Namun tidak apa lah, toh dirinya juga kini sudah dipertemukan dengan jodohnya.
Masa lalu tidaklah terlalu penting, yang lebih penting lagi sekarang adalah bagaimana untuk fokus pada masa kini dan membangun masa depan.
Saladhina Olivia yang kini telah menemukan pelabuhan cintanya memutuskan untuk memanfaatkan waktu yang dia miliki dengan sebaik - baiknya bersama dengan kekasihnya tersebut.
Lagipula mereka berdua juga saat ini masih muda, kalau dipandang dari segi jangka umur mereka yang kini sudah bisa hidup sampai ribuan tahun, umur puluhan tahun itu masih kecil sekali rasanya.
Mereka punya sangat banyak waktu untuk dihabiskan bersama - sama dalam cinta dan kasih sayang.
....
Sementara Saladhina Olivia masih asyik dengan lamunannya, Vivadhi Ranata dan si kembar Nadhine Aisyah serta Nadhine Alisya yang sudah selesai berkultivasi kini telah berdiri dan bersiap - siap untuk melanjutkan petualangan mereka.
Dengan senggolan ringan dari Faladhina Kiseki, sang gadis peramal langsung pun tersadar dari lamunannya.
Lalu bersama dengan Myradhia Chikane yang telah selesai membereskan peralatan minum teh mereka, ketiga orang gadis tersebut pun berjalan menyongsong sang lelaki yang menghampiri mereka bertiga.
Tak lama kemudian, sang lelaki bersama dengan kelima orang kekasihnya tersebut pun kembali berjalan menjelajah hutan purbakala tersebut.
Dengan kultivasi si kembar yang telah semakin meninggi, kini kecepatan berjalan grup mereka pun juga semakin naik dan mereka berenam kini mampu "berjalan" dengan kecepatan rata - rata seratus kilometer per jam.
Sepanjang perjalanan, mereka berenam pun menjumpai berbagai macam dinosaurus dan hewan purba yang rata - rata sudah berada di Ranah Xiantian dan Jindan (setara dengan Evolver Tahap Rookie Tingkat Tujuh sampai dengan Tahap Elite Tingkat Tiga).
Ada makhluk purba yang menyerupai seekor Ankylosaurus dengan sisik sisik yang berwarna hitam kelabu seperti batu lahar yang telah mendingin, dengan duri - duri berwarna merah tembaga mencuat memenuhi punggung dan ekornya.
Bulu - bulu yang terlihat lembut seperti bulu burung berkumpul menghiasi lehernya, dengan warna hijau kebiruan yang terlihat kontras dengan warna sekujur tubuhnya yang hitam kelabu dan merah tembaga tersebut.
Makhluk yang menyerupai seekor Ankylosaurus tersebut berada di Tahap Evolusi Rookie Tingkat Sepuluh, setara dengan Ranah Setengah Jindan.
Hal yang paling menarik adalah, makhluk ini tidak sendirian dan bertindak seperti pimpinan dari kelompok herbivora yang lain.
Setiap kali makhluk tersebut menerima serangan dan terluka, makhluk tersebut mengeluarkan raungan yang seolah - olah mampu membuat kawanan herbivora di sekitarnya menjadi semakin ganas dan menyerang kami dengan membabi buta.
Padahal kawanan herbivora di sekitar makhluk tersebut semuanya jelas - jelas adalah spesies yang berbeda.
Mayoritas kawanan herbivora tersebut adalah sekumpulan dinosaurus seperti Brontosaurus dengan warna yang senada dengan Ankylosaurus tersebut.
Para Makhluk yang terlihat seperti Brontosaurus yang memiliki tambahan tanduk yang berbentuk mirip dengan sirip lumba - lumba yang mencuat dari bagian atas hidung sampai dahi mereka tersebut memiliki sisik - sisik yang berwarna hitam kelabu mirip seperti warna sisik si Ankylosaurus menutupi sekujur tubuh mereka.
Walau pun tubuh mereka tidak memiliki duri, namun para Brontosaurus tersebut memiliki rambut - rambut berwarna merah tembaga menutupi punggung mereka dari leher hingga ke ujung ekornya.
Tidak lupa juga ada rambut - rambut yang seperti surai menghiasi tengkuk panjang para Brontosaurus tersebut dengan warna hijau kebiruan persis sama dengan bulu leher si Ankylosaurus.
Para Brontosaurus tersebut rata - rata memiliki kekuatan setara dengan Evolver Tahap Rookie Tingkat Delapan, namun setelah mendengar raungan dari si Ankylosaurus yang menerima serangan kami, para Brontosaurus tersebut seolah seperti telah menerima hasutan dahsyat dan kekuatan mereka semua naik tajam hingga setara dengan Evolver Tahap Rookie Tingkat Sepuluh sembari mereka semua maju menerjang Vivadhi Ranata beserta kelima orang kekasihnya dengan membabi buta.
Bagi Vivadhi Ranata beserta Faladhina Kiseki, Myradhia Chikane dan Saladhina Olivia yang telah berevolusi sampai ke Tahap Elite, menangani sekawanan makhluk purba yang masih berada di Tahap Rookie Tingkat Sepuluh bukan lah perkara sulit.
Namun bagi si kembar Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya yang baru saja naik ke tingkat yang sama dengan para dinosaurus tersebut, tentu saja mereka merasa sedikit kewalahan.
Jika saja bukan karena senjata yang dipegang di tangan mereka berdua, mungkin si kembar tersebut hanya mampu melawan masing - masing satu ekor dari kawanan tersebut sebelum mereka berdua harus mundur ke dalam lindungan sang lelaki dan tiga saudari mereka yang sudah menerobos ke Tahap Elite.
Dengan pedang dan katana yang sudah basah bermandikan darah, Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya baru mundur setelah masing - masing dari mereka berdua memotong kaki dan melumpuhkan lima ekor Brontosaurus dari kawanan yang menyerbu mereka.
Sementara tiga saudari mereka yang lain dengan cepat melumpuhkan sisa kawanan tersebut.
Dan Vivadhi Ranata yang melesat bagaikan badai dengan mudah mengubah si Ankylosaurus yang sudah terkapar bersimbah darah beserta semua kawanan herbivora lainnya yang sudah dilumpuhkan oleh para kekasihnya menjadi hujan emas dengan Ajian Ilmu Seni Kekayaan Pixiu, seperti biasa.
Berkat energi murni yang diserap oleh Vivadhi Ranata setelah menghabisi seluruh kawanan herbivora tersebut dengan Ajian Ilmu Seni Kekayaan Pixiu, sang lelaki pun berhasil naik dari Tahap Elite Tingkat Lima ke Tahap Elite Tingkat Enam, yang setara dengan Kultivator Ranah Nascent Soul Tingkat Akhir.
Luapan energi dahsyat yang luar biasa bagaikan pusaran energi spiritual pun terbentuk ketika sang lelaki telah berhasil naik tingkat dengan mulus.
Pusaran Energi Spiritual yang semakin naik dan meninggi mengumpulkan energi rohani dari alam sekitarnya tersebut membanjiri Vivadhi Ranata dan para kekasihnya dengan luapan energi kultivasi yang begitu luar biasa.
Vivadhi Ranata bersama dengan para gadisnya yang terkejut melihat fenomena banjir energi ini untuk sesaat terdiam penuh kagum sebelum mereka semua kemudian dengan bergegas duduk bersila dan berkultivasi untuk memanfaatkan luapan banjir energi ini dengan sebaik - baiknya untuk membantu kultivasi mereka semua.
.
.
.
Catatan Penulis:
Gambar Ilustrasi dari makhluk - makhluk yang disebutkan di atas bisa para pembaca lihat pada kolom komentar pada Chapter ini.
Gambar tersebut diambil dari Set Kartu Ixalan - Land of Dinosaur dari Trading Card Game Magic The Gathering.