webnovel

Lisbeth

Sebulan sudah berlalu saat Zen mendapatkan gaya bertarung pedang ganda. Zen sebenarnya akan membuat senjata untuk pedang keduanya itu, Namun dia masih belum mempunyai waktu untuk melakukannya.

Pertama, Zen masih mengikuti kelompok pengambil alih untuk mengalahkan boss lantai, dan kedua adalah janjinya kepada Asuna untuk menikahinya didalam game ini.

Pernikahan mereka berlangusng dengan cepat, dikarenakan tidak seperti di dunia nyata, mereka hanya pergi kesebuah gereja dan lalu mereka sudah resmi menikah. Walaupun begitu Asuna sangat amat senang.

Kabar Penikahan mereka tersebar dengan cepat, dikarenakan dua orang player yang termasuk terkuat yang tergabung didalam kelompok yang sama akhirnya menikah. Kabar ini banyak membuat player laki – laki sangat iri kepada orang bernama Zen.

Tidak seperti Asuna yang sering berkeliaran sehingga rupanya dikenali banyak orang, Zen sendiri terus fokus untuk menjadi kuat dengan cara pergi ke dungeon dan mengalahkan beberapa monster. Hanya kelompok pengambil alih yang mengetahui rupa Zen yang sebenarnya.

Mendengar desas – desus dijalan yang mengatakan Zen amat beruntung menikahi Asuna, Zen hanya tersenyum. Karena fakta memang dia sangat beruntung memanglah benar menurutnya.

Disisi lain Silica menjadi saksi pernikahan mereka, Silica sebenarnya merasa sedikit cemburu, namun dia masih sangat senang terhadap keduanya.

Silica sendiri sudah resmi mengikuti kegiatan Zen dan Asuna namun Silica masih tidak diizinkan untuk mengikuti mereka melawan boss lantai terlebih dahulu. Walaupun kekuatannya belum sekuat Zen dan Asuna, tetapi skill bertarungnya dan hewan peliharaannya, dapat menutupi kekurangannya jika bersama mereka berdua.

Saat ini mereka sedang berada di wilayah Coral, yang terletak dilantai 22, lantai dimana letak tempat tinggal Asuna dan Kirito didalam animenya. Zen membeli sebuah rumah diwilayah ini, karena menurutnya wilayah ini sangat indah dan sangat bagus untuk ditempati sebagai tempat tinggal.

Mereka bertiga akhirnya mulai tinggal disini, dan memutuskan tempat ini menjadi rumah sekaligus markas kelompok mereka.

"Pagi Asuna" Ucap Zen yang bersandar di kasurnya dan melihat Asuna perlahan mulai terbangun dari tidurnya.

"Selamat Pagi Zen" balas Asuna dengan senyumnya.

Zen dan Asuna tinggal dalam sebuah kamar yang sama di rumah ini, sedangkan Sillica mendapatkan kamar sendiri yang tepat berada disebelah kamar mereka berdua.

"Kamu akan kemana hari ini Zen?" tanya Asuna, karena Zen mengatakan dia mungkin akan keluar sebentar keesokan harinya saat mereka makan malam tadi malam.

"Mungkin aku akan membuat senjata untuk gaya bertarung yang kudapatkan sebelumnya" kata Zen

Zen memang sudah memberitahukan gaya bertarung dua pedangnya kepada Asuna dan Sillica dan menyuruh mereka merahasiakan terlebih dahulu sampai dia mempunyai senjata untuk dapat menggunakan gaya bertarung tersebut.

"Bagiamana jika kau membuatnya pada temanku?" kata Asuna yang langsung bangun dan menyandarkan kepalanya kedada Zen sambil memeluknya.

"Temanmu yaa.... Baiklah dimana aku menemukannya?" tanya Zen.

"Benarkah" Kata Asuna yang mulai beranjak.

"Sabar aku akan menghubunginya terlebih dahulu" kata Asuna

"Baiklah" Balas Zen

Lalu Asuna mulai membuka menu pertemanannya dan menghubungi sahabatnya tersebut.

"Katanya dia bisa membantumu, kamu hanya harus menuju toko senjatanya" kata Asuna setelah dia selesai bertanya kepada sahabatnya itu.

"Baiklah, dimana letak toko senjatanya?" tanya Zen kemudian.

"Di wilayah Lindarth, di Lantai 44 tempat tinggal lama kita, dan nama tokonya Lisbeth Smith Shop" kata Asuna menjelaskan.

"Baiklah" kata Zen.

.

.

Saat ini Zen sudah berada didepan gerbang teleport di lantai 44, tempat ini tidak begitu asing bagi Zen, karena ditempat ini merupakan tempat dimana Zen dan Asuna pernah tinggal. Dan disinilah Asuna bertemu dengan sahabatnya Lisbeth.

Saat ini Zen langsung menuju tempat tujuannya yaitu Lisbeth's Smith Shop. Tidak terlalu susah menemukannya tempat tersebut karena toko senjata ini lumayan terkenal. Akhirnya Zen tiba disebuah toko senjata dengan kincir air disebelah bangunanya.

Setelah memastikan bahwa toko itu buka, Zen langsung masuk. Terdengar lonceng pada pintu saat Zen memasuki toko senjata itu.

"Selamat datang di toko senjata Lisbeth, bisahkah tunggu sebentar" Kata seorang wanita berambut merah muda yang menyambut Zen dan menyruhnya menunggu karena masih melayani seorang pelanggan. Wanita itu adalah Lisbeth sahabat Asuna.

"Pantas saja toko ini lumayan terkenal" kata Zen karena di toko ini banyak terpajang berbagai senjata, armor dan sebagainya.

"Maaf membuatmu menunggu" kata wanita berambut merah muda itu menyapa Zen setelah urusannya dengan pelanggan sebelumnya selesai.

"Ada yang bisa saya bantu?" katanya Selanjutnya.

"Ah.... Saya ingin dibuatkan senjata" kata Zen

Namun Lisbeth langsung melihat sekilas penampilan Zen dan memandang rendahnya sejenak.

Zen saat ini tidak menggunakan pakaian tempurnya, hanya sebuah baju santai dengan armor ringan yang dipakainya.

"Apakah orang ini bisa membayar biayanya, mungkin dia berfikir karena dia tampan, dia akan menggodaku lalu meminta dibuatkan senjata." Kata Lisbeth didalam hatinya.

"Maafkan aku, tapi sekarang harga bahan mentah sangat mahal dikarenakan sangat susah mencari bahan sekarang ini." Kata Lisbeth kemudian dengan suara yang ramah, menyembunyikan pikirannya yang tadi dia pikirkan.

"Aku tidak masalah dengan harga, asal sesuai dengan apa yang kubutuhkan" Jawab Zen

"Tetapi untuk menempa sebuah senjata khusus, aku harus mengetahui tipe senjata apa yang diinginkan" balas Lisbeth.

"Ahh... tunggu sebentar" kata Zen lalu membuka menu penyimpanannya dan mengeluarkan sebuah pedang hitam.

"Mungkin yang sejenis atau lebih bagus dari ini" Kata Zen sambil menyerahkan pedangnya.

Ya pedang itu adalah adalah Elucidator, sebuah pedang dari drop boss yang Zen dapatkan ketika mengalahkan boss lantai 50.

Setelah melihat dan meneliti pedang yang diberikan Zen, Lisbeth lalu mengambil sebuah pedang yang menurutnya terbaik dari tempatnya dan menyerahkannya kepada Zen.

Zen mengambil pedang itu dan menelitinya. Memang pedang itu sangat bagus, namun jika dibandingkan dengan Elucidator, pedang itu masih jauh dibawahnya.

"Tapi aku menginginkan yang setara atau lebih dari pedangku" jawab Zen setelah mencoba pedang yang diberikan Lisbeth tersebut.

"Tetapi menurutku, pedang itu sudah sangat cocok untukmu" kata Lisbeth

"Boleh kuuji?" tanya Zen yang sedikit kesal dan ingin melakukan percobaan seperti Kirito seperti di anime.

"Uji??" jawab Lisbeth kebingungan.

Lalu Zen mengambil pedangnya dan menyerang pedangnya menggunakan pedang yang diberikan Lisbeth.

Dan hasilnya pedang yang diberikan Lisbeth hancur berkeping keping, karena Zen menggunakan semua kekuatannya untuk menyerang pedangnya.

Melihat ini Lisbeth sangat marah dan bertanya kepadanya mengapa Zen melakukan itu.

Next chapter