Inori bertepuk tangan sangat terbuka saat ini, "Itu sangat menakjubkan! Sayang sekali Arthur-sama tidak membuka NP miliknya juga, jika tidak, itu akan meledak !!!"
"Inori, kau harus tahu persyaratan Noble Phantasm milikku bukan? Melawan Mephisto dan Faust, paling banyak hanya empat segel yang terangkat."
Arthur dengan serius mengingatkan lagi, "Selain itu, Master masih belum memberiku perintah dan tidak mungkin aku akan menarik Mananya dengan rakus."
Arthur benar-benar tidak bisa berkata-kata pada Inori, tapi bagaimanapun, dia juga tahu bahwa gadis itu masihlah gadis kecil, jadi tidak perlu memusingkannya.
Disaat yang sama, pikirannya mengingat Noble Phantasm tadi, dan dia sangat kagum dengan dirinya yang lain.
Dia, meskipun dia tidak terlalu mengerti kenapa gadis ini menjadi sangat keras kepala dan tidak mau melepaskan ide untuk mengubah sejarah di saat awal...
Tapi Arthur masih harus mengakui satu hal, Raja Arthur masihlah Raja Arthur!
Dan menurutnya, Artoria bahkan lebih suci dibanding Saint yang dia kenal dulunya semasa dia hidup.
Artoria juga menatap mata Arthur, dan dua pupil hijau itu saling berpapasan sebelum akhirnya sebuah langkah kaki terdengar dibelakang.
Artoria, Arthur, Inori dan juga Irisviel menoleh kebelakang, dimana disana mereka menemukan sosok Kiritsugu yang memegang senjata di tangannya.
"Kiritsugu..."
Inori mengerutkan keningnya tidak nyaman, tapi Kiritsugu hanya mengulurkan tangannya ke Irisviel dan berkata: "Apakah kau masih bisa berjalan?"
"Ya, hanya saja....Itu..."
"...Ahhh, aku tahu." Mata Kiritsugu sedikit rumit saat ini, tapi memikirkan cita-citanya, dia hanya bisa menarik Irisviel ke pelukannya.
Inori tidak melawan dan membiarkan sang suami mengambil sang istri, dimana pada saat ini, Kiritsugu mengangkat Nyonyaku ke pelukan putri dan berjalan pergi meninggalkan yang lain.
"Tunggu Master! Kemana kau akan membawa Irisviel?!" Rajaku tiba-tiba bertanya dan menaham Kiritsugu.
Kiritsugu menarik nafas dalam-dalam dan berkata, "Saber, kau harus tahu siapa sebenarnya Irisviel itu setelah pertarungan tadi."
"Lancer, Assassin, Caster, dan Berserker. Dari tujuh Servant, hanya terisa Archer, Rider, dan Saber..."
"Lalu kemana empat roh itu? Kenapa Irisviel merasa lemah bahkan jika Avalon ada di tubuhnya?"
Kiritsugu berhenti sejenak dan akhirnya memuntahkan kalimat, "Karena itu akan muncul."
"...Tidak mungkin?! Apakah itu yang akan terjadi sekarang. Lalu Irisviel, dia..."
Inori menarik tangan Saber pada saat ini dan menggelengkan kepalanya, "Saber, dibandingkan kau menanyakan itu, bukankah lebih baik kau menanyakan...Apakah Irisviel puas dengan kehidupannya yang singkat ini?"
"Hehe... Minamoto Inori, kan? Sungguh gadis kecil yang lucu~" kata-kata Irisviel yang lembut membuat Inori mengerucutkan bibirnya tidak nyaman.
Menurut segi usia, jelas dia lebih tua !!!
Tapi Irisviel masih membuka mulutnya, "Jangan khawatir Saber, meski ini kehidupan yang singkat, tapi demi Kiritsugu, aku rela menyerahkan hidupku untuknya."
"Lagipula, aku adalah istrinya bagaimanapun~"
Irisviel membalikkan kepalanya menatap Rajaku, dan disana dia menunjukkan senyuman yang sangat indah kepadanya.
Pupil Artoria bergetar, dan hanya ada satu kata yang muncul dari mulutnya: "Irisviel..."
"Saber, kau ikuti aku dan menjaga daerah sekitar itu nantinya....sementara aku, akan menjaga Irisviel sampai saat terakhirnya. Disaat yang sama, kau juga harus tahu Arthur itu...masihlah musuh kami bukan?"
Arthur menatap Kiritsugu dengan kerutan di keningnya. Dia tidak terlalu suka orang ini.
Tapi pada saat ini, dia mengabaikan Kiritsugu dan lebih memilih untuk mengangkat kepalanya. Disana, dia melihat ke arah pertempuran dua Vimana di atas kepalanya dengan kemilau emas yang indah!
Inori juga melihat ini, dan rasa sakit menerkam hati kecilnya karena satu hal...
"Gilgamesh masih hidup, artinya Archer...telah pergi."
"... Begitukah." Arthur sedikit tertekan melihat Inori yang biasanya ceria, sekarang menjadi seperti ini.
Dia berjalan mendekat ke arahnya, lalu dia dengan lembut membenamkan kepala kecilnya ke dadanya dengan satu tangannya, meskipun itu secara langsung mengenai baju besi Arthur ketimbang dadanya.
Inori tidak mempedulikan ini, dia tanpa sadar menarik baju Arthur dan menggenggamnya erat, sembari dia berusaha menahan air mata yang akan keluar.
"Tidak apa-apa Inori, aku yakin, Archer telah melakukan yang terbaik. Jangan menangisi kepergiannya, itu hanya akan membuatnya ternodai."
"Meskipun begitu, aku masih..."
Arthur menghela nafas dan terus menghibur Inori, dan ini diperhatikan oleh Rajaku yang merasa iri dengan perlakuan Master – Servant yang menurutnya indah ini.
Meski dia tahu Inori bukanlah Master asli Arthur, dimana Master asli Arthur adalah Kakak Laki-lakinya...
Tapi bagi seorang Kakak Laki-laki yang berani memberikan perlindungan ekstra kepada adik perempuannya, dan adik perempuannya yang mampu menarik kesan mendalam pada Servant Kakaknya...
Betul, Artoria sangat mengangumi Kakak Beradik ini, dan dia juga sedikit iri dengan hubungan Saudara seperti ini.
Dua rasa iri, ini mungkin kali pertama dia merasakan hal seperti ini semenjak dia menarik Pedang Di Atas Batu itu.
"Saber!"
Teriakan Kiritsugu terdengar lagi, dan setelah menggertakkan giginya, Saber pergi meninggalkan pasangan disana.
Arthur melihat kepergian Saber, dan dia hanya bisa menggelengkan kepalanya atas apa yang dilakukan Saber.
Dia melihat cerminan dirinya dulu pada Saber, tapi dibandingkan dengan Saber, dia berani melawan Masternya dan menjungjung tinggi apa yang memang perlu dia lakukan.
Inilah perbedaan diantara Dua Raja Arthur ini!
"Ne, Arthur."
"Hm? Ada apa Inori?"
Inori menjauh dari Arthur, mengelap air matanya, lalu dengan tegas dia berkata: "Aku tidak mau mengubah nasib "indah" Irisviel karena itu yang dia inginkan..."
"Tapi bukan berarti kita sudah menyerah! Sebelum itu, kita pergi, bantu Onii-sama untuk mengalahkan Gilgamesh dan balas dendam Archer !!!!"
"Berani membunuh Grand Chef Chaldea, jika ini diketahui "Harem" Chef, Gilgamesh akan mati ratusan kali !!!!"