Mata Luci berkaca-kaca dan kini sudah benar-benar hampir menangis jika saja dia tidak menahan diri dengan sekuat tenaga. "Ya, sabit itu pada akhirnya mengenai Daniel...dan membunuhnya." Luci menelan ludah dengan sangat berat. Sepertinya banyak sekali tetancap duri dalam tenggorokannya saat ini.
Evan termangu, pada mulanya bingung untuk menjawab. 'Jika biasanya aku akan merespon sarkas pada cerita orang, akan tetapi untuk sekarang aku tidak bisa. Aku benar-benar tidak berdaya jika berada di hadapan Luci.'
Akhirnya Evan mengulurkan tangannya. CEO itu menepuk pelan bahu Luci lalu menepuk lembut punggung tangan Luci. "Bisa ceritakan secara detail?" pinta Evan dengan sangat hati-hati. Matanya terus saja menyisiri wajah Luci saat ini, kalau-kalau Luci tiba-tiba saja lemah dan terpuruk tak berdaya. 'Aku tau bagaimana tersiksanya saat mental sedang terpuruk.'
Support your favorite authors and translators in webnovel.com