webnovel

A.33 THE GREAT DAY 2 (bdsm 21+)

"Tadi malam aku jelek ya, Sir?" tanya Bella.

"Ha? Jelek? Jelek maksudnya bagaimana?" Aron mengerutkan dahi, gadis itu menanyakan sesuatu yang sangat membuatnya bingung.

"Apa aku mengecewakanmu tadi malam, Sir? Maaf jika aku tidak bisa membuat Sir puas," ucap Bella.

"Kau sangat bertalenta, Bella. Percayalah pada dirimu sendiri. Aku tahu Kau terlalu banyak menonton adegan scene di internet, tapi asal Kau tahu, scene yang sebenarnya tidak semulus seperti yang di video settingan," tutur Aron.

Aron memeluk gadisnya erat-erat, hangat tubuhnya menularkan energi kasih sayang kepada gadis itu. Hal yang tidak pernah Ia dapatkan seumur hidup Ia dapatkan hari ini bersama lelaki itu. Bella sama sekali tak pernah mendapat kasih sayang lelaki sedekat itu meskipun dari seorang ayah.  

Aron benar-benar lelaki pertama yang memberikan semua hal yang tidak Ia dapatkan dari makhluk lelaki. Tetapi bagaimanapun Aron memberikan semua itu, Ia tidak bisa berharap lebih. Bella hanya memiliki hubungan dengan Aron di dunia alter saja. Ia pun tidak tahu apakah di luar ini Aron sudah memiliki istri, kekasih, atau yang lainnya. Bella juga bukan satu-satunya submissive yang scene dengan Aron. Lelaki dominant itu telah memiliki permanent slave  jauh sebelum Ia mengenal Bella.

"Apa yang Kau inginkan sekarang?" tanya Aron setelah memastikan gadisnya merasa lebih baik.

"Aku ingin mencoba tools yang Kau bawa, Sir," bisik Bella.

"Benarkah?" Aron mengecup leher Bella dan mengeratkan dekapannya. "Kau akan merasakan sakit yang luar biasa, Sayang. Tapi aku akan sangat senang jika Kau bisa menikmatinya."

"Kalau begitu aku ingin menyenangkanmu, Sir," ucap Bella.

"Baiklah, jangan lupa safeword-mu. Bersiaplah," ucap Aron. Ia melepaskan pelukannya dan memposisikan gadisnya membungkuk di tepi springbed.

Bella membenarkan posisinya senyaman mungkin hingga Ia bisa mencengkeram bed cover dengan bebas. Tak berselang setengah menit, benda panjang yang dingin dari kulit sintesis membelai dengan lembut bokongnya.

"Naikkan sedikit pantatmu," ucap Aron. Bella melakukannya.

Gadis itu mulai merasakan betapa lembutnya sentuhan leather whip yang membelai bokongnya, Ia merinding memikirkan bagaimana benda itu mengoyak kulitnya.

ctarrr

"Aghhh," pekik Bella.

Gadis itu menggeliat merasakan betapa ganasnya rasa sakit yang menyerang kulit di tubuh belakangnya.

"Sakit, Sir," suaranya bergetar.

Aron tidak menggubris erangan gadis di depannya, Ia mengayunkan lagi benda panjang di tangannya setelah beberapa kali menggoda bongkahan bokong itu dengan belaian lembut.

Lagi-lagi cambukannya disambut dengan erangan dan geliatan Bella di springbed. Isakan kecil mulai terdengar dari mulut gadis itu. Ini memang yang pertama kali bagi Bella, tetapi Aron sama sekali tidak memberi ampun. Gadis itu yang telah memohon kepadanya, sekarang harus menerima apa yang Ia minta.

Aron menghitung dalam hati, Ia menghela napas setelah hitungannya mencapai tujuh angka. Guratan merah di bongkahan bokong di depannya membuatnya semakin bergairah. Satu tangannya membelai dengan lembut. Erangan dan desahan meluncur dari mulut gadis itu. Bella mulai terangsang.

"Tiga hitungan lagi, Bella," ujar Aron.

"Ampun, Sir," racau Bella. "Ampun, kumohon."

"Kau yang telah memintaku, ingat itu!" sahut Aron.

Satu hantaman mendarat dengan keras di tempat yang sama, mempertegas guratan merah yang telah terukir sebelumnya. Bella melonjak, posisinya berbalik menjadi berbaring.

"Posisimu, Bella. Aku akan mencambuk dadamu jika Kau seperti ini," peringat Aron dengan dingin. Bella tidak membantah dan kembali ke posisi semula, bersiap menerima cambukan lagi di bokongnya.

Dua sisa hantaman yang Aron berikan jauh lebih kuat dari delapan sebelumnya, membuat Bella menjerit dan menangis terisak. Aron meraba daerah paling intim yang dimiliki gadis itu. Basah.

"Seperti yang kau tahu, aku menerima persembahanmu, Jalang," bisik Aron.

Remasan-remasan tangan kekar itu membuat Bella memeras air matanya di bed cover tempat ia membenamkan kepalanya. Aron sesekali menggodanya dengan menggesekkan batang kehormatannya di antara dua pangkal paha Bella.

"Please, Sir," racau gadis itu.

"Hmmm? Please what, Bitchy?"

Aron tidak lekas memberikan apa yang Bella pinta, Ia senang melihat gadis itu memohon kepadanya. Bibir Bella bergetar menyuarakan racauan tidak jelas. Perih di belahan tubuhnya menimbulkan gejolak hebat akan kenikmatan badaniah yang hanya bisa dipenuhi oleh lelaki di belakangnya. Tetapi apa yang Ia dapatkan justru siksaan hebat yang menguras semua emosi dan logika dirinya. Aron menggodanya tanpa ampun.

"Bring me to your heaven, Sir. Please," ucap Bella dengan jelas setelah mengumpulkan segenap tekadnya.

"Dasar jalang!" desis Aron.

plak!

"Terima ini!" 

Batang kehormatan Aron memenuhi apa yang Bella pinta setelah tangan kekar lelaki itu memberikan tamparan keras di paha Bella. Gerakan cepat nan kasar Aron lakukan melalui sisi belakang gadis itu. Akhirnya Ia mendapakan doggy style kesukaannya.

"Kau menyukai ini, Jalang?" racaunya.

Bella tak mengerti mengapa Aron melakukannya sekejam ini. Kali ini Ia benar-benar kasar. Tarikan jemari Aron di rambut Bella semakin menambah dosis penghinaan yang Bella rasakan. Sekarang Ia bagai perempuan murahan yang diperkosa dengan brutal oleh predator.

"Say something to me," ucap Aron sembari melanjutkan apa yang telah Ia dapatkan.

"Thank you, Sir," rintih Bella.

"Kau benar-benar jalang. Sudah berapa lama Kau menginginkan ini, huh?" geram Aron.

Rasa pegal di paha gadis itu mulai terasa jelas, berada di bawah kungkungan lelaki yang tak henti-hentinya memompa hasratnya. Bella merintih dan memohon agar lelaki itu menghentikan aktivitasnya. Tetapi apa yang Aron dapatkan tak mungkin Ia lepas begitu saja. Bella telah memancing sisi liar Aron untuk keluar dari persemayamannya.

"Pardon me, Sir. Please," rintih gadis itu tak henti-hentinya mmohon agar Ia dilepas dari siksaan pagi ini.

"Aku belum sampai, Jalang. Kau jangan menggangguku," desis lelaki itu dengan padangan sekejam iblis.

Pagi itu Bella memuaskan Aron hingga lelaki itu mencapai puncaknya berkali-kali. Dekapan hangat kembali mendarat di tubuh mulus Bella saat hari menjelang siang tiba. 

"Apa aku benar-benar jalang, Sir?" tanya Bella dengan suara serak.

"Ssst, ini cuma scene, Kau tidak benar-benar jalang di luaran sana. Kau anak baik," bisik Aron.

Tangan kekar Aron terus membelai rambut panjang Bella yang sudah sangat berantakan. Sesekali lelaki itu bergerak merapikannya dengan jari.

"Aku ingin Kau mandi sekarang dan aku ingin memandikanmu," ucap Aron. 

Gadis itu meringkuk tenang dalam gendongan lengan berotot lelaki yang bersamanya. Dengan hati-hati didaratkannya Ia di bathtube yang telah terisi air. Bella melonjak ketika Ia  mendapati rasa pedih dari air yang menyentuh kulit-kulit sensitifnya.

"Terlalu dingin? Aku akan menambahkan air hangat," ujar Aron.

"Terima kasih, Sir," ucap Bella.

Aron kembali memeluk gadisnya setelah memastikan air yang ada di bathtube terasa nyaman.

"Apa yang tidak Kau sukai selama kita bersama?" bisik Aron.

"Aku menyukai semuanya, ini pertama kalinya aku mendapatkan hal yang hanya ada di pikiranku saja, Sir," tanggap Bella.

Aron terkekeh mendengar  jawaban gadis itu, Ia mengecup dahi gadisnya dengan lembut.

***

Hallo,

terima kasih sudah baca bab ini. Kalian luar buassah

beri power stone dan gift cerita saya setiap hari ya... itu adalah wujud apresiasi buat penulis yang telah menyempatkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengetik

AyaLiliput2creators' thoughts
Next chapter