webnovel

Keadaan Keluarga Gong Mo

Editor: Wave Literature

Gong Mo melihat Sheng Nanxuan dan bertanya sambil tersenyum, "Apakah hubunganmu baik dengannya?"

"Iya, jika ada hal apapun yang kamu butuhkan, kamu bisa menghubungi dia, tidak masalah," Ucap Sheng Nanxuan. Gaji tahunan Fang Yang beberapa juta Yuan. Jadi, Fang Yang bisa melakukan pekerjaan apapun.

"Memangnya tidak keterlaluan?" Gong Mo berpikir bahwa lebih baik hubungan di antara teman saling menghormati satu sama lain.

"Sudahlah, ceritakan tentang keadaan keluargamu saja. Subwaynya sebentar lagi akan segera sampai."

"Oh!" Gong Mo segera berkata, "Aku memiliki orang tua tunggal. Ayahku menderita kanker ketika aku masih sangat kecil. Dia meninggalkan buku tabungan dan rumahnya, lalu pergi dari rumah karena tidak ingin merepotkan aku dan Ibuku."

"Pergi dari rumah?" Sheng Nanxuan bertanya.

Gong Mo mengangguk, "Ini penyakit mematikan, jadi... dia hanya menghentikan pengobatan dengan cara ini. Kami tidak tahu ke mana dia pergi, apakah dia masih hidup atau sudah meninggal. Sampai saat ini kami masih belum bisa menemukannya. Setelah bertahun-tahun kami mencari, akhirnya aku dan Ibuku sudah menyerah."

"Ibumu tidak menikah lagi?"

Gong Mo menggelengkan kepalanya, "Rumah Ayahku ditinggalkan untuk Ibu. Aku punya Paman, Paman Ketiga, dan Bibi. Mereka tidak mengizinkan Ibuku untuk menikah lagi. Karena rumah itu atas nama Ibuku. Jika Ibu menikah lagi, maka rumah itu tidak akan ada hubungannya lagi dengan keluarga Gong... mereka menginginkan rumah itu."

"Hhmm…" Sheng Nanxuan mencibir.

Gong Mo menarik napas dalam-dalam, kemudian berkata, "Setiap keluarga pasti memiliki kesulitannya masing-masing. Bagaimanapun juga mereka tetap keluargaku dan kondisinya memang seperti ini. Mereka tidak mudah bergaul. Jika kita menikah, sudah pasti akan bertemu mereka. Sampai pada saatnya tiba, lebih baik kamu banyak toleran kepada mereka."

"Lagi pula nantinya juga tidak akan bertemu mereka setiap hari. Jangan khawatir. Aku tahu bagaimana harus melakukannya. Aku tidak akan membuatmu malu."

Gong Mo tersenyum penuh syukur, "Terima kasih."

"Masih ada agi?"

"Dan jangan biarkan Ibuku tahu bahwa saat ini aku sedang hamil."

"Mengapa?"

"Tidak ada Ibu yang suka melihat putrinya menikah karena kecelakaan, bukan? Ibuku tahu bahwa aku menjalin hubungan kasih dengan Sheng Donglin, tapi sekarang tiba-tiba berubah menjadi dirimu..."

"Siapa suruh berpacaran dengan Sheng Donglin?!" Kata Sheng Nanxuan dengan sedikit marah.

"Memangnya apa urusanmu?" Gong Mo juga marah, "Awalnya hubungan kami baik-baik saja, jika bukan karena kamu…"

"Oh!" Sheng Nanxuan mencibir, "Hubunganmu dan dia sungguh baik-baik saja?"

Gong Mo yang mendengar perkataan Sheng Nanxuan seketika ekspresi wajahnya langsung berubah menjadi sangat pucat. Ia pun langsung memalingkan mukanya.

Sheng Donglin hanya ingin memanfaatkan Gong Mo saja. Jika tidak ada Sheng Nanxuan, mungkin Sheng Donglin akan memperalat Gong Mo lagi untuk bisa mencapai tujuannya yang lain.

Sheng Nanxuan melihat wajah Gong Mo tampak tidak bahagia, ia pun berpikir dan tidak tahu bagaimana menyenangkan Gong Mo, lalu ia kembali ke topik pembicaraan yang sebelumnya, "Jika tidak memberitahu Ibumu, lalu bagaimana jika kamu tiba-tiba muntah-muntah karena kehamilan?"

Gong Mo seketika langsung menoleh dan berkata, "Bukankah muntah itu ketika menginjak dua atau tiga bulan? Aku baru saja hamil. Tidak mungkin bisa muntah. Oh iya, terkadang test pack itu tidak akurat. Kita pergi ke rumah sakit dulu untuk pemeriksaan lebih lanjut. Jika aku tidak hamil, aku tidak perlu merepotkanmu!"

"Kenapa tidak perlu?" Sheng Nanxuan memegang bahu kecil Gong Mo dan berbisik di telinga Gong Mo, "Apa kamu tahu betapa lezatnya tubuhmu? Jika kamu tidak hamil, aku akan segera membuatmu hamil."

"Kamu…" Gong Mo terkejut dan menatap Sheng Nanxuan dengan tidak percaya, kemudian ia mendorong Sheng Nanxuan supaya sedikit menjauh darinya, "Dasar mesum!"

"Jangan keras-keras. Ada polisi subway. Jika kamu berteriak, nanti akan menarik perhatian mereka."

"Jika menarik perhatian mereka, kamu pasti juga yang malu!"

"Kamu tidak boleh mengatakan itu. Kita adalah satu sekarang."

"Si… Siapa yang menyatu denganmu?" Tanya Gong Mo dengan wajah memerah.

"Lihatlah dirimu, pikiranmu berkelana sampai ke mana?" Sheng Nanxuan berpura-pura menyalahkan, lalu berkata lagi, "Maksudku anak. Dengan adanya anak, kita membentuk sebuah keluarga, bukankah itu satu kesatuan? Jika aku memiliki sejarah kelam, anak kita nanti pasti tidak akan mau mengangkat kepala karena dia merasa malu. Bukankah begitu?"

Next chapter