webnovel

Saladhina Olivia  

Vivadhi Ranata bersama dengan Faladhina Kiseki melesat dengan cepat untuk kembali ke tempat teman - teman mereka berada.

Sepanjang perjalanan, mereka dengan cepat menghabisi semua makhluk yang menghalangi jalan mereka.

Makhluk - makhluk tersebut, yang merupakan hewan - hewan magis, rata - rata masih berada di Ranah Penetapan Fondasi sampai Houtian.

Dari Ular Rumput sebesar Anaconda, sampai Babi Hutan sebesar Banteng, semuanya menjadi makanan Ilmu Ajian Seni Kekayaan Pixiu yang dimiliki oleh Sang Lelaki.

Sementara Vivadhi Ranata dan Faladhina Kiseki dalam perjalanan kembali, Myradhia Chikane yang sedang mengajari Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya mantra - mantra dari Kitab 1001 Mantra merasakan ada banyak orang yang berlari ke arah mereka.

Tapi orang - orang yang sedang berlari ke arah mereka tersebut bukan lah Vivadhi Ranata mau pun Faladhina Kiseki.

Myradhia Chikane yang telah mengajari 11 mantra serbaguna dan 5 mantra serangan dasar kepada Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya pun menyuruh kedua gadis kembar tersebut untuk bersiap - siap bertempur.

Nadhine Aisyah dan Nadhine Alisya yang kini sudah mempelajari mantra [Transmutation] telah mengubah senjata mereka masing - masing menjadi Pedang Gaya Barat yang berbentuk lurus dan memiliki bilah yang lebar.

Cukup kontras dengan pedang di tangan "guru" mereka yang bergaya timur dengan bilahnya yang ramping dan melengkung membentuk kurva yang streamline.

[Catatan Penulis: Gambar Ilustrasi dari Pedang Gaya Barat dan Pedang Gaya Timur tersebut bisa dilihat di kolom komentar dari chapter ini. Jangan lupa di - like yang banyak biar gambarnya tetap ada di paling atas yah~ ;) ]

Ketiga orang wanita tersebut pun bersiap - siap dengan senjata yang terhunus untuk menghadapi orang - orang yang datang berlari ke arah mereka.

....

Saladhina Olivia adalah seorang gadis yang memiliki kekuatan mata bathin yang mampu meramal dan melihat masa depan dengan jelas.

Dengan kemampuan khusus yang dimiliki oleh dirinya tersebut, sang gadis dapat dengan mudah mencari peruntungannya dan mengumpulkan berbagai macam harta berharga kemana pun dirinya pergi.

Mulai dari berbagai jenis tanaman - tanaman obat dengan khasiat yang ajaib, peti harta berisi warisan peninggalan para pendekar dan kultivator terdahulu, hingga tempat - tempat yang memiliki aura magis atau pun bidang energi yang dapat membantu Saladhina Olivia dalam membangun kekuatannya semuanya telah diramalkan dan telah didatangi oleh sang gadis.

Berkat kemampuan khususnya itu lah, Saladhina Olivia yang masih berumur 30 tahun-an telah berhasil mencapai ranah Setengah Jindan (Inti Emas), setara dengan Tahap Rookie Tingkat Sepuluh atau sama tingkatannya dengan Vivadhi Ranata saat ini.

Dengan kecantikannya yang begitu luar biasa, ditambah dengan umurnya yang masih terbilang sangat muda jika dibandingkan dengan tingkat kultivasinya yang sudah sangat tinggi, maka tak ayal lagi banyak lah kultivator lelaki yang ingin meminang sang gadis.

Patut diketahui, untuk mencapai Ranah Setengah Jindan di umur 30 tahun-an, hal seperti itu hanya bisa dicapai oleh para murid elite dari sekte - sekte besar yang tersembunyi di tanah suci dan keberadaannya masih menjadi legenda di kalangan para pendekar dan kultivator di dunia fana ini.

Saladhina Olivia pada awalnya mampu menghindarkan diri dari para lelaki yang mengejarnya dengan tingkat kultivasi dan kekuatan mata batin yang dimilikinya.

Lagi pula, di alam para mortal dimana hukum dan ketertiban masih berlaku, Saladhina Olivia dapat dengan mudah mencari tempat berlindung di tengah kumpulan masyarakat sehingga para pendekar dan kultivator yang memiliki niatan tertentu kepada sang gadis harus menahan diri mereka masing - masing.

Namun, ketika sang gadis memasuki Padang Harta untuk mencari peruntungannya, maka tak pelak pula para pendekar dan kultivator yang selalu memata - matai, atau lebih tepatnya, menguntit setiap gerak - gerik sang gadis pun ikut masuk mengejar Saladhina Olivia memasuki Padang Harta.

Dan di tempat dimana hukum - hukum dan norma - norma yang berlaku di masyarakat tidak bisa diterapkan karena tidak adanya aparat penegak hukum, maka hukum rimba lah yang berlaku.

Saladhina Olivia kini menjadi sasaran pengejaran dari para pendekar dan kultivator yang sudah begitu berhasrat akan dirinya.

Namun Saladhina Olivia yang sudah memprediksi hal ini dengan tenang terus maju berlari menghindari para kultivator dan pendekar yang mengejar dirinya.

Saladhina Olivia memasuki Padang Harta ini karena sang gadis mendapatkan sebuah ramalan yang aneh melalui mata batinnya.

Saladhina Olivia merasakan kalau hidupnya akan berubah total jika dirinya memasuki Padang Harta di saat sekarang ini.

Saladhina Olivia merasakan kalau ada seuntai benang merah yang seolah sedang menarik hatinya untuk pergi ke suatu tempat.

"Apakah akhirnya aku akan segera bertemu dengan jodohku?" Hal itu lah yang saat ini sedang dipikirkan oleh Saladhina Olivia yang hatinnya sedang berdegup kencang penuh rasa pengharapan sambil melesat berlari menghindari para lelaki yang mengejar - ngejar dirinya.

Karena pikiran seperti itu lah, maka Saladhina Olivia saat ini berdandan seperti seorang penari yang mengenakan pakaian minim yang terlihat begitu seksi menggoda hasrat setiap insan yang melihatnya.

[Catatan Penulis: Gambar Ilustrasi dari Saladhina Olivia yang mengenakan Busana Penari bisa dilihat di kolom komentar dari chapter ini. Jangan lupa juga para Pembaca untuk kasi like yang banyak biar gambarnya tetap ada di paling atas~ ;) ]

Tubuhnya yang indah dengan segala lekak - lekuknya yang membangkitkan hasrat dan kulit sang gadis yang putih dan terlihat begitu mulus menggoda terbalut dengan pakaian minim yang semakin menambah keseksian yang dimiliki oleh sang gadis.

Dengan penampilan dirinya yang begitu sexy bagaikan seorang penari surgawi yang baru turun dari kahyangan, Saladhina Olivia dengan mulus melesat dengan cepat meninggalkan para pengejarnya.

Hingga akhirnya Saladhina Olivia telah tiba di sebuah tempat yang bersih dari rerumputan sekitarnya yang telah tumbuh hingga setinggi orang dewasa.

Di tempat tersebut, Saladhina Olivia bertemu dengan tiga orang wanita yang terlihat seperti telah menunggui kedatangan sang gadis dan para pengejarnya.

Dengan pedang yang terhunus di tangan mereka masing - masing, dan posisi para wanita tersebut yang berada dalam kuda - kuda penuh kesiapan, Saladhina Olivia malah merasakan sensasi keakraban seperti seorang yang telah bertemu kawan lama atau kerabat jauh.

Maka tahu lah Saladhina Olivia, bahwa kini sang gadis telah sampai ke tempat yang dia tuju....

Next chapter