"Ayahmu sedang rapat dan akan segera datang. Sedangkan situasi kakekmu..." Heru menghela nafas. Dia hanya menggelengkan kepalanya dan tidak melanjutkan perkataannya.
Alisa yang melihat pamannya seperti ini, dia langsung tahu bahwa kondisi kakek pasti sangat serius. Matanya menyiratkan kepanikan, Alisa meraih pergelangan tangan Dias lalu berjalan ke bangsal.
"Berhenti!"
Arya berdiri di depan pintu bangsal. Dia melihat ke atas dan ke bawah Dias sambil mencibir, "Alisa, ini pacarmu? Kamu tidak ingin memperkenalkannya kepada kami? Kau hanya ingin membawanya masuk untuk melihat kakek, lalu memohon apakah kakek juga akan membagikan warisannya kepada kekasihmu juga?"
" Hai, kamu jangan banyak bicara. " Paman Heru mengerutkan kening.
Paman kedua, Haryo Sugiono, melirik Dias dengan ekspresi arogan lalu berkata kepada Alisa, "Alisa, siapa pria muda ini, kamu harus memberi tahu kami tentang hal itu."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com