukai Jungkook, wajar memang jika sesuatu hal kecil yang dilakukan Jungkook akan berdampak besar pada sahabatnya, Sohee.
"Kau harus berhenti menangis, wajahmu akan terlihat kacau nantinya." Ujar Soora sambil terus menenangkan Sohee yang tangisannya sudah sedikit meredah.
"Ara! Kita memang harus tahu tempat. Jungkook bukanlah orang biasa," Haesoo memakan kimchi -nya yang sudah mendingin, kemudian mengecapnya beberapa kali, "Jadi berhenti memikirkan orang yang jelas-jelas tidak akan pernah kita miliki."
Perkataan Haesoo seakan membuat Soora telak mati. Ya, dirinya memang harus berhenti memikirkan Jungkook. Tak ada lagi tempat untuknya di hati Jungkook. Tidak ada lagi yang perlu diharapkan. Ia harus tahu tempat. Ya, ia harus tahu tempat. Ia harus tahu dimana batasannya sekarang. Iya harus menyadari bahwa dulu dan sekarang sangat berbeda keadaannya. Dan Soora tidak bisa memaksakan apa yang ia mau.
"Berhentilah menangis Sohee." Tegur Haesoo dengan penekanan tiap katanya, "Kita harus sadar, kita tidak pernah sebanding dengan Jiun. Aish! Berhenti menangisi Jungkook yang jelas-jelas tidak mengetahui kau ada."
Tuh dengerin kata Haesoo Eonni. Nihya antara Soora sama JK itu, yaa kaya artis sama fans. Yaa sebagai fans tau tempat, tau batasan, dan sebagai fans harus sadar, bias gak pernah tau kita trnyata hidup wkwkkwkwk. Nyelekit gak sih ya wkwkwk
Okay! Siapa yang sudah tidak sabar menunggu momen antara Jungkook dan Soora????? Aku gak kuattttttt memikirkannyaaaaaaaaa