webnovel

16

Raina berkali-kali mengecek ponsel nya melihat apakah ada pesan masuk atau tidak ia sangat gelisah dari tadi karena dari semalam tidak ada kabar dari juna.

Di lihat nya jam tangan yang melingkar di pergelangan nya itu ternyata masih jam 11.00 AM dan masih ada satu mata kuliah lagi terlebih itu adalah jam nya ibu suri pelajaran yang paling menyesakkan bagi nya

"Apa aku bolos saja ya?"

"Tidak-tidak" geleng rara karena ia tidak berani melakukan nya terlebih jika Yasmin tau ia pasti akan mengomeli nya habis-habisan.

"Hahhh..... "Rara menghela nafas dan dengan rasa malas ia pun kembali menuju kelas

Malam itu juna sudah berdiri di depan rumah nya raina

"Halo"

"Kau lagi apa?, Bisa keluar sebentar?"

"Keluar kemana?"

Raina berlari menyibak hordeng kamar nya dan melihat juna melambaikan tangan

"Aku tunggu di bawah"

Tuutt....tuttt...

Ujar juna mematikan telfon nya.

Raina yang sudah mengganti pakayan nya berlari ke bawah menemui juna.

Juna membuka kan pintu dan masuk kedalam mobil

"Kita akan kemana?" Tanya raina

Cuppp...

Dengan cepat kilat juna mengecup bibir raina kemudian raina memukul juna dengan pelan

"Ini masih di depan rumah" ujar raina dengan mata sedikit melotot

" Apa kita perlu ke hotel? Atau apartement ku?" Ledek juna berusaha menggoda raina. Lagi-lagi raina malah mencubit juna yang membuat juna sedikit menjerit kesakitan

Raina tertawa melihat juna.

Juna kemudian mengemudi kan stir nya dan melaju pergi

Sepanjang perjalanan tangan raina di genggam oleh juna seakan tidak ingin melepaskan tangan nya.

Kemudian mereka berhenti di sebuah restaurant mewah yang hanya bisa di datangi setelah melakukan reservasi meja terlebih dahulu karena di sini sangat ramai pengunjung kelas VVIP.

"Kau sudah memesan mejanya juna?", Ujar raina sedikit khawatir

"Tentu" ujar juna tersenyum

Lalu mereka berjalan ke sebuah ruangan yang hanya ada satu meja dan tertutup dari pengunjung lain nya.

"Pizza dan mageolli di sini sangat enak" ucap juna

"Benarkah? Kurasa paduan itu kurang cocok" balas raina

"Mmmmm" ujar juna sambil menggelengkan kepala

"Kau belum pernah coba? Itu perpaduan yang sangat enak"

"Benarkah?" Tanya raina

"Tentu" balas juna dan kemudian memesan pizza serta mageolli nya

Pelayan datang menghampiri dan membawa pesanan mereka kemudian meletakkan nya di atas meja dengan hati-hati setelah selesai juna memberikan sedikit tips kepadaa pelayan itu sebagai ucapan terimakasih, pelayan itu pun berterima kasih dengan juna

"Ooo anda ternyata murah hati tuan Juna parker"

"Apakah kau baru tahu nyonya raina parker?"

Raina tersontak mendengar ucapan juna apakah ia sudah berniat menikah?

Terlebih usia juna sudah bisa di kategorikan usia yang sudah cukup matang untuk menikah dengan pekerjaan yang mapan dan berasal dari keluarga terpandang.

"Coba cicipi" ujar juna yang membuat raina tersadar dari lamunannya

Raina pun mencicipi makanan itu

"Bagaimana?" Tanya juna penasaran dengan reaksi raina

"Mmmm.. tak ku sangka ini enak" ujar raina tersenyum

"Belakangan ini aku belajar sulap, kau mau lihat?" Tanya juna

"Benarkah? Coba lihat" balas raina

"Berikan tangan mu" ucap juna meminta raina mengulurkan tangan kemudian rara memberikan tangan kanan nya

"Bukan, tangan kiri mu" ujar juna.

"Untuk apa?"

"Cepat berikan tangan mu" ucap juna

Raina terdiam menatap juna sepertinya ia mulai membaca situasi yang mulai aneh ini

"Situasi seperti ini biasanya kau ingin melakukan hal yang ku duga itu ya?" Ujar raina

Juna terdiam, raina menghela nafas dan berfikir tidak bisakah kita hanya berpacaran saja? Raina kembali menghela nafas

"Sir juna, sebenernya aku belum siap. Selain itu"

"Benar" ucap juna memotong kata-kata raina.

"Aku ingin melamar mu"

"Walaupun kau sudah menduganya, tidak bisakah kau bertindak seperti pura-pura tidak tau?"

"Ahh.... Aku bahkan di tolak sebelum aku mengatakan nya" ujar juna menghela nafas.

"Bukan seperti itu" ucap raina yang mulai tidak enak hati

"Tidak apa-apa"

"Sebenarnya aku tidak ingin menyukai mu, tetapi aku sangat menyukai mu dan itu membuat ku cukup tersiksa setiap malam" balas juna

"Aku tidak apa-apa" ujar juna lagi kemudian berdiri dari duduk nya

"Aku mau cari udara segar dulu, tunggu sebentar"

Kemudian juna pergi ke luar lalu menyalakan api rokok di tangan kanan nya melonggarkan dasi yang di rasa cukup sesak saat itu.

Selang beberapa menit kemudian juna kembali lagi ke dalam ruangan dengan wajah tersenyum

Lalu duduk dan mengambil sepotong pizza kemudian memakan nya dengan lahap. Raina hanya memperhatikan juna

"Aku.." hukk.. hukk suara juna terbatuk-batuk

"Sangat suka makanan ini" ujar nya berusaha menelan makanan yang penuh di dalam mulut nya.

"Enak kan? Sudah ku bilang ini enak hahahah" ujar juna berusaha terlihat baik-baik saja.

Juna mengambil minum dan menyeruput minuman nya

Uhukkk...uhukkk.. suara juna yang batuk tersedak makanan dan ia pun menepuk-nepuk dadanya.

"Kau tidak ingin menunjukkkan sulap mu?" Ujar raina

Juna terdiam sejenak menatap raina dan berdiri dari duduk nya

"Baiklah" ujar juna berusaha mengatur nafas karena sedikit gerogi kemudian menggulung kedua lengan kemeja nya dan berlutut di depan raina sambil mengeluarkan sebuah cincin di genggaman nya. Raina mengulurkan tangan kiri nya.

"Lihat tangan ku kosong kan?" Ucap juna menunjuk kan tangan kiri nya dan memulai sulap itu.

Ia menutup tangan raina dengan kedua tangan nya

"Baik"

"Kini aku akan membolak-balik tangan mu 2 kali secepat kilat"

"Perhatikan baik-baik ya"

Raina hanya mengangguk

"Tada...."

"Ini dia" ujar juna membuka tangan nya dan tangan raina sudah terpasang sebuah cincin berlian mungil yang sangat indah

Raina menatap tangan nya yang terpasang cincin itu

"Raina Maxwell maukah kau menikah dengan ku"

Raina membalas dengan senyuman dengan wajah yang sumringah juna memeluk erat raina dan mencium kening nya.

*

"apakah keputusan mu sudah bulat?" Tanya mama raina kepada nya

"Iya ma, aku akan menikah dengan Sir Juna apakah mama mengizinkan?" Tanya raina sambil mengenggam tangan mama nya

"Baiklah jika itu keputusan mu" ujar mama raina sambil mengelus kepala anaknya

"Mama mengizinkan?"

"Tentu sayang, jika itu kebahagiaan mu. Pendidikan, pernikahan, karir kau bebas memulai nya dari mana"

"Terimakasih ma"

"Mama akan menghubungi papa mu untuk segera pulang, karena putri kecil nya akan menjadi seorang pengantin wanita tercantik saat hari pernikahan nya"

Kemudian raina memeluk mama nya dengan penuh cinta.

"Yasmin sudah kau beri tahu?" Ujar mama melepas pelukan nya

"Belum, aku akan menelfon nya nanti" ucap raina

AYO KITA SIMBIOSIS MUTUALISME, SALING MENGUNTUNGKAN SATU SAMA LAIN DENGAN LIKE N KOMEN YANG MEMBANGUN JUGA PERLU!

Next chapter