Mata perak Felix menyorot tajam ke arah Rigel.
"Sekarang giliranku!!! Hiaaattt!!"
"TTUUNNGGUUUUU~~~~~!!!"
Tiba-tiba suara mendayu-dayu merusak indera pendengaran Felix dan Rigel.
Dengan slow motion mode, Jaya dan Gilang mendatangi arena perang tadi.
"Ada apa, eum? Kalian mengganggu saja. Aku harus segera memberi makan roh pedangku," ucap Rigel yang sudah tak menyebut dirinya 'aing' lagi. Mungkin ingatan tentang jatidirinya telah kembali.
PLAK!
PLAK!
Dengan kekuatan kuda, Jaya nabok kepala bagian belakang Felix dan Rigel.
"WADOHH!" pekik mereka bersamaan.
"APA-APAAN KALIAN INI, HAH?? TIDAK TAHUKAH KALIAN KALAU DI AREA SINI DILARANG MEMBAWA SAJAM*, EUM??" bentak Jaya.
*Sajam : senjata tajam
Rigel dan Felix saling melempar pandang. Detik berikutnya mereka bersamaan menyerang Jaya. Ada yang menjadi sekutu rupanya.
KLANG!!
Support your favorite authors and translators in webnovel.com