webnovel

Pasukan Baru

Semua wanita Zen saat ini sedang berada disebuah tempat yang sangat dekat dengan Ibukota Kerajaan Heilight. Mereka tidak sendiri saat ini, dikarenakan Putri Liliana juga berada ditempat ini untuk ikut serta dalam peperangan yang akan terjadi pada kerajaannya.

Liliana saat ini tidak tahu harus melakukan apa, dikarenakan para iblis sudah menyerang ibukota saat ini. Yue selaku pemimpin kelompok yang akan membantu peperangan pada kerajaan Heilight, saat ini sudah menggunakan mobil yang diberikan oleh Zen untuk mengantarkan mereka menuju Ibukota.

"Tenanglah Lily, aku yakin kerajaan akan baik – baik saja" kata Kaori yang mencoba menenangkan tuan putri tersebut.

"Terima kasih Kaori" kata Liliana yang saat ini sudah merasa sedikit tenang.

Memang Zen tidak menteleporkan mereka langsung menuju Ibukota, dikarenakan Zen ingin mereka tidak langsung berhadapan dengan musuh, terlebih lagi jika beberapa Apostle ternyata ada disana dan menyerang mereka.

Zen dan para wanitanya sendiri sudah berpisah saat sampai disebuah tempat yang tidak jauh dari Ibukota. Rencananya, Zen saat ini mencoba untuk langsung menuju ke Divine Mountain dan langsung memusnahkan pihak gereja dari sana. Terlebih lagi, seseorang yang sudah berada disana ternyata memiliki tandanya saat ini, dan sangat mudah baginya untuk langsung menuju kesana.

Perlahan mobil yang ditumpangi oleh beberapa wanita Zen, sudah mendekat kearah pintu masuk kerajaan Heilight dan melihat sudah banyaknya monster menanti mereka, yang saat ini sedang mencoba melululantahkan kota tersebut.

"Bersiap untuk berperang!" teriak Yue.

Ditempat lain, Zen yang baru saja menonaktifkan skill stealthnya, saat ini sedang dihadang oleh sebuah bayangan pria botak, yang membimbingnya kedalam sebuah Labirin. Zen hanya mengikuti pria tersebut hingga dia mencapai sebuah lingkaran sihir.

"Spirit Magic" gumam Zen setelah memasuki lingkaran tersebut dan mendapatkan pengetahuannya.

Selang beberapa lama kemudian, akhirnya semua informasi tentang skill tersebut memasuki kepalanya dan Zen akhirnya berterima kasih kepada hologram pria botak tersebut dan keluar dari sana.

"Jadi hal apa yang pertama kali harus aku lakukan?" gumam Zen, karena saat ini peperangan pihak kerajaan dengan Iblis sudah dimulai, terlebih lagi para wanitanya akan memasuki medan perang saat ini.

[Coba Kakak hubungkan Spirit Magic dengan Sharingan Kakak terlebih dahulu] kata Irene.

"Benar juga.." kata Zen.

.

.

Disisi lain, para wanita Zen saat ini sudah membantai beberapa monster yang dibawa pihak Iblis, yang saat ini berada dipinggiran kota. Suara tembakan dan tebasan terus terdengar, hingga beberapa jalanan pada tempat ini sudah mengalir cairan berwarna merah.

"Shizuku didepanmu!" teriak Kaori.

Shizuku dengan sigap langsung menebas monster yang ada didepannya dan terus membuat jalan, agar Shizuku dan Kaori beserta Liliana dapat melewati jalan yang akan membawa mereka menuju tempat teman – teman mereka berada.

Memang saat ini kelompok yang bersama Yue sudah dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama yang berisi Yue, Shea dan Tio akan memusnahkan musuh pada garis depan. Lalu kelompok kedua yaitu Suguha, Sinon, Alice dan Rina akan berfokus untuk menyelamatkan para penduduk yang masih belum mengungsi dan melawan monster yang berada disana.

Dan sisanya, Kaori dan Shizuku bersama Liliana akan langsung menuju Istana untuk menyelamatkan teman – teman mereka atas perintah dari Zen, karena Zen memberikan sebuah informasi tentang adanya seorang penghianat disana.

Tidak jauh dari sana, Yue sudah memusnahkan beberapa pasukan monster dan saat ini dihadang oleh pria iblis pemimpin pasukan tersebut, beserta beberapa pasukan monsternya yang sangat amat banyak saat ini.

"Zen berkata kita tidak boleh membunuhnya bukan?" kata Yue kepada Tio yang saat ini sedang terbang diatasnya.

"Yap, Master bilang kita boleh melukainya dengan parah, tetapi jangan membunuhnya. Terutama jangan lukai Naga putih itu, karena mungkin Yui akan menyukainya" kata Tio.

"Baiklah... aku akan mencoba skill baruku terlebih dahulu, berkat beberapa Skill kuno yang diberikan Zen sebelumnya" kata Yue yang mulai menyerang monster yang dipimpin oleh pemimpin penyerangan ini yang merupakan Freid.

Ditempat lain, disebuah penjara didataran tinggi ini, seseorang akhirnya merasa lega setelah orang yang ditunggunya akhirnya tiba didepannya saat ini. Memang sebelumnya, dia mendapatkan pesan telepati dan menyuruhnya untuk menunggu.

"Z-Zen" kata wanita tersebut yang merupakan Aiko yang saat ini dikurung didalam penjara didalam katedral gereja suci yang berada di Divine Mountain.

"Maafkan aku membuatmu menunggu Sensei" kata Zen dan melepaskan beberapa rantai yang mengikat gurunya tersebut.

"Terima kasih Zen" kata Aiko, namun dia terkejut saat tangannya diraih oleh Zen, karena Zen ingin menghancurkan pengekang kekuatannya yang merupakan sebuah gelang yang sudah berada ditangannya tersebut.

Namun sebelum Zen menghancurkan pengekang tersebut, sebuah serangan menghampiri dirinya saat ini. Zen dengan sigap membuat barier untuk melindungi dirinya beserta gurunya, karena serangan tersebut sangat amat berbahaya.

Setelah serangan itu sirna, dalang dari serangan tersebut akhirnya muncul. Seorang wanita dengan sayap menghiasi punggungnya, dan saat ini menatap Zen dan Aiko dengan tatapan yang dingin.

"Maafkan aku, tetapi kalian harus mati saat ini" kata wanita tersebut.

Namun saat dia akan menyerang, tatapannya bertemu dengan Zen saat ini yang matanya sudah berubah menjadi merah dengan pola yang sangat unik pada kedua matanya. Zen langsung menggunakan Sharingannya dan mencoba memanipulasi orang didepannya saat ini.

[Pastikan sumber kekuatannya terlebih dulu Kak, lalu gunakan Spirit Magic melalui Sharingan Kakak, untuk memanipulasi dirinya sepenuhnya] kata Irene.

Dengan bantuan Irene, Zen melakukan apa yang dikatakan kepadanya dan langsung menghubungkan sumber kekuatan wanita tersebut dengan Sharingan yang sudah dipadukan dengan Spirit Magic.

Selang beberapa lama kemudian, wanita tersebut tubuhnya mulai tidak seimbang dan mulai terjatuh tidak jauh dari tempat Zen berada. Aiko sendiri sangat terkejut saat wanita yang menyerang mereka dengan serangan yang sangat hebat tersebut, saat ini terjatuh dihadapan mereka.

Namun Zen yang disebelahnya mulai tersenyum, setelah apa yang dilakukannya berhasil, karena dia merasakan sebuah tanda budak pada pundak wanita didepannya saat ini.

"Bisakah aku mengetahui namamu?" tanya Zen yang saat ini sudah berjalan mendekati wanita bersayap yang jatuh tersebut.

Wanita tersebut tidak menjawab, namun mulai bangkit dari tempatnya jatuh sebelumnya dan mulai membungkuk kerarah Zen.

"Perkenalkan Master, namaku adalah Noint" kata wanita tersebut.

"Bagaimana dengan kondisimu saat ini?" tanya Zen kemudian.

"Kondisiku saat ini baik – baik saja Master, tetapi penghubung anatara diriku dengan master yang sebelumnya, sepenuhnya terputus" kata Noint.

Zen hanya tersenyum mendengar jawaban dari Noint, karena apa yang dia renacakan selama ini untuk mengambil semua pasukan Apostle akhirnya menemui titik terang, setelah dia berhasil menaklukan salah satu dari antara mereka.

"Lalu apa yang harus aku kalukan sekarang Master?" tanya Noint.

Zen terdiam sejenak dan mulai menghubungi seorang wanita yang mempunyai dendam pada tempat ini. Setelah dia menghubunginya, Zen langsung menteleportkan wanita tersebut menuju tempatnya berada.

"Mari kita musnahkan tempat ini"

Next chapter