webnovel

Malam Pertama Mereka Bertiga XIV

Piakk Piak Piakk!

"Akh... Ahh... Ahh... Ranata.... Ranata....! Akh .... Ahh.... Ahhh...!"

Suara becek selangkangan Vivadhi Ranata yang beradu dengan selangkangan milik Myradhia Chikane yang basah bergetar menggema memenuhi seisi ruangan, ditambah dengan suara erangan nakal dan desahan panas yang keluar dari bibir manis sang wanita yang baru saja kehilangan kegadisannya tersebut, sambil seskali menyebut – nyebut nama sang lelaki di tengah – tengah nafasnya yang memburu, membuat suasana kamar tidur sang lelaki menjadi penuh dengan atmosfer yang sarat akan muatan sensasi sensual nan erotis.

Vivadhi Ranata dengan perlahan – lahan membangkitkan dirinya yang masih menempel berpeluk - pelukan dengan tubuh bugil nan indah milik Myradhia Chikane yang terbaring menggeliat – geliat menahan nikmat dalam belitan penuh cinta sang lelaki di atas ranjang .

Dengan perlahan – lahan sang lelaki bangkit hingga kini dirinya mengambil posisi setengah bersimpuh dengan kedua kakinya yang terlipat menahan tubuhnya di atas ranjang, sementara selangkangan nya masih tetap menempel dengan selangkangan Myradhia Chikane yang masih terbaring dengan kedua belah kakinya yang terbuka mengapit pinggul sang lelaki di kiri dan kanannya.

Dengan posisi tubuhnya yang kini telah mantap, Vivadhi Ranata pun dengan perlahan – lahan menaikkan ritme sodokan dan tarikan pinggulnya, mendorong maju dan menarik mundur batang tombak pusak miliknya yang panas dan berkedut – kedut tersebut untuk keluar – masuk dengan semakin giat menggempur liang cinta Myradhia Chikane dengan irama yang semakin dan semakin intens meninggi.

Dengan kedua tangan sang lelaki yang memegangi kedua belah kaki putih nan mulus milik Myradhia Chikane, Vivadhi Ranata terus menggenjot tubuh bugil telanjang bulat milik sang wanita yang terhampar di hadapan mata dengan segala keindahan yang dimiliki oleh dirinya.

Vivadhi Ranata yang begitu menikmati pemandangan indah yang tersuguhkan di depan matanya ini pun tak pelak memandangi setiap lekak – lekuk keindahan tubuh sang wanita yang terlihat jelas masih berada dalam masa pertumbuhannya dan masih bisa tumbuh menjadi semakin cantik dan dewasa seiring dengan berjalannya sang waktu tersebut.

Dengan semakin bersemangat sang lelaki pun menggenjot liang cinta milik Myradhia Chikane.

Sebagai balasannya, Myradhia Chikane pun juga dengan sepenuh tenaga mencengkeram dan meremas – remas batang tombak pusaka milik Vivadhi Ranata yang kini telah menerobos masuk dan menghujam ke bagian paling dalam dari lubang kenikmatan sang wanita dengan segala apa yang dimiliki oleh dirinya tersebut.

Sensasi cengkeraman, pijatan dan remasan – remasan kuat yang dihasilkan oleh segenap bagian dari dalam lubang cinta milik Myradhia Chikane yang seolah – olah sedang ingin memerah dan memeras setiap tetes isi muatan yang tersimpan di dalam batang tombak pusaka milik Vivadhi Ranata pun memberikan sensasi nikmat tak tertahankan bagi sang lelaki yang sedang menggenjot selangkangan mereka kini.

Betapa nikmatnya lubang cinta milik Myradhia Chikane yang begitu sempit, ketat dan kencang mencengkeram membuat batang tombak pusaka milik sang lelaki yang memberontak berkedut – kedut dengan liar di dalam liang kenikmatan tersebut menjadi semakin besar, keras dan panas.

Baik Vivadhi Ranata mau pun Myradhia Chikane sangat lah menikmati hubungan intim yang sedang mereka lakukan saat ini, serasa seluruh dunia kini hanya menjadi kedua insan berbeda kelamin tersebut.

"Ah... Akhirnya..., Ah..., aku bisa bercinta dengan tuan juga.... Ah... Ah.. Ahhh... Aku sudah ... Ahh... menunggu hal ini sejak lama.... Akh... ah, ahh..., sejak sedari tadi.., akh ah... aku melihat diri tuan... Ah ah Ahhh... dengan Kiseki... Akh... melakukan itu.. Ah ah...." Myradhia Chikane dengan nafasnya yang terpatah – patah di gempur oleh rasa nikmat yang luar biasa yang dihasilkan oleh genjotan penuh cinta dan nafsu dari sang lelaki yang dengan tanpa henti dan tiada mengenal kata lelah menusuk bagian paling pribadi dari tubuhnya dengan tombak asmara milik sang lelaki tanpa sadar telah membocorkan isi hati dan perasaannya pada sang lelaki.

"Akhirnya aku menjadi satu juga dengan Ranata..." Lalu dengan satu tatapan mata yang panjang dan penuh rasa cinta, Myradhia Chikane mengulurkan tangannya ke depan, mendekap ke dada bidang milik Vivadhi Ranata, sebelum memeluk punggung sang lelaki dan membawa tubuhnya yang terlihat begitu muda dan atletis semakin dekat dengan tubuh indah sang gadis yang bergetar dengan penuh kenikmatan digempur oleh genjotan pinggul sang lelaki.

"Maaf..., aku tak bisa menahan diriku lagi... Aaaakkkhhhhhh....!!!!!!" Lalu dengan satu lengkingan dengan nada yang panjang dan meninggi, Myradhia Chikane yang dengan perlahan menutup matanya meminta maaf pada Vivadhi Ranata karena sudah tak sanggup lagi menahan nikmat dan kembali mengalami orgasme, mendahului sang lelaki yang masih menggenjot sekujur tubuh sang wanita yang tersentak membusur ke atas sambil memuncratkan nektar cinta dari lubang kenikmatannya yang semakin kuat mencekik dan mencengkeram batang tombak pusaka milik Vivadhi Ranata yang terjebak di dalamnya.

Vivadhi Ranata membiarkan saja tubuh indah milik Myradhia Chikane yang menegang bergetar dengan penuh gairah di saat sang wanita meraih klimaks orgasme seksualnya tersebut untuk mengeliat - geliat dengan sepenuh hati dan sepuas hasratnya melampiaskan segala kenikmatan seksual yang sedang melanda segenap raga dan jiwa sang wanita.

Myradhia Chikane dengan selangkangannya yang mengangkang terbuka lebar bergetar hebat penuh gelora gairah sambil memuncratkan cairan hangat nektar cinta miliknya yang menyembur dengan deras keluar bagaikan pancuran air mancur pegunungan yang mengairi lekak – lekuk lembah selangkangan sang wanita yang telah menjadi begitu becek hingga membanjir membasahi sprei kasur yang berada di bawah tubuhnya.

Setelah klimaks orgasme yang dialami oleh Myradhia Chikane menjadi sedikit mereda, dan tubuh sang wanita tidak bergetar sehebat dan sepanas sebelumnya, maka barulah Vivadhi Ranata kembali melanjutan genjotan pinggulnya, menggempur liang cinta Myradhia Chikane yang masih begitu sensitif setelah baru saja meraih puncak kenikmatan seksual dengan tombak pusaka sang lelaki yang dengan penuh keperkasaan keluar – masuk dan menghujam hingga ke bagian terdalam area pribadi sang gadis.

Myradhia Chikane yang baru saja kembali dari langit ketujuh setelah terbawa dalam puncak kebahagiaan sorang wanita sejati pun kembali hanyut terhempas dalam gelombang – gelombang kenikmatan yang dengan tiada ampun menghantam dan menggempur segenap jiwa dan raganya.

Vivadhi Ranata yang kini dengan penuh semangat nafsu birahi dengan penuh gairah menyodok – nyodok liang cinta Myradhia Chikane untuk mengejar puncak kenikmatan yang belum diraih oleh dirinya sendiri.

Dan akhirnya, tak berapa lama kemudian, setelah Myradhia Chikane dengan susah payah berusaha sekuat tenaganya untuk menahan nikmat sensual penuh gairah yang diberikan oleh Vivadhi Ranata agar sang wanita dapat menikmati puncak kenikmatan birahi bersama dengan sang lelaki yang telah menundukkan segenap jiwa dan raganya dalam permainan cinta yang begitu luar biasa di atas ranjang....

Myradhia Chikane bersama dengan Vivadhi Ranata akhirnya meraih puncak kenikmatan seksual mereka secara bersama – sama, mengirimkan kedua insan yang telah bersatu tubuh dan jiwanya tersebut ke dalam puncak kebahagiaan duniawi....

Next chapter