Evan datang, seperti mendobrak pintu demi ingin merenggut Luci dari penjagaan Susan. CEO itu berwajah dingin, sedingin badai salju yang mengamuk. Angin yang berpusar kala dia mendorong pintu begitu menghentak dan mengerikan.
"Mana Luci?" teriak Evan dengan lantang. Beberapa pelayan yang kebetulan berada di sekitar Evan melonjak kaget lalu menyingkir. Akan tetapi bagi mereka yang tidak cukup beruntung bisa lolos dari tatapan mata Evan segera menunduk dan mendekat.
Lalu sebuah jawaban terdengar, "Nona Lucia ada di ruang tamu bersama Susan, Tuan."
Evan tak menanggapi apa pun. Kemarahannya seperti meledak dan hanya perlu dilampiaskan, tak peduli apakah dia benar-benar ingin mencari Luci atau tidak. Evan hanya ingin berteriak, hanya ingin membentak.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com