webnovel

Malam Pertama Mereka Bertiga III

Cukup lama waktu berselang, hingga akhirnya Faladhina Kiseki merasa sedikit lelah setelah melakukan servis blow job kepada Vivadhi Ranata selama hampir tiga puluh menit.

Sang gadis menghentikan servis nya dan mengernyitkan keningnya.

Dilihatnya pilar panas milik sang lelaki yang masih tegak berdiri dengan penuh keperkasaan, yang berkedut – kedut dengan penuh gairah dengan permukaannya yang telah terlihat begitu licin berkilauan dilapisi oleh air liur sang gadis.

"Sudah selama ini tapi dia belum muncrat – muncrat juga.... Apa pesona ku sebagai seorang wanita masih kurang yah..." Pikir Faladhina Kiseki di dalam batinnya.

"Aduh...., aku mesti ngapain yah.... tanggung nih kalau dia gak muncrat...." Faladhina Kiseki membatin di dalam hatinya sambil berpikir dan melihat sekeliling, hingga akhirnya pandangan matanya jatuh kepada Myradhia Chikane yang entah sejak kapan telah ikut menanggalkan pakaian yang tadi masih dikenakan oleh nya dan kini sudah turut bertelanjang ria bersama dengan dua sejoli yang sedang berada di atas ranjang.

Faladhina Kiseki juga tak melewatkan sebuah detail yang tidak mungkin akan bisa terlewatkan oleh siapa pun yang melihat tubuh pristine milik sang gadis yang sedang duduk menonton aksi panas Faladhina Kiseki dan Vivadhi Ranata tersebut.

"Ah!? Dia gak ngapa – ngapain, tapi kok selangkangannya gak kalah basah nya dengan punya saya!?" Pekik Faladhina Kiseki dalam hati, tapi tentu tak butuh lama bagi sang gadis dengan otaknya yang sangat cemerlang untuk mendapatkan jawabannya.

Akhirnya dengan senyum manis tersungging di bibirnya, Faladhina Kiseki melambaikan tangannya untuk memanggil Myradhia Chikane untuk datang menghampiri dirinya.

Dan Myradhia Chikane yang sedang menonton mereka pun menurut saja dan dalam sekejap telah tiba di hadapan Faladhina Kiseki yang sedang berada di selangkangan Vivadhi Ranata.

Faladhina Kiseki lalu berbisik di telinga Myradhia Chikane, "Kamu pasti dari tadi udah kepengen juga kan? Mau bantu aku gak? Ayo kita keroyok benda ini sampai dia muncrat." Sambil membisikkan hal yang sangat vulgar itu ke telinga seorang gadis yang lebih muda satu hari saja darinya, Faladhina Kiseki memegangi batang instrumen vital milik sang lelaki sambil mengocok – ngocoknya dengan gerakan yang terlihat sangat nakal bagaikan seorang lonte profesional yang sedang asyik memainkan barang langganannya.

Paras ayu nan manis milik Myradhia Chikane kontan saja memerah ketika dirinya mendengar apa yang baru saja dibisikkan oleh Faladhina Kiseki di telinganya.

Tapi ketika sang gadis melihat betapa majestiknya instrumen vital milik Vivadhi Ranata, maka seketika itu juga semua rasa ragu di dalam dirinya menghilang dan sang gadis seolah merasa terpanggil jiwanya untuk ikut melakukan hal yang baru saja dipraktekkan oleh Faladhina Kiseki.

Akhirnya dengan resolusi hati yang mantap, Myradhia Chikane pun mulai mendekatkan wajahnya menghadap batang kenikmatan sang lelaki yang terlihat begitu besar dan keras setelah diamatinya dari dekat.

Melihat hal ini, Faladhina Kiseki dengan penuh perhatian pun segera menyingkir ke samping dan memberikan ruang privasi yang cukup kepada Myradhia Chikane untuk bebas melakukan apa pun yang dia sukai.

Dengan segera, Myradhia Chikane pun menirukan segala apa yang sudah dilakukan oleh Faladhina Kiseki sebelumnya.

Dengan tatapan mata yang penuh perhatian dengan bara api nafsu terbersit di dalamnya, sang gadis pun mulai mendaratkan ciuman – ciuman penuh hasrat di sekujur batang kenikmatan milik Vivadhi Ranata.

Dan kedua belah tangan sang gadis yang begitu mulus pun juga turut memainkan instrumen kenikmatan milik sang lelaki dengan lincah dan penuh kelihaian menciptakan kombinasi permainan tangan, mulut dan lidah yang begitu sexcellent.

Ketika bibir Myradhia Chikane dengan begitu antusias mengecup dan menciumi segenap batangan panas Vivadhi Ranata, kedua tangan sang gadis dengan penuh ketangkasan mempermainkan kantung harta karun berisikan dua buah mutiara emas milik sang lelaki, membuat Vivadhi Ranata merasakan kenikmatan yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya.

Betapa Kreatifnya!

Sungguh tinggi sekali tingkat Kecerdasan Seksual gadis yang terlihat lebih muda dan lebih polos daripada Faladhina Kiseki ini!

Bahkan bekas istrinya sendiri saja, yang selama tiga puluh sembilan tahun telah tidur seranjang dengan sang lelaki tidak pernah satu kali pun melakukan hal seperti ini.

Vivadhi Ranata pun kembali tenggelam ditelan gelombang kenikmatan yang begitu luar biasa ketika kali ini giliran organ vitalnya yang dipermainkan dengan penuh antusias oleh seorang gadis yang jauh, jauuuhhh lebih muda daripada dirinya (well, secara teknis, umurnya baru beberapa jam sejak Myradhia Chikane diciptakan dari air bekas celupan Goddess Chikane).

Bahkan Faladhina Kiseki pun juga ikut merasa takjub penuh kekaguman melihat permainan teknik penuh nafsu yang dilancarkan oleh Myradhia Chikane.

Sementara Faladhina Kiseki sibuk merenung untuk memperbaiki teknik seksualnya agar dapat mengimbangi Myradhia Chikane, Vivadhi Ranata kini asyik menikmati sensasi sensual yang sangat luar biasa yang diberikan oleh sang gadis yang saat ini sedang berganti posisi dengan menghisap kantung harta karun berisi dua butir bola emasnya sambil mengocok – ngocok batang panas yang telah menjadi begitu licin karena telah dilumasi oleh air liur kedua orang gadis yang berada di atas ranjangnya.

Faladhina Kiseki menahan air liurnya sendiri ketika sang gadis melihat permainan panas penuh hasrat nafsu di antara mereka berdua.

Kini dirinya mengerti betul seperti apa rasanya menonton tayangan panas di hadapan matanya sendiri sementara sang gadis hanya memperhatikan dan duduk di samping.

Sedikit rasa bersalah terhadap Myradhia Chikane dengan perlahan – lahan merayapi hati Faladhina Kiseki yang masih begitu murni dan penuh ketulusan.

Akhirnya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan, Faladhina Kiseki pun dengan perlahan - lahan lalu mendekati tubuh Myradhia Chikane yang sedang memberikan servis oral yang mampu membuat para lonte se - jagat menutup muka mereka karena rasa minder dan malu.

Dengan penuh rasa cinta sebagai sesama saudari yang telah memilih untuk mengabdikan diri mereka pada satu orang laki - laki yang sama, Faladhina Kiseki memeluk tubuh lembut berbalut kulit putih mulus nan halus milik Myradhia Chikane dari belakang dan dikecupnya leher sang gadis dengan penuh rasa kasih sayang.

Pelukan lembut dan kecupan hangat penuh kasih sayang yang diberikan oleh Faladhina Kiseki pun tak ayal lagi membuat tubuh gemulai milik Myradhia Chikane untuk bergetar dengan penuh kenikmatan hingga seolah seluruh tulang punggungnya kini telah meleleh oleh sensasi nikmat yang muncul sebagai hasil dari ciuman Faladhina Kiseki di lehernya yang hangat dan lembut.

Bahkan Vivadhi Ranata yang tadinya sedang terombang – ambing dihantam oleh gelombang kenikmatan yang dihasilkan oleh permainan penuh nafsu Myradhia Chikane kini juga telah ikut terbelalak matanya menyaksikan tontonan manis - manis hangat penuh akan semerbak aroma bunga lili yang tersaji di hadapan matanya saat ini.

Batang kelaminnya yang telah begitu panas dan berkedut – kedut dengan liarnya tiba – tiba saja langsung menghunus tegak dengan keras, menampar dagu dan pipi milik Myradhia Chikane dan membuat wajah sang gadis yang sedang begitu khidmatnya memberi kan servis oral kaget hingga tersentak ke belakang....

Next chapter