"Iya, Dinda paling pinter bakat larinya," Panji yang agaknya tahu maksud Dinda buat tidak ingin kegemarannya diketahui teman-temannya yang sekarang pun ikut membantu menutupinya.
Dan Rangga langsung mengangguk dengan ragu. Dia tahu ada yang ditutupi Dinda, atau cewek itu memang tak ingin semua orang tahu kalau dia ini salah satu pemain basket yang tidak diragukan kehebatannya?
"Iya, jadi dia nantangin gue lari. Kalahlah gue dari dia karena trik kotornya. Terus gue dapet siraman rohani berjam-jam. Terus ditambah cowoknya dateng, ngasih gue siraman rohani kedua. Setan-setan dalam otak dan hati gue langsung kabur. Nggak kuat ama siraman rohani dari mereka," celetuk Rangga sekadarnya.
Dinda tampak terkekeh, kemudian dia bergelayut manja di lengan Nathan. Seolah dia ingin menunjukkan di mana dirinya yang sebenarnya, dan untuk siapa dia di sini.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com