webnovel

Perang

Zen saat ini sudah berdiri pada bagian depan dari pasukan yang dipimpinnya saat ini. Dengan jubah putih khasnya, dia saat ini sedang menatap tempat yang akan menjadi medan perangnya saat ini.

Tujuannya cuma satu, bahwa tidak ada lagi perbudakan pada dunia ini, karena salah satu calon istrinya merupakan demi-human yang sangat dicintainya. Apalagi, dia sudah berjanji untuk membantu para demi-human atas perintah semua wanitanya.

"Apakah kalian sudah siap?" tanya Zen kepada beberapa wanita yang berada dikedua sisinya saat ini.

Semua wanitanya mulai mengangguk dan mata mereka menunjukan kesiapan mereka, untuk menaklukan kekaisaran yang akan mereka serang beberapa saat lagi. Zen sendiri lalu menatap seorang wanita saat ini, yang bertugas menjadi pemimpin sebuah pasukan pada kelompoknya.

"Kamu sudah siap Tio?" tanya Zen kemudian.

"Aku sudah sangat siap Master, aku hanya menunggu perintahmu saja saat ini" kata Tio.

Memang saat ini, Tio sudah berubah menjadi pribadi yang sangat bijak, bahkan sekarang beberapa wanita dari Zen sangat mengkagumi pribadinya saat ini. Bahkan hingga sekarang sifat Masokisnya sudah mulai ditinggalkannya.

"SEMUA PASUKAN BERSIAP!" Tersiak Zen sambil mengangkat Katananya keatas dan dibalas teriakan oleh semua pasukannya yang sudah bersiap memulai penyerangan ini.

"SERANG!" teriak Zen sambil menurunkan katananya dan menodongkan kearah tujuan peperangan ini dan mulai berlari menuju Ibukota Kekaisaran Hoelscher bersama para pasukannya.

Tio yang mendengar perintah masternya, sudah mulai memobilisasikan semua pasukan penyelamatnya yang akan bertugas menyelamatkan kaum demi-human yang ditahan ditempat ini.

Dengan serangan dadakan yang sangat cepat, gerbang yang menjadi pintu masuk ibukota langsung dihancurkan oleh Zen dan langsung melumpuhkan semua pasukan penjaga yang menjaga tempat ini. Memang Zen sengaja tidak membunuh kecuali mereka melawan, karena para prajurit Kekaisaran akan menjadi aset yang bagus, saat Kekaisaran jatuh pada peperangan ini dan diambil alih oleh Kerajaan Heilight.

Setelah gerbang pintu masuk hancur, beberapa manusia kelinci mulai beranjak dari sana dan mulai menyelinap memasuki kota ini, menggunakan kemampuan mereka dengan gerakan yang sangat cepat.

Bahkan beberapa dari mereka sudah menggunakan beberapa tank dan memasuki Ibukota kekaisaran saat ini. Dan ditempat lain, beberapa dari mereka saat ini sedang berada di Verbergen untuk mengendalikan pesawat tak berawak yang terbang diatas Zen saat ini, yang berguna untuk memantau jalannya peperangan.

"Tio, bawa pasukanmu dan lakukan sesuai rencana" kata Zen dan dibalas anggukan oleh Tio dan dia langsung beranjak dari sana membawa semua pasukan yang dipimpinnya.

Zen lalu mulai menatap semua wanita yang masih setia bersamanya saat ini, setelah semua manusia kelinci sudah menyebar dan membantai semua pasukan kekaisaran saat ini.

"Ingatlah, bunuhlah mereka yang melawan" kata Zen dan dibalas anggukan oleh wanita yang bersamanya.

"Kalau begitu, mari berperang" kata Zen dan mulai beranjak dari sana dan memasuki medan perang.

Suara ledakan, teriakan dan sebagainya mulai terdengar diberbagai tempat pada Ibukota ini, dan menjadi tanda para pasukan yang menyerang pada garis depan, yaitu para prajurit Kerajaan Heilight dan para pahlawan untuk menyerang.

Peperangan melawan dua pihak, membuat Kekaisaran mulai melemah. Bahkan beberapa rumah dan bangunan terdengar suara teriakan kesakitan yang tidak terhenti terdengar terutama pada sebuah rumah bordil saat ini.

"Lepaskan mereka bajingan" kata Shea sambil mengayunkan palunya dan mulai membantai para penjaga rumah bordil ini, terutama saat dia melihat beberapa kaumnya terlihat sangat memprihatinkan.

"Kalian tenanglah, bantuan akan datang sebentar lagi, jadi tunggu aku membantai orang yang menyiksamu oke?" kata Shea sambil mencoba menguatkan beberapa wanita dari berbagai ras yang saat ini mulai menangis, karena mereka melihat saat ini sedang diselamatkan.

Shea lalu mulai bernajak dari sana, dan mulai menelusuri rumah bordil yang besar tersebut, untuk mencari para demi-human yang masih terkurung didalamnya. Disisi lain, beberapa rumah bordil juga terlihat sangat memprihatinkan.

Darah, bahkan beberapa bagian tubuh berceceran dimana – mana, namun pada tempat tersebut, beberapa demi-human mulai keluar dari rumah – rumah bordil tersebut dan dituntun menuju sebuah tempat yang aman bagi mereka yang sudah diselamatkan.

Bukan hanya rumah bordil, rumah para bangsawan beserta para penjual budak tidak jauh berbeda keadaannya dengan keadaan rumah bordil saat ini.

"A-Aku akan memberikan a-apapun kepada kalian, termasuk kesetiaan yang m-mutla-" namun perkataan bangsawan tersebut terhenti setelah Zen memutuskan kepalanya.

"Bisa – bisanya saat Kekaisaran mereka sedang mengalami krisis, dia sedang bersetubuh dengan para budaknya" kata Zen sambil mengambil beberapa kain untuk menutup tubuh para demi-human yang disetubuhi oleh bangsawan yang dibunuh Zen tersebut.

"T-Terima kasih T-Tuan" kata mereka sambil ketakutan.

Zen hanya tersenyum, namun mengambil sebuah kain bersih dan mulai membersihkan wajah seorang manusia kucing yang dipenuhi dengan sperma dari bangsawan busuk tersebut.

"Kalian keluarlah dari sini, dan akan menemui beberapa manusia kelinci dan ikuti intruksi mereka" kata Zen.

Namun bukannya mengikuti perintah Zen, mereka mulai gemetaran karena mereka tidak mempercayai sepenuhnya perkataannya, terlebih lagi karena dia merupakan seorang manusia. Namun manusia kucing yang wajahnya dibersihkan oleh Zen, mulai mengikuti perkataan Zen.

Dia menganggap bahwa Zen merupakan orang baik. Dan tindakannya, akhirnya membuat beberapa wanita yang berada diruangan tersebut mengikutinya dan meninggalkan tempat yang menjadi mimpi buruk bagi mereka selama beberapa tahun terakhir.

"Baiklah, selanjutnya" kata Zen sambil menghilang dari ruangan tersebut.

Tio mulai melihat ratusan bahkan ribuan demi-human sudah keluar dari tempat yang mengurung mereka dan berkumpul pada sebuah tempat saat ini. Tio lalu membuka sebuah portal yang akan langsung membawa para demi-human tersebut langsung menuju Verbergen.

"Bagi kalian yang tidak terluka, silahkan langsung memasuki portal ini yang akan membawa kalian langsung menuju Verbergen" kata Tio.

Beberapa dari mereka akhirnya mulai mengikuti intruksi dari Tio dan melalui portal tersebut dengan perasaan bahagia dan bahkan beberapa dari mereka mulai menangis haru karena bisa kembali ketempat asal mereka.

Disisi lain, Kaori mulai menyembuhkan beberapa demi-human yang berada disana dibantu oleh Shizuku yang saat ini bersamanya dan melindunginya dari beberapa prajurit yang hendak menyerangnya.

"Apakah kamu sudah lelah Shizuku-chan?" tanya Kaori yang sudah menyembuhkan beberapa demi-human saat ini.

"Tenanglah Kaori, kamu memfokuskan dirimu saja dalam menyembuhkan, dan biarkan aku yang melindungimu" kata Shizuku.

.

.

Ditempat lain, dua orang Apostle dengan kekuatan yang setara masih bertarung dengan sengit saat ini. Bahkan salah satu dari mereka yang merupakan Noint, masih berusaha menahan serangan dari Apsotle yang dilawannya dengan fokus.

Namun Apostle yang dilawannya mulai tersenyum setelah merasakan sesuatu. Noint juga mulai menghentikan tindakannya setelah melihat berbagai cahaya muncul dari langit pada Ibukota Kekaisaran saat ini.

"Hahahahahaha... apakah kamu lihat itu? Apapun yang direncanakan Mastermu akan sia - sia" kata Apostle yang dilawannya.

"Benarkah?"

Next chapter