webnovel

21

~3 hari setelah kejadian gagal nya pernikahan Raina dan Juna

Message

Raina membuka sebuah pesan yang masuk ke nomor telfon nya.

Mata raina terbelalak kaget ketika membuka pesan itu. Wajah nya memerah menahan amarah.

Terlihat juna sedang tertidur tanpa menggunakan busana dengan seorang wanita di atas tempat tidur Raina tak habis pikir apa yang ada di jalan fikiran nya Juna.

Raina merasa di bohongi dan di bodohi hatinya terasa amat sesak. Raina tak bisa menahan tangis ia mngurung dirinya di kamar dan tidak pernah mau makan walau sudah di bujuk bagaimana pun oleh mama, papa nya terlebih dengan yasmin pun. Ia selalu mengunci dirinya di kamar dan hanya ingin sendirian.

~sehari sebelum pernikahan Raina dan Juna

Ting...tong....

"Siapa?" Tanya Juna heran ia pun mengurungkan niat nya untuk mandi dan pergi membukakan pintu.

"Aletta?"

"Eemmm..mmmm" berontak Juna karena mulut nya di bekap oleh dua orang pria yang tak di kenal kemudian ia tak sadarkan diri pengaruh bius dari sapu tangan yang di gunakan untuk menutup mulut nya.

"Angkat dia" ujar Aletta memerintah kedua lelaki itu.

"Sebelum aku membawa mu pulang ke rumah Parker, aku ingin memberikan kejutan untuk mu Raina Maxwell" gumam aletta dengan senyum miring nya. Ia pun beraksi membuka pakayan Juna dan menidurkan dirinya di sebelah juna mereka berdua tidak mengenakan busana lalu kedua pria itu memotret seolah-seolah sedang terjadi sesuatu di antara juna dan Aletta.

~satu tahun kemudian

Tokk...tokk...

"Pak, sebentar lagi rapat akan di mulai" ujar seorang sekretaris kemudian menutup kembali pintu nya. Itu adalah clover sekretaris Juna. Juna masih duduk di kursi eksekutif nya menghadap ke luar gedung tinggi pencakar langit ini.

"Pak?" Tanya clover lagi memastikan.

Juna berdiri dari duduk nya

"Siapkan semua dokumen yang harus di bawa di ruang rapat" ujar juna berlalu menuju ruang rapat ia merapikan jasnya dan berjalan menuju ruang rapat.

Juna memasuki ruang rapat semua berdiri menyambut juna. Setelah juna duduk mereka pun duduk kembali.

"CEO Juna Parker" begitulah tulisan yang tertulis di meja yang di duduki Juna.

Mereka memulai rapat nya, Juna tidak mendengarkan presentasi yang sedang di bawakan oleh klien nya ia asik dengan lamunan nya.

"Bagaimana pak?" Tanya klien itu yang menyadarkan juna dari dunia lamunan nya.

"Baik Rara" ujar Juna yang tersontak kaget dan malah asal menyebut nama raina.

"Ah maaf, baik. Serahkan file presentasi beserta dokumen yang harus saya tanda tangani. saya rasa cukup sampai disini rapat nya terimakasih." Juna berdiri dari duduk nya dan kembali ke ruangan nya. Sesampai di ruangan ia tertunduk di meja nya

"Bagaimana bisa ia malah menyebut nama Raina" sudah setahun berlalu dan ternyata ia masih sangat merindukan nya.

"Apa kabar dia?" Tanya Juna dalam hati.

Kringgg... kringg...

Telfon berbunyi Juna mengangkat telfon itu.

"Ya Clover?"

"Pak, disini ada nyonya Aletta"

"Katakan saja saya tidak ada di ruangan"

"Baik, pak"

Juna mematikan telfon nya dam kembali ke lamunan nya.

"Saya ingin masuk! jangan halangi aku!" Teriak Aletta dari luar dan memaksa masuk ke ruangan Juna. Clover berusaha menghalangi tapi Aletta yang cukup keras kepala masuk dengan paksa.

"Cihhhh.. tidak ada di ruangan?" Ujar Aletta yang berhasil mendorong masuk dan melihat Juna sedang duduk di kursinya.

"Aletta, kau.." Belum selesai juna berkata aletta sudah memotong ucapan Juna

"Kau terus-terusan ingin menghindari ku?"

"Pernikahan tinggal sebulan lagi"

"Dan aku terlalu lelah mengurusi semuanya sendiri" ujar Aletta menjatuhkan diri di sofa ruangan juna.

Juna terpaksa menuruti rencana pernikahan nya dengan aletta karena kejadian setahun silam.

Aletta juga berjanji dengan Juna untuk tidak mengirimkan foto itu kepada Raina asal Juna mau bertanggung jawab. Terlebih Juna tidak bisa menghubungi Raina dan menjelaskan semuanya di karenakan papa nya tidak menyetujui pernikahan ia dengan raina dan memaksanya untuk pulang melanjutkan perusahaan.

Keadaan yang cukup rumit membuat juna bahkan tidak berani menjelaskan kepada Raina dan ia juga bingung harus memulai dari mana. Dia harap agar raina membenci nya dan tidak mencari nya lagi.

**

"Makan siang dimana?" Tanya yasmin sambil membereskan meja nya.

"Bagaimana kalau di blue state?" Tanya Yasmin lagi

"Setuju" ujar Raina memberekas buku tanpa menoleh.

Mereka pun berjalan nerdua keluar kelas tahun ini mereka adalah mahasiswa tingkat akhir yah setahun sudah berlalu dari kejadian gagalnya pernikahan nya dengan Juna. Bahkan ia tidak pernah mendengar kabar juna. Ia hilang bak di telan bumi.

Mereka pun berjalan menuju kafe blue state dan melewati cafe cour. Raina teringat kencan pertama nya di sana dengan Juna. Kabar juna tidak pernah ia dengar yang tersisa hanya lah kenangan yang menyakitkan nya. "Apakah juna juga merasakan demikian seperti yang aku rasakan?"

Mata nya mulai berkaca-kaca lagi, sial.

"Bahkan dia pergi tanpa menjelaskan sepatah kata pun kepada ku" lelaki brengsek maki Raina dengan pelan

"Apa? Siapa?" Tanya yasmin

Raina tidak menjawab dan hanya menggeleng kepala seolah mengatakan tidak ada apa-apa. Ia bahkan tidak ingin menceritakan kepada yasmin. Raina sudah terlalu bodoh karena selalu saja mengingat Juna yang telah meninggalkanya.

"Kau mau pesan apa?" Tanya yasmin yang menyadarkan Raina dari lamunan nya.

"Aku ingin nasi goreng saja" ujar Raina kemudian kembali memain kan ponselnya.

"Nasi goreng dua jus alvokat satu, jus strawberry satu" ujar yasmin menjelaskan kepada pelayan tersebut.

"Baiklah tunggu sebentar" balas pelayan itu dan pergi meninggalkan mereka berdua.

Pelayan mendorong troli saji yang berisi pesanan di meja Yasmin dan Raina lalu menata di atas meja mereka dengan rapi dan hati-hati.

Mata yasmin berbinar melihat makanan yang tiba di depan matanya.

"Ahh aku sudah sangat lapar"

"Dari tadi perut ku bahkan tidak habis-habis nya bersuara" Raina hanya terkekeh mendengar ocehan yasmin.

Mereka melahap makan siang mereka tanpa bersuara. Raina meletakkan sendok di piring nya seperti biasa ia tidak sanggup menghabiskan nasi goreng itu dalam porsi full.

"Aku kekenyangan" ujar nya kemudian mengambil jus alvukat dan menyedot nya tangan kiri sambil menscrol-scrol sosial medianya nya.

"Kau lihat jane, katanya dia akan menikah dengan pengusaha muda" ujar yasmin yang memulai pembicaraan mereka siang itu.

Raina tidak menoleh hanya matanya yang melirik ke arah yasmin

"Jane?" Tanya nya lagi

"Iya janelle" ucap yasmin menjelaskan.

Raina mengernyitkan dahi kemudian menyandarkan punggungnya nya di kursi dan tidak menjawab ucapan yasmin. Ia bahkan tidak ingin mendengar kata-kata pernikahan yang ada hanya kekesalan menghampiri nya.

AYO KITA SIMBIOSIS MUTUALISME, SALING MENGUNTUNGKAN SATU SAMA LAIN DENGAN LIKE N KOMEN YANG MEMBANGUN JUGA PERLU!

Next chapter