"Aku akan membuat kau menjadi sampah, keponakanku tersayang!"
"Apa?" pekik Naura.
Naura terkejut dengan pernyataan konyol dan tidak masuk akal keluar dari mulut pria yang memanggilnya keponakan.
"Kau cantik! Sangat disayangkan kalau aku tidak menyentuhmu," ujarnya.
"Pffftttt... Hahaaa..."
Naura tertawa. Ucapan orang itu konyol dan seperti sebuah lelucon yang menggelitik telinganya.
Pak... Pak...
Naura menepuk pipi pria itu dengan tawa yang belum hilang dari bibirnya.
"Hei, Tuan! Apa kau baru saja meninggalkan otakmu dalam toilet?" ejek Naura.
"Aku meninggalkan otakku tapi tidak meninggalkan kejantananku!"
Bibir Naura langsung mengatup. Matanya memandang dengan pandangan jijik. Yeah, tentu saja jijik karena harus mendengarkan suara yang keluar dari mulut pria tua.
Tatapan sinis, aura berani dari Naura sudah terpancar. Bersinar dan menyilaukan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com