"Tangannya bisa diam?" tanya Rere ketus ketika mereka selesai melakukan pemotretan.
"Tidak bisa. Entah kenapa tangan ini ingin selalu menyentuh kamu."
"Modus."
Dino berkacak pinggang. Menatap Rere lalu tersenyum. Rere pun sadar dengan tindakan Dino.
"Kenapa senyum-senyum? Ada yang lucu?" Entah kenapa bawaan Rere marah ketika bertemu Dino. Sakit hati itu masih ada meski Dino sudah meminta maaf atas kekeliruannya.
"Senyum itu ibadah." Dino kembali tersenyum hingga membuat Rere sebal.
"Jangan sok bijaksana."
"Kamu masih marah?"
"Menurutmu?"
Tia geleng-geleng kepala melihat perdebatan Rere dan Dino. Tia tidak mau ikut campur karena keduanya sudah dewasa. Tia pun yakin jika Dino mampu mengatasi Rere. Tia menyibukkan diri dengan membantu MUA dan fotografer beres-beres.
"Re. Sekali lagi aku minta maaf," ucap Dino pelan dengan wajah memelas. Dino tidak bisa bicara keras dengan Rere. Ia sudah mengenal watak wanita yang telah melahirkan anaknya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com