webnovel

Calon Anak Kedua

Pihak gereja sekarang dipusingkan dengan menutupi semua kabar buruk yang beredar diantara penduduk saat ini. Mereka sebenarnya bingung, mengapa rumor aneh terus muncul seakan ingin menurunkan kredibelitas mereka saat ini.

Namun secercah harapan dari pihak gereja muncul, ketika kabar bahwa orang yang membongkar kedok pahlawan penghianat tersebut merupakan seorang pahlawan juga. Berkat kabar itu, Gereja dengan sigap mengirimi beberapa utusan untuk mencari orang tersebut.

"Perkenalkan aku Uscup Forbin. Kami berasal dari pihak gereja untuk membawa kembali tuan pahlawan kekerajaan saat ini" kata utusan tersebut setelah Zen mengiyakan pertanyaannya sebelumnya, tentang identitasnya.

"Maafkan aku, tetapi aku lebih menginginkan untuk bepetualang sendiri bersama kelompokku saat ini" kata Zen.

Mendengar penolakan Zen tersebut, perasaan kesal mulai terukir pada diri utusan tersebut. Memang kearogansi para pihak gereja sudah terdengar dari berbagai pihak. Bahkan perkataan mereka seperti titah tuhan yang harus dipatuhi.

Karena dia mengganggap pihak kerajaanpun akan dengan senang hati mengikuti perkataan mereka, tetapi pria muda didepannya seakan tidak memperdulikan perkataannya saat ini.

"Tetapi pahlawan muda, kekuatan anda berasal dari dewa kami, yang mulia dewa Ehit. Kami berharap kekuatan anda digunakan untuk melakukan apa yang dititahkannya saat ini" kata utusan tersebut.

"Siapa bilang aku menentang titahnya? Aku hanya melakukan titahnya dengan caraku sendiri, apakah pihak gereja keberatan dengan perilakuku ini?" tanya Zen.

"Bukan seperti itu pahlawan muda, tetapi lebih baik jika pahlawan muda berada dikerajaan dan dilatih dengan intens saat ini disana, bukankah itu lebih baik" kata utusan tersebut.

"Lalu aku tanyakan ini, apakah semua pahlawan yang kalian latih bisa mengalahkan 60.000 pasukan monster?" tanya Zen.

Utusan itu tidak bisa menjawab Zen saat ini, karena sekuat apapun pahlawan yang mereka latih saat ini, memang tidak sebanding dengan Zen yang notabennya dahulu mereka anggap tidak berguna.

"Begini saja, bilang pada atasanmu, aku akan tetap mewujudkan keinginan dewamu itu tetapi melalui jalanku sendiri. Jadi kalian tidak usah khawatir" kata Zen.

Utusan itu hendak mendebat perkataan Zen, namun Zen langsung menghiraukannya saat ini. Degan perasaan emosi, akhirnya utusan tersebut keluar dari tempat ini dan segera kembali kegereja pusat untuk memberitahukan apa yang dialaminya ini.

Sedangkan kelompok Zen dan ketua Adventure Guild ditempat ini masih berada disana. Memang sedari tadi Ilwa tidak ikut campur dengan pembicaraan pihak gereja tersebut bersama Zen, dan hanya memperhatikan percakapan mereka bedua saja.

"Apakah bijak menolak permintaan pihak gereja saat ini Zen-kun?" kata Ilwa.

"Tenang saja, mereka akan mengerti" kata Zen.

Namun didalam benak Zen hanya bergumam bahkan dewa mereka dihadapan Zen saat ini, akan seperti sampah dihadapannya, karena kekuatannya sudah melebihi mahluk apapun yang berada didunia ini.

"Kalau begitu, bisakah aku mengambil kembali plat status kalian?" tanya Ilwa.

"Menagapa kamu menginginkan plat status kami?" tanya Zen.

"Ah aku hanya ingin menggantikannya dengan yang baru" kata Ilwa sambil mengeluarkan plat status berwarna emas yang merupakan tanda rank dengan tingkat tertinggi didalam Guild Adventure saat ini.

"Oh.. baiklah kalau begitu" kata Zen.

Tidak hanya Zen, Yue dan Shea saja, bahkan Tio juga mendapatkan plat status tersebut, karena Ilwa sudah memastikan bahwa wanita itu merupakan salah satu kelompok mereka saat ini.

"Ah... dan juga aku ingin membuat kelompokku sendiri Ilwa-san" kata Zen.

Memang diguild adventure ini memiliki sistem kelompok atau party yang berguna mengidentifikasikan beberapa orang yang berpetualang bersama saat ini.

"Baiklah, lalu bagaimana dengan nama dan anggota kelompokmu? Apakah hanya mereka saja?" tanya Ilwa.

"Untuk nama kelompok akan bernama Elite dan anggotanya saat ini hanya kami saja saat ini" kata Zen.

Nama Elite sendiri merupakan nama kelompok Zen bersama Asuna, Lisbeth dan Silica didalam game Sword Art Online dahulu.

"Baiklah, aku akan mengurusnya dan keterangan kelompok kalian akan aku masukan kedalam plat status baru kalian" kata Ilwa.

Akhirnya mereka mulai berdiskusi beberapa hal. Namun sisatu sisi beberapa pihak saat ini sedang merencanakan hal buruk sekarang kepada kelompok Zen.

"Benarkah itu?" tanya salah satu pemimpin ditempat ini.

"Sudah dipastikan ketua" jawab bawahannya.

"Hm.... baguslah. Dengan ras dagon yang kita dapatkan ditambah kelinci tersebut, kita akan kaya raya saat ini" kata pria tersebut.

"T-Tetapi ketua, kudengar dia bersama pria yang sangat kuat" kata salah satu bawahannya menyela.

"Kuat? Apakah dia berani melawan seluruh kekuatan bawah tanah kota Fuhren ini?" kata pria tersebut.

"Benar juga ketua, dan juga yang kudengar, manusia kelinci itu tidak memakai kalung budak, bisa dipastikan jika dia menghilang, pria itu tidak bisa melacaknya" kata salah satu bawahannya saat ini.

"Hahahaha... baiklah, mari kita menculik wanita tersebut" kata pria tersebut.

Sedangkan dibawah tanah tempat mereka berbicara, seorang anak perempuan dengan telinga menyerupai sirip sedang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan ikatan yang melilit beberapa bagian tubuhnya.

Anak perempuan tersebut saat ini berada disebuah kotak dengan keadaan terikat dan kotak itu berada didalam jeruji besi saat ini. Satu – satunya yang dipikirkan anak perempuan itu adalah, untuk melepaskan diri dan melarikan diri melalui saluran air yang berada dibelakang jeruji besi tersebut.

"Mama" gumamnya sambil berusaha melepaskan ikatannya, dengan setetes air mata yang keluar dari matanya.

Disisi lain, Zen saat ini sudah keluar dari Guild Adventure saat ini. Memang mereka belum mencari penginapan saat ini, karena Zen merasakan beberapa pihak sedang mengawasinya saat ini.

"Baiklah, kita mulai rencana kita saat ini juga" kata Zen.

Kelompok Zen yang mendengar hal tersebut hanya menganggukan kepalanya, seakan paham apa yang harus mereka lakukan saat ini, saat Zen berkata demikian. Zen lalu meninggalkan mereka bertiga disana, dan Tio bersama Yue mulai berpisah dengan Shea.

Zen lalu masuk kedalam gang – gang sepi untuk mengaktifkan skill stealthnya dan akan menuju kesebuah tempat untuk menyelamatkan seseorang saat ini. Perlahan setelah memasuki beberapa gang, Zen akhirnya menemukan sebuah pintu masuk yang diarahkan kepadanya melalui skill tracking yang digunakan sebelumnya.

Zen dengan menggunakan skill stealthnya langsung memasuki tempat tersebut dengan mudah dan menghindari beberapa orang yang menjaga tempat itu saat ini.

Disisi lain anak perempuan itu yang berusaha melepaskan dirinya, tiba – tiba mendengar suara seperti benda jatuh saat ini. Anak perempuan itu semakin takut, karena suara itu saat ini terus menerus muncul.

Tiba – tiba saja, sebuah langkah kaki terdengar dengan suara sebuah pintu jeruji besi yang mengurungnya terbuka. Selang beberapalama kemudian, suara langkah itu berhenti, dan kotak yang mengurungnya mulai terbuka.

Anak perempuan itu menutup matanya saat ini, karena sangat ketakutan, namun seseorang yang membuka kotaknya itu hanya tersenyum.

"Akhirnya aku menemukanmu"

Next chapter