Di bawah perhatian penonton, Dias dan Jaka keluar dari bar. Jaka merasa sangat segar hari ini, ini adalah pertama kalinya dia menyadari bahwa dia bisa begitu bergengsi. Jika hal hari ini tersebar, siapa yang berani memprovokasi dia di masa depan.
Dia percaya bahwa di Jakarta, kebanyakan orang akan menghindarinya karena tiga poin, dan akan jauh lebih nyaman jika dia ingin melakukan sesuatu di masa depan. Memikirkan ini, wajah Jaka penuh dengan senyum gembira.
Tetapi meskipun dia bersemangat, dia tahu bahwa ini adalah karena kehebatan Dias, bukan kehebatannya. Dia memandang Dias, yang tenang dan merokok, dan tiba-tiba merasa bahwa saudara iparnya terlalu tampan, terlalu misterius, dan terlalu mengagumkan.
Kekaguman itu datang secara spontan. Dia mengikuti jejak Dias dan berteriak: "Kakak ipar, mulai sekarang, saya hanya akan mengenali Anda. Anda adalah idola saya dan bos saya."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com