webnovel

Menanti Tanpa Kepastian

"Iya Sam, tadi gue reflek menuju pintu karna bel berbunyi terus."

"Sorry ya kak?"

"Iya, gak papa Sam."

"Bulan Juni aku berangkat ke luar negeri kak."

"Hati-hati ya!"

"Kakak jaga diri baik-baik ya!"

"Pasti Sam, berarti tinggal tiga bulanan ya lu pergi?"

"Iya."

"Mau kenang-kenangan apa dari gue?"

"Aku boleh minta?"

"Boleh lah, sebagai kakak gue harus bahagiain adik gue."

"Tapi kan aku bukan adek kakak."

"Anggap saja seperti itu, kita sama-sama anak tunggal kan?"

"Iya."

"Nanti kabarin aja kalau udah tahu pengennya apa."

"Siap kak."

~~~~~

"Ra? Bibir lu kenapa?"

"Kepentok Wit."

"Boong banget sih?"

"Hehehhe."

"Kenapa ih?"

"Kemarin di cafe ada sedikit problem Wit."

"Lu berantem?"

"Jambak-jambakan sih lebih tepatnya."

"O iya, kalau cewek kan emang berantemnya jambak-jambakan. Emang ada apa sampai kayak begitu?"

"Adalah pokoknya."

"O iya, tugas gambar teknik udah selesai?"

"Udah dong."

"Liat dong liat!"

"Liat apa nyontek?"

"Dua-duanya Ra," ucap Dewita meringgis.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

Next chapter