webnovel

Pekerjaan Beresiko Yang Terlihat Mudah

Pada bab dua dan seterusnya, cerita ini akan mengambil alur mundur yakni pada waktu sebelum Luci terjebak dalam tragedi dijebak menikah oleh tuan muda bernama Evan Robert Hudan.

Setelahnya alur akan maju hingga Luci harus menjalani kehidupan sebagai istri Evan.

***

Luci berjalan dengan terburu-buru. Tubuhnya yang sintal dan ideal itu berlenggak-lenggok untuk menuju sebuah gedung paling mewah yang berada di pusat kota. Desain interiornya klasik dengan lampu besar menggantung di tengah-tengah.

Tak lupa gadis itu memberikan bukti undangan yang berada di tangannya kepada seorang penjaga di depan pintu.

Seorang lelaki berwajah sangar itu memeriksa undangan tersebut dengan teliti. Tak lupa lelaki itu melirik pada lamborgini yang dikendarai oleh Luci.

Luci pun menyeringai tatkala melihat penjaga itu mengamati lamborgini yang dikendarainya tanpa henti

Gadis itu pun sekarang mengangkat dan mendongakkan wajahnya. Lalu Luci berkedip dan mengangguk pada penjaga itu.

Penjaga tersebut lantas menjawab anggukan Luci dengan tangan membentang sebagai tanda mempersilakan.

"Terimakasih, Tampan," puji Luci dengan tangannya yang menyentuh dada kekar penjaga itu, seolah Luci tengah menyalurkan rasa terimakasih-nya melalui sentuhan sensual dari tangannya.

Saat Luci memasuki gedung itu, orang-orang yang berada di dalamnya seketika mendongak.

Lampu yang menyala terang di tengan ruangan seolah berfokus pada tubuh sangat sintal milik Luci.

Rambutnya yang digerai dengan sedikit sentuhan curly nan seksi itu ia kibaskan dengan sensual. Matanya yang sangat lebar dan berbulu mata sangat lentik itu menyapu seluruh ruangan.

Luci menikmati desain ruangan ini yang dibuat sangat mewah dengan menempatkan sebuah lampu besar di tengah-tengah ruangan, lampu berbentuk seperti kristal.

Ada meja yang dilapisi oleh taplak meja putih yang ditempatkan di beberapa pojok ruangan. Ada panggung cukup tinggi di ujung. Karpet merah membentang di dalam ruangan. Lalu sentuhan akhir dari ruangan ini adalah desain interior seperti patung dan lukisan yang bertabur emas dan berlian.

Luci melangkahkan kaki demi menuruni undakan tangga. Gerakannya sengaja dibuat sangat gemulai dan sensual.

Dia harus menguarkan kesan itu di sini. Dia harus menunjukkan bahwa Luci adalah seorang wanita paling seksi yang layak untuk diperebutkan.

Lalu saat langkahnya mulai mencapai dasar undakan tangga, gadis itu mendengar banyak orang berbisik-bisik.

"Astaga, lihat bajunya! Bukankah itu Mint Valentino Dress?" bisik seseorang pada salah seorang temannya yang saat itu tengah membicarakan Luci.

Namun Luci pura-pura tidak mendengarnya. Dia harus tetap pura-pura untuk tidak mendengar sanjungan orang-orang.

"Aku tau. Aku sempat ingin berkata begitu padamu. Bukankah harga baju itu 1,4 miliar?"

Luci menyeringai sembari berlenggak-lenggok. Berulang kali gadis itu membenarkan gaun berwarna mint yang ia kenakan itu.

Pundaknya yang ramping itu terbuka dengan indah di sela-sela kain gaunnya yang menjutai dengan lembut.

Di tangannya berada sebuah tas berwarna silver dengan motif seperti kulit buaya.

Cengkeraman Luci pada tas itu ia buat sesombong mungkin. Luci ingin orang-orang melihat tas yang ia bawa sekarang ini.

Lagi-lagi itu berhasil sebab buktinya orang-orang berbisik-bisik untuk membicarakan penampilannya lagi.

"Tasnya? Sial! Itu Lana Marks's Cleapatra kan?" bisik seseorang.

"Yang harganya 6,2 miliar? Siapa wanita itu sebenarnya?" sahut yang lain.

Kembali Luci menyeringai dengan kepuasan memenuhi dadanya. Artinya apa yang dia lakukan malam ini hampir mendekati sukses besar.

Sekarang tangannya yang lentik itu tengah menyelipkan helai rambut yang menutupi telinganya.

Di telinga itu menyeliplah anting-anting Christie's Auction Diamond Earrings, sebuah anting berbentuk buah pir dengan berat 9,94 karat.

Luci tau saat ini orang-orang semakin terperangah setelah melihatnya mengenakan anting itu. Ada yang menatapnya iri ada juga yang melihatnya penuh benci.

Kekaguman itu tidak akan berlangsung lama di lingkungan ini sebab seluruh orang harus berkompetsi demi menaikkan strata sosial.

Strata sosial itu yang akan membawa mereka pada penghargaan dan hidup bahagia. Lingkungan semacam ini memang mengerikan.

Ada sebuah kalung dengan bandul liontin berwarna biru tua di leher Luci. Setelah Luci menyelipkan rambut curly miliknya demi memperlihatkan anting-anting mahal itu, sekarang jemarinya turun ke leher untuk menyentuh kalung yang menghiasi lehernya.

Orang-orang yang gila akan kemewahan pasti tau bahwa kalung yang dipakai Luci merupakan kalung yang bernama Heart of Ocean Diamond, sebuah kalung imitasi dari film titanic. Kalung itu dibanderol dengan harga 231,7 miliar.

Luci menyeringai dan sengaja mendongakkan wajahnya agar orang-orang bisa dengan jelas melihat bandul liontin yang hampir jatuh di sela payudara sangat montok milik gadis itu.

"Tidak mungkin. Itu semua pasti imitasi," racau seorang wanita yang berada tak jauh dari Luci.

Luci semakin mengembangkan senyumya yang angkuh dan sombong itu, sebuah senyum yang sengaja ia pasang seperti itu agar kedengkian dan rasa penasaran semakin bertambah di hati orang-orang di dalam pesta ini.

Sepatu Luci yang berkelotak dengan mudah membelah kerumunan yang bergerumul di depannya.

Kerumunan yang tadinya dipenuhi oleh wanita yang bersikap superior itu kini secara tiba-tiba sudah menyingkir secara sendirinya setelah melihat kedatangan Luci berikut kemewahan yang menempel di tubuhnya yang teramat sintal dan montok itu.

Setelah Luci berhasil melewati kerumunan itu, kini gadis yang tengah menyamar menjadi seorang wanita itu berjalan menuju suatu sudut yang berada tak jauh dari tempatnya kini.

Lalu setelah gadis itu sudah menemukan tempat yang dia tuju, tangannya yang ramping itu dengan lembut menggaet lengan seorang lelaki bertubuh tinggi dengan rambut botak yang memiliki banyak lemak yang menggelambir di tubuhnya. Luci tersenyum nakal pada lelaki tambun itu.

"Ah, Sayang!" teriak lelaki itu dengan gembira.

Nama lelaki itu Alan, seorang pengusaha yang akhir-akhir ini mampu melebarkan sayap hingga ke lima sektor sekaligus di dalam negeri.

Namanya sangat terkenal dalam enam bulan terakhir yang didaulat sebagai seorang pengusaha paling inovatif dan memotivasi berdasarkan majalah Times.

Dulu penampilannya tidak seberantakan ini. Dulu Alan adalah seorang lelaki kekar yang memiliki gaya maskulin dan sangat cool.

Rambutnya juga sangat lebat yang biasanya dipotong cepak dengan aroma minyaknya yang sangat wangi dan memabukkan.

Alan adalah salah satu klien Luci. Pengusaha itu menyewa Luci sebab dia ingin mengakhiri hubungan tak sehat miliknya dengan Sia, seorang wanita bertubuh kurus dengan kulit sangat eksotis dan berdada implant. Sia adalah kekasih Alan.

Sia sekarang sudah melipat tangan di depan dadanya yang menyembul bersilikon itu. Gaunnya yang cukup mewah dan berwarna merah itu melilit tubuh Sia dengan mengerikan.

Sia sendiri telihat seperti seseorang yang terkena aneroxia sebab dia terobsesi dengan bentuk tubuh yang sangat kurus dan kerempeng.

Gaun mewah yang melekat di tubuhnya hanya membuat Sia terlihat menyedihkan jika dibandingkan dengan Luci sebab gaun itu berada di bawah level gaun yang dikenakan oleh Luci.

Belum lagi tubuh Luci yang terlihat aduhai sekali itu dengan dadanya yang menyembul seperti bola itu dan bokong yang sama besarnya.

Sia mengamati penampilan Luci dari atas ke bawah. Dia terus meneliti wanita yang sudah menarik perhatian banyak orang itu yang kali ini tengah menggoda pacarnya, Alan.

"Ayo, Sayangku!" ajak Alan sembari menggandeng tangan Luci dengan mesra.

Gadis di sampingnya pun mengangguk dengan senyum tersipu yang dibuat-buat.

"Ah, kau tidak memakai The Cullian Dream milikmu sekarang ya, Sayang?" tanya Alan dengan suara sengaja dibuat sangat keras.

Alan ingin semua orang memperhatikan dirinya yang tengah bermesraan dengan Luci yang tengah menyamar ini.

Sekarang semua orang pun mendongak dan berbisik-bisik kembali setelah mendengar suara Alan yang keras itu.

The Cullian Dream adalah cincin berlian biru yang sangat langka. Harganya mencapai 350 miliar lebih.

Alan berakting seolah-olah Luci memilikinya. Alan berakting seolah dia telah mendapatkan seorang wanita yang sangat kaya raya.

Wanita kaya itu yang kini bisa menggantikan posisi Sia di hatinya, dan harusnya Sia sudah bersiap mundur dari hidup Alan.

Sia pun mundur dan tersedak oleh ludahnya sendiri. Dia tidak pernah menyangka bahwa Alan mendepaknya begini.

***

Next chapter