webnovel

Siasat Jahat Lainnya.

--------------

Pangeran Yo menunjuk ke arah Hong yang duduk sendiri.

"Emm, hanya ingin mengajak tuan muda Hong bermain layangan, kalau ia, tidak keberatan"

Bermain, kata kunci yang membuat telinga Hong berdiri tegap, ia menoleh pada pangeran Yo dan mendekat cepat.

"Main layangan? Bisa kah di sini?" Seru Hong semangat.

Pangeran Yo mengangguk.

"Yah, emm Pelayanku baru membeli layangan besar di luar istana, kalau tuan muda Hong mau, kita bisa main bersama"

Hong nelihat pada DaHuang, seakan meminta ijin, tapi DaHuang menggelengkan kepalanya.

"Jangan tuan Muda, tuan besar berpesan agar tuan muda tidak boleh kemana-mana, kita akan menunggu di sini tuan muda, sebentar lagi tuan muda Fei juga akan selesai dan menyusul"

Hong mengerutkan mulutnya kecewa.

"Yahh kak DaHuang"

Pangeran Yo menggaruk kepalanya.

"Yah, padahal, aku berharap bisa mengajak tuan muda Hong bermain, anggap meminta maaf karena telah bertindak tidak layak tempo hari"

Hong kembali melihat DaHuang, ia menarik-narik lengan baju DaHuang yang menyilangkan tangannya di depan dada.

"Kak DaHuang ayo, sebentar saja, nanti kita akan segera kembali ke sini"

DaHuang tidak bergeming, ia tidak akan terpengaruh rajukan tuan mudanya, tidak akan bisa.

Tak lama kemudian di lapangan rumput agak jauh di lembah belakang istana Giok.

"Huuh anginnya kencang kak!" Hong sudah berlari ceria menarik gulungan tali layangannya, layangan miliknya yang besar berbentuk sayap burung sudah terbang cukup tinggi di langit biru menjelang sore, layangan milik pangeran Yo tak jauh di sampingnya, ia ikut berlari menarik layangannya.

"Woww punyaku juga tinggi!" Serunya.

DaHuang hanya bisa menarik napas, sesekali memukul kepalanya, bagaimana ia bisa terkena bujukan tuan mudanya itu, heh ini bahaya, ia bisa dimarahi semua orang lagi setelah ini. DaHuang berusaha mengejar tuan mudanya.

"Tuan muda, pelan-pelan jangan lari begitu kencang" serunya.

Tak lama kemudian layang-layang diturunkan, DaHuang sudah memberi kode pada Tuan mudanya agar segera kembali ke bungalow sebelum yang lain datang.

"Emm hamba akan kembali ke bungalow, terima kasih pangeran Yo untuk layangannya"

Pangeran Yo tersenyum,

"Tentu tuan muda Hong ini bukan apa-apa, em, Tuan muda akan kembali dengan berjalan kaki? Kita sudah berlari cukup jauh dari bungalow, aku sudah kelelahan sepertinya tidak bisa jalan jauh lagi, WuEr!" Seru pangeran Yo pada pengawal pribadinya.

DaHuang curiga dengan apa yang hendak dilakukan pangeran itu pada tuan mudanya, ia memiliki sorot mata yang jahat di matanya.

Tak lama WuEr dan seorang lainnya mendekat dengan menarik tali kekang dua ekor kuda tinggi besar bersama mereka, WuEr mendekati pangeran Yo dan menyerahkan satu padanya.

"Yang Mulia ini kuda anda"

Pangeran Yo naik ke atas kudanya dengan mudah, menepuk nepuk leher kuda berwarna hitam berpostur tinggi besar dengan rambut di bagian kepala yang agak lebat mengkilap.

Satu pelayan lagi mengantar kuda lainnya ke depan HongEr, Hong menoleh pada DaHuang yang menggelengkan kepalanya.

"Tidak tuan muda kita jalan saja"

Hong menurut, ia menggelengkan kepalanya pada pelayan itu.

"Tidak usah terima kasih"

Pangeran Yo siap membawa kudanya berjalan, masih menunggu HongEr.

"Tenanglah tuan muda Hong, kuda-kuda ini sangat jinak, tidak seperti kuda dari Yang dan Hua kuda dari Ayunda lebih penurut dan lembut, larinya tidak begitu kencang tapi punya stamina yang kuat, ini kuda untuk para bangsawan seperti kita, anda tidak takut jatuh khan?"

Hong tetap melambaikan kepalanya.

"Eh tidak usah Yang Mulia, em, Hong akan jalan saja bersama DaHuang"

DaHuang tidak sabar, orang-orang itu pasti berniat mencelakai tuannya, ia menarik tangan Hong menjauh.

Tapi WuEr menghadang jalan DaHuang, DaHuang kesal, ia mengarahkan senjatanya di depan WuEr.

"Minggir"

Terdengar tawa kecil dari pangeran Yo, membuat Hong dan DaHuang menoleh.

"He, ini, tidak bergurau khan? Bagaimana seorang pengawal rendahan seperti anda bisa melawan pangeran dan lolos begitu saja, ini sungguh terbalik"

DaHuang hendak marah, tapi tangan Hong menahannya.

"Kak DaHuang"

Tak lama kemudian, sepanjang jalan menuju bungalow di belakang istana Giok.

DaHuang memapah HongEr di belakangnya, wajahnya masih penuh dengan kemarahan yang belum juga reda, tuan mudanya begitu baik dan polos hingga membiarkan orang lain mengerjainya seperti itu, ia harusnya bisa mencegahnya, tapi tuan mudanya tidak membiarkannya.

"Kak DaHuang tenanglah, ini tidak apa-apa, hanya sakit kaki Hong yang terakhir cedera kambuh saja"

Mereka tiba di depan bungalow Koi di mana FeiEr terlihat menunggu di depan gerbang, ia mendekat cepat saat melihat DaHuang dan HongEr, terlebih membelalakkan matanya lebar melihat DaHuang memapah Hong.

"HongEr, apa yang terjadi? DaHuang ini.."

Perlahan DaHuang menurunkan HongEr yang sesekali masih merintih dengan kaki kiri terangkat.

"Akh kak, tidak apa-apa, hanya jatuh tadi"

Fei menurunkan tubuhnya memeriksa kaki adiknya, bajunya kotor, beberapa daun kering menempel.

"Ini, kenapa bisa begini dik? Kakak sudah bilang adik jangan kemana-mana, setiap kali keluar pasti selalu terluka, DaHuang ceritakan bagaimana ini bisa terjadi?"

Hong melambaikan tangannya pada kakaknya.

"Ini benar tidak apa-apa kak tadi Hong tidak sengaja menginjak batu dan jatuh, ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan kak DaHuang"

DaHuang menundukkan kepalanya di depan Fei dan menurunkan lututnya.

"Maafkan hamba tuan muda karena tidak bisa menjaga tuan muda Hong dengan baik, ini kelalaian hamba, mohon hukum hamba"

Fei bingung, DaHuang yang tiba-tiba berlutut, Hong yang terus mengelak, semua sangat mencurigakan.

"DaHuang berdiri, adik Hong ceritakan apa yang terjadi?"

DaHuang berdiri, melihat wajah Hong yang ragu untuk bercerita, ini bukan masalah besar bagi Hong sebenarnya tapi menjadi besar bagi DaHuang.

"Tuan muda Hong, jatuh dari kuda"

Mendengarnya Fei membelalakkan matanya lebar.

"Hah? Jatuh dari kuda? Bagaimana bisa, Hong bukankah kakak sudah bilang kalau tidak ada kak Fei kau tidak boleh naik kuda, Hong kenapa tidak menurut?"

HongEr gagap, menggaruk kepala belakangnya.

"Eh itu, emm"

"Tuan Muda Fei, tuan muda Hong, jatuh dari kuda milik pangeran Yo"

Jawaban DaHuang membuat FeiEr lebih bingung lagi, apa hubungan pangeran Yo dengan semua ini? Apa yang sudah Fei lewatkan?

HongEr merintih, Fei hampir lupa kaki adiknya sakit hingga tidak mempedulikannya, ia menurunkan tubuhnya di depan Hong.

"Ayo, kakak antar ke dalam"

Hong tak bisa menolak saat Fei menaikkan tubuhnya ke punggungnya.

"K kak, Hong bisa sendiri"

"Sudah jangan banyak bergerak"

-----------------------

Next chapter