"Tohsaka Tokiomi !!!"
"Kau, sudah begitu banyak berubah, Matou Kariya?"
Dua orang ini saling memandang di atas bangunan itu, dimana saat ini Kariya sudah membuka hoodienya sedangkan Tokiomi sedang menyiapkan tongkat permatanya.
Pada saat itu, Tokiomi bertanya lebih dulu: "Kau yang sudah meninggalkan jalan sihir, namun masih dipanggil oleh Holy Grail...."
"Tingkah lakumu yang seperti ini, itu sudah sangat memalukan dan itu akan mencerminkan kebobrokan keluarga Matou."
"...Hmhmhm...." Kariya anehnya tertawa pada saat ini, "Kalau begitu katakan, jika benar keluarga itu busuk, tapi kenapa kau masih membiarkan Sakura diadopsi oleh Keluarga Matou!" Kariya benar-benar marah saat mengatakan ini.
Menurutnya, tidak ada yang lebih tahu tentang keluarga "vampir" ini lebih baik dari dirinya sendiri!
Karena itulah dia sangat marah dengan keputusan Tokiomi!
"Nani? Dari semua hal, kenapa kau harus menanyakan ini?"
"Jawab aku, Tokiomi!"
Tokiomi diam sejenak sebelum akhirnya dia dengan tenang mengatakan, "Tidak ada yang perlu kubicarakan."
"Aku hanya ingin para putriku memiliki masa depan yang cerah!"
"Apa katamu?! ..." Kariya benar-benar terkejut dengan alasan ini.
Tapi Tokiomi masih melanjutkan, "Setiap penyihir yang memiliki dua keturunan, mereka akan menghadapi dilema yang menyakitkan."
"Dalam setiap sejarah, hanya satu anak saja yang bisa menjadi pewaris rahasia keluarga Penyihir ini..."
"Ini mengartikan, seorang lagi...dia hanya bisa turun untuk menjadi «Gelandangan», seperti kau, Matou Kariya."
"Hah? ...." Mata Kariya melebar saat dia mengingat dua gadis kecil dari Rin dan Sakura, "Kau mengatakan hal seperti itu, gelandangan..."
"Apa, apakah kau bahkan tidak paham ini? Itu juga benar, bagaimanapun kau bukanlah penyihir sebelum kau memutuskan untuk masuk dalam perang ini."
Tokiomi meletakkan kedua tangannya di atas permata di tongkatnya dan berkata, "Penyihir itu, adalah seseorang yang terlahir dengan kekuatan, dan mereka suatu hari nanti juga akan memperoleh kekuatan yang jauh lebih besar lagi!"
"Itulah makna sebenarnya dari seorang keturunan Penyihir."
"Kau!..."
Kariya benar-benar marah saat mendengar ini, baginya, apa yang dikeluarkan dari mulut Tokiomi hanyalah omong kosong belaka!
Dia hanya bisa tahu bahwa Tokiomi, dia hanya ingin membuat kedua Kakak Beradik itu saling bertarung dengan apa yang dimaksud "Peluang" di Penyihir sialan itu!
Apa maksudmu dengan tanggung jawab?
Omong kosong!
Apakah itu artinya seorang putri yang sesungguhnya bagimu?!
Hanya alat untuk mewujudkan keinginanmu akan angan-angan sia-sia dan bodoh itu di kalangan Penyihir?!
Hanya demi itu?!
Kariya menjambak rambut putihnya saat ini, tapi pada saat ini, dia melihat sesuatu dibelakang Tokiomi...
Blush...
"Blurgghh..."
Tokiomi melihat kebawah, dimana disana, sebuah pedang emas menembus dadanya dan darah merah keluar dari sana menodai pakaiannya yang juga didominnasi warna merah...
Disaat yang sama, Hayate membuka Topi Hades miliknya sehingga sosoknya terlihat, dimana dengan kosong dia menarik pedang emas dari dada Tokiomi.
"Ini aneh, kali pertama aku membunuh manusia asli...Aku tidak merasakan sedikitpun rasa bersalah."
Hayate mengangkat kepalanya dan menatap mata kotor Tokiomi, "Kurasa, dosamu dan perilakumu sendiri yang membuat rasa bersalah ini menghilang?"
"Guah! Kau?! Bagaimana kau bisa berada dibelakangku?!"
Tokiomi menjauh sembari darah di dadanya membuat jejak di beton dibawah kakinya.
Hayate menghela nafas dan malah berkata, "Penyihir dan harga dirinya, kau adalah Penyihir, dan Kariya adalah "Manusia Biasa"...Jika dilihat dari sudut pandang kalian masing-masing, tidak akan ada jalan keluar."
"Tapi aku yang berada di tengah kalian jelas mengerti lebih jelas dari kalian, para munafik sekalian."
Hayate tidak mau menjelaskan lebih jauh, dia pada awalnya adalah Manusia Biasa, lalu dia dan tiga ribu orang lainnya tiba-tiba dipaksa melintas dan menjadi Penyihir...
Hampir sama seperti Kariya, tapi juga berbeda.
Jadi disana, Hayate menunjuk Tokiomi tapi tatapannya tertuju pada Kariya: "Aku sudah memberikan Assist, selanjutnya adalah giliranmu, apakah itu sepadan?"
"Sudah cukup !!!" Kariya tersenyum sakit-sakitan dengan penuh semangat, dan tiba-tiba ratusan serangga terbang besar muncul disekitar Kariya sekarang!
"Saa Tokiomi! Apakah kau suka pemakaman yang akan kubuatkan untukmu? Ini adalah pemakamanmu terburuk karena membiarkan Sakura menjadi seperti itu !!!!–"
"Para Serangga! Telan dan bunuh Tokiomi !!!"
Wung! Wung! Wung! ....
Tokiomi mengeluarkan permata hijau dari sakunya dan itu langsung hancur menjadi berkas hijau ke dadanya.
Hayate hanya diam, tapi satu riak tiba-tiba muncul disamping Tokiomi dan sebuah kapak langsung terbang menancap lagi ke tubuh Tokiomi!
"Dasar, pengecut! Dan serangan ini...Gilgamesh..."
Kariya: "Mati !!!!–"
Booooooom!
Seranggga-serangga itu meledak, tapi Hayate tahu Tokiomi belum mati, karena Sistem FGO belum memberikan notif.
Meskipun itu hanya assist, tapi itu masih dihitung dia yang membunuh oke?
Pada akhirnya Hayate berbalik dan pedang emas di tangannya tertuju pada bagian belakang pintu atap disana.
"Keluar, Kotomine Kirei."
Kirei yang diam-diam mengintip terkejut, tapi segera dia menyesuaikan emosinya dan membuka pintu sambil memegang enam pisau ceremonial khas Templar Church.
Melihat ini, Hayate diam-diam mengingat karakter game di "Basara 2", namanya Masamune Date...
Yah, meskipun yang dia pegang bukan lagi pisau dan itu adalah katana asli!
Remaja itu menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pemikiran itu dan akhirnya dia menatap Pendeta Mapo didepannya.
Masih sangat muda dan ototnya yang ada di route HF belum muncul...
Tapi tekanan dari tubuhnya, bagi dirinya yang juga berlatih dibawah Shishou dapat merasakannya dengan jelas!
Berbeda dengan Tokiomi yang berfokus pada jalur Mage jika di game, sosok di depannya, selain seorang Fighter, juga seorang Mage!
Profesi ganda!
Setelah menarik nafas dalam-dalam, dia melangkahkan kakinya dan berkata: "Kita pergi dari sini, daerah disini sudah penuh bagi keduanya."
Kirei diam saat Hayate melewatinya, dan setelah diam-diam melihat kedepan dimana ada pertarungan antara Tokiomi dan Kariya...
Dia akhirnya mengikuti Hayate.
Hayate menoleh kesamping untuk melihat Kirei, dan disana dia berkata: "Panggil Hassan, jika tidak, kau mati."
Kirei: "....Aku tidak mudah mati, Shounen."