Joon berlari dan melompat naik ke ranjang Takeyuki. Napasnya terengah seperti habis lari maraton. Padahal, jarak kamarnya dari kamar ini hanya 5 langkah. Seperti ada kejanggalan.
"Otousan?! Otousan kenapa tadi? Aku samar-samar mendengar suara jeritan kesakitan dan suara batuk yang berlebihan." Joon berucap dengan panik. Ia mengguncang pelan kedua bahu otou-nya untuk segera mendapat penjelasan.
Mata Takeyuki langsung membeliak melihat putranya yang baik-baik saja itu. Diraihnya tubuh Joon yang berisi ke dalam rengkuhannya. Ia terus menciumi pucuk kepala bocah yang menyebabkan ia lepas kendali seharian ini.
"Joon dari mana saja? Otousan sangat takut kehilangan Joon lagi. Jangan pergi tanpa sepengetahuan kami lagi. Setelah ini, Otousan janji akan mengizinkanmu pergi ke mana pun. Tapi ... jangan kabur lagi!" gumam Takeyuki. Ia masih mendekap erat tubuh putranya. Ia seolah melupakan lehernya yang perih akibat cekikkan tadi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com