webnovel

Bersabar

Saat ini, Zen sedang menodongkan pedang Azantiumnya tepat pada sebuah miniatur boneka yang dibuat oleh Miledi, karena sifatnya yang sangat berisik. Zen, Yue dan Shea akhirnya berhasil mengalahkan robot Mildei sebelumnya, dan sekarang mereka berada disebuah ruangan yang menjadi tempat persembunyian Miledi.

"Tunggu.. Tunggu.. kamu harusnya bisa menahan kesabaranmu seperti saat kamu melewati labirinku" kata Miledi yang saat ini sudah ditodong oleh pedang Zen.

"Tidak usah banyak bicara, berikan saja bukti menyelesaikan labirin ini dan sebuah skill hadiah dari menyelesaikan tempat ini" kata Zen sambil menancapkan sedikit pedangnya pada tubuh miniatur tersebut.

"Baiklah... Baiklah. Namun bukankah kamu tidak memerlukan skillku? Dan juga bagaiamana kamu mempunyai skill kunoku yaitu skill Gravitasi?" tanya Miledi.

"Apa gunanya kamu mengetahuinya, jika sebentar lagi kamu akan mati?" tanya Zen.

"Cih.. aku hanya sedang ingin tahu saja. Minggirlah, aku mau membuat lingkaran sihir" kata Miledi.

Zen lalu menarik kembali pedangnya, namun tetap mengawasi miniatur boneka tersebut. Miledi lalu menggambarkan sebuah lingkaran sihir didepan mereka. Setelah selesai, dia memberikan intruksi, untuk mereka bertiga memasuki lingkaran tersebut.

Namun hanya Yue dan Shea yang masuk kedalam lingkaran itu, dan Zen hanya menatap mereka saat ini. Zen memang sebenarnya tidak mau membeli skill gravitasi yang dia beli sebelumnya, namun dikarenakan skill itu sangat bagus dan dapat membantunya melawan monster yang berada diatas tingkatnya dan kebetulan dia bisa membelinya, mau tidak mau dia membelinya, walaupun dia bisa saja mendapatkan pada labirin ini.

Yue dan Shea masih menerima ingatan tentang skill yang mereka dapatkan, namun Zen berjalan kearah Miledi dan meminta bukti menyelesaikan labirin ini.

"Kamu seorang yang dipanggil Ehit kedunia ini bukan?" tanya Miledi sambil memberikan sebuah cincin sebagai bukti menyelesaikan labirin miliknya.

Bukan menjawab, Zen hanya tersenyum kearah Miledi untuk membenarkan perkataannya tersebut.

"Ehit sangat sial, karena sudah memanggil dirimu kesini, kamu akan mengalahkannya bukan?" tanya Miledi kemudian.

"Mungkin" jawab Zen singkat.

"Apa mahsutmu mungkin?" tanya Miledi.

"Jika dia berani mengusikku, aku akan melawannya." kata Zen singkat.

"Aku menyukai kepercayaan dirimu itu, namun Ehit bukanlah seseorang yang bisa kamu kalahkan hanya dengan kepercayaan diri." Kata Miledi kemudian.

"Aku tahu, namun dia tidak bisa mengalahkanku. Dan juga aku mempunyai sesuatu yang dia inginkan. Jadi akan sangat rumit jika dia ingin melawanku" kata Zen.

"Apa mahsutmu?" tanya Miledi.

Namun dia tidak mendapatakan jawaban dari Zen, yang saat ini hanya tersenyum saja sambil memperhatikan Yue dan Shea yang saat ini sudah berhasil mendapatkan sihir kuno hasil mereka menyelesaikan labirin ini.

"Huh... sepertinya gadis pirang itu sangat cocok dengan sihirku itu, namun kelinci itu bisa menggunakannya untuk membantu dirinya dimasa depan" gumam Miledi.

Namun, Zen kembali menodongkan kembali pedangnya kearah Miledi, yang saat ini masih menganalisa sihir yang diberikannya kepada Shea dan Yue.

"M-Mengapa kamu menodongkan senjatamu kembali?" tanya Miledi.

"Aku ingin sedikit hartamu, dan keluarkan kami dari tempat ini dengan cara yang normal" kata Zen.

"Cih.. aku tidak menyangka, orang yang pertama kali menyelesaikan Labirinku seorang pemaksa" kata Miledi, yang mengeluarkan beberapa harta berharga dan memberikannya kepada Zen.

"Sekarang keluarkan kami dari sini" kata Zen.

"Cih.. Baiklah" kata Miledi yang kembali menggambar sebuah lingkaran sihir, yang berguna mengeluarkan mereka dari tempat ini.

"Masuklah, lalu alirkan man-" kata Miledi terpotong setelah melihat ketiga orang tersebut memasuki lingkaran sihir yang dibuatnya dan langsung menghilang.

"Hah... setidaknya mimpiku bersama rekan – rekanku akan terwujud" kata Miledi yang langsung beranjak dari tempat itu.

.

.

Di dunia Underworld saat ini, Asuna, Sinon dan Suguha saat ini sedang berfokus untuk melawan wanita didepannya yang sedang melatih mereka saat ini. Wanita didepan mereka yang berambut keemasan itu, sangat serius melatih Asuna dan Suguha.

"Hah.. benar kata Zen, kamu sangat kuat Alice. Padahal kami sudah beratih bersamamu sudah cukup lama" kata Asuna.

"Kalian bertiga juga sangat kuat, jadi percaya dirilah" kata Alice.

Para wanita Zen, saat ini yang berfokus untuk berlatih untuk bertempur hanya Asuna, Sinon dan Suguha. Mereka bertiga memutuskan akan bertarung bersama disisi Zen, sedangkan wanita yang lainnya akan membantu dari segi yang lainnya.

"Ah iya Alice, kudengar dari Rinko tubuh kalian akan selesai beberapa hari lagi" kata Suguha.

"Benarkah? Aku jadi tidak sabar melihat dunia Zen tinggal kalau begitu" kata Alice sambil tersenyum setelah mendengar kabar tersebut.

Disisi lain, Lisbeth dan Silica saat ini ditemani oleh Rina sedang berada dikota didunia Underworld ini. saat ini Lisbeth ingin melihat bagaimana pandai besi dunia ini bekerja, sedangkan Silica ikut bersama mereka untuk mengajak jalan – jalan sahabatnya yaitu Pina, yang berhasil Zen konversikan kedunia ini.

Sedangkan di Alaska, saat ini Rinko sedang memperhatikan robot yang saat ini menciptakan sebuah tubuh Android yang akan menjadi tubuh dari beberapa orang didunia Underworld saat ini.

"Mereka belum kembali Rinko-san?" tanya Yuna yang saat ini membawakan sebuah kopi bersama Yui ketempat Rinko berada.

"Sepertinya mereka akan kembali malam hari nanti" balas Rinko yang saat ini melihat data saudara perempuannya yang memasuki dunia Underwolrd pada komputernya.

"Baiklah kalau begitu" jawab Yuna.

"Lalu bagaimana dengan Aki? Apakah dia sudah pulang?" tanya Rinko.

"Aki-san kemungkinan juga akan pulang pada malam hari" jawab Yuna.

"Begitu ya, lal-" kata Rinko terpotong setelah melihat Yui mencoba meraih sesuatu.

"Jangan sentuh itu Yui, nanti kamu akan tersetrum" kata Rinko menghalangi Yui yang akan menyentuh sebuah kabel.

.

.

Main Quest:

[COMPLETE]

[Menyelesaikan Labirin Reisen]

[Hadiah]

[EXP: 10.000]

[Store point: 1.500.000]

[Acc Point: 1000]

[Skill: Transfer]

-

Main Quest:

[Menyelesaikan Labirin Gruen Volcano]

[Hadiah]

[EXP: 10.000]

[Store point: 2.000.000]

[Acc Point: 1000]

[Skill: Affinity Lightning]

-

"Akhirnya, rencanaku akan dimulai mulai sekarang" kata Zen.

[Selamat Kak] Kata Irene.

"Berapa lama lagi plot pada kota Ur dimulai Irene?" tanya Zen.

[Sekitar dua minggu lagi Kak.] jawab Irene.

"Berarti aku harus menyelesaikan urusanku hanya dalam seminggu" kata Zen.

[Betul Kak, saat penyerangan kota itu, dipastikan status Kakak akan menjadi S, jika Kakak bisa membantai semua monster yang akan menyerang kota tersebut] kata Irene.

"Ya.. dan juga Yui berkata dia ingin menunggangi sebuah naga" kata Zen sambil tersenyum.

Memang saat Zen bercerita tentang dunia yang dia kunjungi kepada Yui, Yui sangat berharap untuk menunggangi beberapa hewan yang dibacanya pada buku ceritanya seperti Pegasus, Unicorn, Naga dan sebagainya. Tentu sebagai Papa yang baik, Zen akan mewujudkannya.

Lalu dibelakangnya, terdengar Yue menanyakan sesuatu kepada Zen.

"Kita akan kemana sekarang Zen?"

Next chapter