webnovel

Where You Want To Go

[Kantor Kepala Distrik] Hannanaka-Abeno

Seseorang telah lama menunggu kedatangan mereka berdua di balik daun pintu. Dengan muka lesu dan tergesa-gesa karena sehabis berjalan cepat, Fuyuki dan Mawaru terjongkok di depan gerbang kantor distrik. Sebelum masuk, mereka mengelap keringatnya yang bercucuran di wajah, "Cih! Dasar lemah." Gumam Fuyuki pada dirinya sendir yang kemudian merapikan pakaian yang dikenakannya.

"Ma-maaf kali ini aku benar-benar kedodoran." Kata Mawaru yang sedikit membenarkan riasannya.

"Ayo kita masuk." Ajak Fuyuki pada Mawaru yang sudah selesai membenarkan riasannya.

"I-iya."

"JANGAN GUGUP!" Ucap Fuyuki dengan tegas dan serius.

....

Mereka masuk ke Kantor Kepala Distrik dan di sana benar-benar ada pak Nakamura.

Fuyuki melangkah menghampirinya dengan membawa berkas "Ano, permisi ...."

"Eh iya," pak Nakamura yang tadinya duduk di balik meja kantor kini berdiri dan diikuti Mawaru yang tadinya berdiri di depan Fuyuki sekarang menghadap di depannya. "Saya sudah menunggu kalian-"

Mawaru tiba-tiba menundukkan kepala dan berkata, "Maafkan keterlambatan saya!"

"A-ah, tenanglah." Kata pak Nakamura yang tidak terlalu mempermasalahkannya. Dia menepuk pelan pundak Mawaru, dan menatapnya dengan lembut supaya Mawaru tidak terlalu merasa bersalah padanya (meskipun sebenernya telat).

Pak Nakamura memaklumi Mawaru.

Namun, Mawaru menatapnya dengan cemas.

Fuyuki hanya diam saja melihat mereka berdua (biasa lah orang cool)

"Hiyaaa ..., kukira kalian tidak datang karena sibuk."

"Ah tidak kok, saat ini saya tidak sedang melakukan misi." Kata Fuyuki dengan tenang.

"Tunggu sebentar ya, silakan duduk di situ (di kursi yang telah di sediakan)."

"Baik."

....

Beberapa menit kemudian, Mawaru dipanggil dan dibuatkan izin tinggal sementara berupa seperti KTP (tapi kalo ktp kan warga tetap, sebut saja ini lisensi doang).

Lagi-lagi "Semudah itu?"

"Simpan itu baik-baik."

Selesai!

....

Setelah mengurus izin tinggal ini, mereka berdua merasa capek, perut kosong dan keroncongan di jalan. Bahkan perut Fuyuki yang berbunyi keras, terdengar oleh Mawaru.

Wajah Fuyuki terlihat sedikit memerah karena Mawaru tiba-tiba menoleh ke arahnya.

"Nee, apa tidak ada penjual makanan di sekitar sini?" tanya Mawaru.

"A-ah, ada kok."

"...." Fuyuki yang lapar tertunduk diam karena malu dilihat Mawaru. Dia terus berjalan dan melangkah maju, sementara Mawaru hanya mengikutinya saja yang entah tujuannya mau ke mana ...?

"Di mana?" Mawaru merasa heran karena sedari tadi Fuyuki hanya diam tanpa memberitahunya.

"Di sana ...." Fuyuki mengangkat jarinya dan menunjuk ke jalan raya.

"Hm?"

"Di sebrang jalan dekat taman, ada kedai takoyaki. Kita akan makan di sana." Katanya dengan sangat serius.

"Ba-baiklah."

Mereka mulai menyebrang jalan bersama, dilampu merah yang kini mulai hijau.

'Tap Tap Tap' langkah demi langkah kaki yang lesu karena tenaga mereka belum terisi dengan makanan sama sekali mulai mendekati kedai Tako itu. Bau masakan gurita yang sampai dari luar, sekitar 50 meter tempat mereka berdiri.

"...."

"Kita sudah sampai." Kata Fuyuki yang berdiri di depan kedai sambil mendongak ke atas melihat papan reklame kedainya.

"Eh?" Mawaru merasa asing dan keheranan ada kedai takoyaki di sekitar sini. Ternyata tidak hanya menyajikan takoyaki. Berbagai makanan khas Jepang terutama masakan Osaka-shi bisa di pesan.

"Irasshaimase." Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka ....

Fuyuki dan Mawaru duduk di tempat lesehan dekat jendela. Kemudian pelayan lain mengantarkan daftar menu yang disajikan kedai itu.

"Douzou." Dengan diserahkannya daftar menu yang disajikan itu, Fuyuki menerimanya dan memperlihatkan pada Mawaru.

"Kau pesan apa?" katanya dengan sangat sabar menghadapi Mawaru yang tengah gugup melihat-lihat dan memilih makanan. Sementara Fuyuki menulis daftar makanan yang di pesan.

"E-eto, ano, ... aku pesan ini ... dan ini."

"Udah itu saja?"

"Ya." Jawab singkat Mawaru.

"Anu soal bayarnya-"

"Tenang, biar aku yang bayar."

"Tapi kan, kau sudah mengantarkanku jadi sebagai balas budi ...."

"Um? Memangnya kau sanggup?" kemudian Fuyuki memperlihatkan daftar pesanannya.

"Banyak sekali!!" dalam hati Mawaru yang tetiba mengubah ekspresinya terasa terbebani sesuatu "I-iya." Mau tidak mau Mawaru harus mengatakannya. Tapi-

"Sudahlah biar aku yang bayar, kalau ada yang kamu inginkan, aku tambahkan ke daftar pesanan." Kata Fuyuki dengan santainya, namun ia berkata tanpa ada ekspresi manis-manisnya.

"Dia terlalu baik." Pikir Mawaru yang melihat Fuyuki dengan sorot mata yang lembut. Kemudian Mawaru kembali membuka daftar menu. "Baiklah aku pesan ini."

Akhirnya pesanan dibuat, dan Fuyuki memberikan daftar pesanan dan daftar menu itu pada pelayan.

"Ah, aku lupa! Tolong minta air mineralnya juga." Kata Fuyuki di saat memberikan daftar pesanan pada pelayan itu.

"Baiklah, mohon ditunggu ya." Kata pelayan kedai itu dengan ekspresi yang ramah.

"Ya."

....

Dibalik sikap Fuyuki yang cool itu ternyata dia sangat loyal. Fuyuki juga tidak sombong, bahkan dia benar-benar baik dari lubuk hatinya.

"A-ano ...." Mawaru memulai pembicaraan.

"Ya?"

"Te-terima kasih," Mawaru mengatakan itu dengan malu-malunya sambil memainkan pundaknya. "Kau sangat baik, sudah menampungku, menolongku mengurus izin dan mentraktirku."

"Ya, tidak masalah." Jawabnya singkat sambil menompang dagu kemudian melihat ke jendela.

Mawaru melihat Fuyuki dan tersenyum lembut meski Fuyuki hanya diam dengan ekspresi datarnya.

Bagi orang lain, Fuyuki terlihat seperti orang cuek yang acuh tak acuh dengan keadaan sekitar, padahal dia sangat peduli dengan lingkungannya terutama teman-temannya.

"Lama sekali?" Celetuk Fuyuki yang melihat arlojinya. Sementara yang di depannya hanya ada segelas air mineral.

"Apa biasanya seperti ini?"

"Hmm, tidak juga. Mungkin karena baru buka." (kedai Tako buka jam 10 pagi tutup jam 8 malam kayak warung kongkow depan kampusku –maaf penulisnya curhat)

"Oh begitu ya."

"...."

Beberapa menit kemudian, pesanan yang begitu banyak hingga memenuhi meja makan di lesehan itu dihidangkan, diantar oleh pelayan tadi.

Mawaru ingin segera memakannya tapi, sebelum itu-!!

Dia mengeluarkan ponsel dan memfotonya (ngiler banget dah! Langsung di update di storynya di sosmed).

Kebiasaan anak zaman sekarang, itu sudah lumrah.

Kemudian Fuyuki mengeluarkan smartphone-nya, dengan kemampuan kamera yang lebih baik dan layar yang lebih lebar. Jepretan dilengkapi slow motion agar gambar tidak blur (merk Sony yang populer di Jepang waktu itu, etto kenapa kesannya malah seperti ngeendors hape! Dahlah lanjut)

'CEKREK!!'

Fuyuki kemudian menunjukkan hasil jepretannya "Lihat!"

"Woaaaah~" Mawaru sangat terkesan.

"Berikan ID ponselmu. Aku akan mengiriminya."

"Baik."

Selesai bertukar ID kemudian Fuyuki mengirimkan foto itu kepada Mawaru. Dengan kecepatan jaringan 4G, pesan masuk hanya dalam beberapa detik. Mawaru langsung mengunggahnya.

"Sekali lagi, terima kasih." Mawaru terlihat gembira.

Fuyuki tersenyum tipis melihat Mawaru ceria, "Ya. Sama-sama."

Mereka merapatkan telapak tangan dan mengawali makan dengan "ITADAKIMASU"

Fuyuki langsung makan dengan lahap.

"Hehehe." Mawaru tertawa kecil.

"Ada apa?"

"Um, enggak kok."

Dalam hati Mawaru "Ternyata dia kawai juga."

....

Beberapa menit berlalu, setelah semua makanan di kedai tersantap habis, "Fuaaah~ kenyangnya ...."

Fuyuki menatap lurus Mawaru, dia menanyakan sesuatu "Mawaru, apa kau tidak ingin melihat-lihat daerah Osaka?"

"Memangnya kita mau ke mana?" Mawaru hanya ingin malas-malasan setelah makan kekenyangan.

"Misalnya tempat yang ingin kau kunjungi di Osaka ...."

"Oh iya ada."

"Jadi kita akan ke mana?"

"Mari kita ke ...."

****

Next chapter