webnovel

Berpetualang Bersamamu

Yue akhirnya merasa senang dengan nama pemberian dari Zen, karena menurutnya nama itu sangat bagus untuknya, yang merupakan seseorang yang akan membuang semua hal tentang masa lalunya dan akan menjalani kehidupan yang baru.

"Lalu Zen, bagaimana kamu bisa berada ditempat ini?" tanya Yue.

Zen lalu menjelaskan semua hal tentang dirinya kepada Yue, yang mulai dari dia merupakan orang yang berasal dari dunia lain, walaupun Zen juga berasal dari dunia yang lain dari dunia lain yang dia sebutkan tadi. Hingga dia menceritakan tentang penghianatan teman sekolahnya.

"J-Jadi Zen, jika kamu bisa kembali kedunia asalmu, apakah kamu akan kembali kesana?" tanya Yue.

"Sebenarnya aku bisa kembali kesana kapan saja" kata Zen.

Mendengar ini, Yue melebarkan matanya, karena saat ini dia merasa dia akan sendirian kembali.

"L-Lalu bisakah kamu mengajakku ikut denganmu? Sekarang aku tidak mempunyai siapapun didunia ini." Kata Yue.

"Kalau kamu mau mengikutiku, aku bisa mengajakmu" kata Zen.

"Benarkah?" kata Yue yang saat ini matanya tersirat binar kebahagiaan setelah mendengar perkataan Zen itu.

"Aku akan membawamu kesana, tetapi aku tidak bisa membawamu sekarang, karena aku akan memfokuskan untuk memperkuat diriku terlebih dahulu. Lagipula, ada satu syarat yang belum dipenuhi olehmu untuk mengikutiku" kata Zen.

"Syarat?" tanya Yue.

"Ya. Kamu akan tahu tentang hal tersebut" kata Zen. Sebenarnya, tanpa Zen sadari sebuah lambang sudah terukir pada pundak dari Yue, namun mereka berdua belum mengetahuinya saat ini.

"Lalu, apakah kamu akan mengikutiku untuk berpetualang ditempat ini?" tanya Zen.

"Tentu saja. Sekarang kemanapun kamu pergi, aku akan menemanimu" kata Yue.

Mendengar itu, Zen hanya tersenyum, lalu dia mendekat kearah monster besar yang dia kalahkan tadi, dan menyimpannya di penyimpanannya dan menjual monster tersebut. Zen sempat tersenyum melihat harga jual yang didapatnya, namun Yue yang berada disebelahnya sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Zen.

"Apakah itu sihir penyimpanan Zen dan sihir sebelumnya saat kamu bertarung merupakan sihir gravitasi bukan?" kata Yue.

"Bisa dibilang seperti itu" kata Zen.

"Siapa sebenarnya dirimu Zen. Sihir itu merupakan sihir kuno. Walaupun aku sudah hidup ratusan tahun, tetapi aku tidak pernah melihat satu orangpun menggunakan skill tersebut" kata Yue.

"Benarkah?" kata Zen dan dibalas anggukan oleh Yue saat ini.

"Aku hanya pria biasa, lagipula bagaimana kalau kita istirahat sambil memakan sesuatu" kata Zen.

Lalu Zen mengeluarkan beberapa peralatan masak yang sudah dia buat sebelumnya, dan mengeluarkan sebuah daging sapi premium yang lumayan besar, bekal dari wanitanya saat dia akan pergi.

Tindakan Zen yang mulai membuat bara api dan menciptakan arang dan mulai memanggang daging tersebut, membuat Yue saat ini tertarik dengan tindakannya. Bisa dilihat Zen sangat serius melakukan hal tersebut dan membuat Yue senang manatapnya.

Setelah beberapa lama, akhirnya Zen menghidangkan daging tersebut disebuah piring dan meletakannya pada kain piknik yang dia sudah tebarkan disana. Zen lalu mengeluarkan beberapa minuman seperti jus dan soda dari penyimpanannya, dan bersiap untuk makan.

"Apa yang kamu tunggu Yue, kemarilah" kata Zen sambil menepuk – nepuk tempat yang kosong disebelahnya.

Yue akhirnya mengikuti intruksi Zen, yang saat ini masih menuangkan beberapa minuman pada sebuah gelas. Zen sudah membuat sebuah lentera, yang didalamnya terdapat sebuah bola cahaya yang diciptakan Zen dan ditaruh ditengah tempat mereka.

"Minumlah terlebih dahulu" kata Zen sambil menyerahkan sebuah jus jeruk kepada Yue.

Walaupun Yue adalah seorang Vampire, tetapi dia masih bisa menikmati makanan yang dinikmati oleh Manusia. Yue menikmati minuman tersebut dengan senang, karena dia akhirnya bisa menggunakan indra perasanya kembali.

"Bagaimana? Apakah rasanya lebih buruk dari darah?" tanya Zen.

Mendengar itu. Yue yang menikmati minuman tersebut sempat tersedak, karena dia belum memberitahukan bahwa dirinya merupakan seorang Vampire kepada Zen.

"Apakah kamu mengetahui jati diriku Zen?" tanya Yue.

"Tentu saja, mata merahmu itu menunjukan jati dirimu. Tetapi tenang saja, aku bukanlah orang yang membeda – bedakan status orang" kata Zen sambil menggunakan sebuah sapu tangan membersihkan bekas tumpahan pada mulut Yue.

"Lalu cobalah daging ini" kata Zen yang memotong kecil dagingnya dan menyuapkannya kepada Yue.

Yue dengan senang hati menyambut suapan Zen dan mulai menutup matanya sambil tersenyum menikmati suapan Zen tersebut. Walaupun skill cookingnya baru level 5, tetapi beberapa pengetahuan tentang menyedapkan sesuatu makanan sudah berada dikepalanya. Termasuk daging yang dia olah tadi.

Akhirnya mereka berdua mulai menikmati makanan mereka bersama. Namun perbedaannya, saat ini suasana disana hanya terdengar gumaman kenikmatan yang berasal dari seorang wanita yang menikmati suapan demi suapan makanan yang dimakannnya.

"Bagaimana Yue?" tanya Zen setelah makanan mereka sudah habis.

"Terima kasih Zen, walaupun sudah lama aku tidak merasakannya, tetapi aku sangat menikmatinya" kata Zen.

Akhirnya Zen mulai merapikan tempat tersebut, dan berjalan beriringan bersama Yue untuk menyelesaikan labirin ini, dan memperkuat Zen saat ini.

.

.

"Maafkan aku Zen, manaku sudah terkuras sepenuhnya" kata Yue.

"Baiklah, sekarang kamu bisa menontonku saja" kata Zen.

Saat ini, mereka sedang melawan monster yang sangat merepotkan bagi Yue, namun tidak dengan Zen yang saat ini menikmati pertarungan ini. Mereka saat ini sedang melawan sebuah monster yang dapat mengendalikan mahluk hidup lain, menggunakan sporanya.

Sudah seminggu Zen bersama Yue bersama menjelajahi labirin ini, namun satu kalipun Yue belum pernah menghisap sebuah darah, dan mengakibatkan kekuatannya yang semula belum sepenuhnya pulih.

Sebenarnya Zen dengan senang hati memberikannya jika Yue meminta, namun Yue masih merasa tidak enak memintanya kepada Zen. Walaupun sifat asli Yue merupakan seorang pemaksa.

"Hya.. Hya.. Hya.." kata Zen sambil mengeluarkan berbagai jurusnya untuk mengalahkan monster - monster disini.

Yue yang melihat Zen, saat ini hanya bingung. Walaupun dia sudah bersama Zen seminggu penuh, tetapi dia masih belum bisa menjelaskan tentang kekuatan Zen yang seakan tidak ada habisnya itu.

Akhirnya, setelah Zen membantai semua monster menggunakan skill gravitasinya dan dibantu beberapa skill lainnya, sekarang tersisa sebuah monster yang mengendalikan mereka semua. Zen dengan mudah mengalahkannya.

"Hah... akhirnya selesai" kata Zen.

"Maafkan aku Zen, karena tidak berguna" kata Yue.

"Tidak apa - apa" kata Zen. Lalu Zen mengarahkan pandangannya pada semua monster yang dikalahkannya dan menyerap semua status yang dapat meningkatkan kekuatannya saat ini.

Yue yang melihat ini juga sempat bingung pada awalnya. Yue sebenarnya menganggap bahwa itu adalah pose kemenangan, namun setelah memperhatikan Zen sampai sekarang, sepertinya itu mempunyai makna khusus. Terlebih lagi, Zen akan menyimpan semua tubuh monster yang dia kalahkan.

Selang beberapa lama kemudian, kegiatan Zen akhirnya sudah selesai semua , termasuk menjual semua tubuh monster yang dia bunuh sebelumnya.

"Akhirnya dua buah statusku sudah mencapai A"

Next chapter